Rp13 Miliar Dialokasikan untuk Penanganan Sampah di Kota Tasikmalaya, DLH: Menurun dari Tahun Lalu
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya mengaku kekurangan anggaran untuk mengelola penanganan sampah.
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya mengaku kekurangan anggaran untuk mengelola penanganan sampah.
DLH Kota Tasikmalaya menerima Rp34 miliar untuk mengelola lingkungan hidup dan sebesar Rp13 miliar dialokasikan untuk biaya pengelolaan sampah, mulai dari biaya tenaga petugas kebersihan hingga pemeliharaan kendaraan operasional.
“Tahun ini (red: 2024), untuk penanganan kebersihan hanya Rp13 miliar. Itu menurun dari tahun lalu (red: 2023). Total keseluruhan untuk DLH sendiri hanya Rp 34 miliar,” ujar Kepala Dinas (Kadis) LH, Deni Diyana pada Kamis (29/2/2024).
Menurut Deni, total anggaran di tahun ini tidak akan cukup untuk membiayai Sumber Daya Manusia (SDM) serta pemeliharaan kendaraan operasional.
“Bahan bakar minyak (BBM) kendaraan operasional (red: truk sampah) kami hanya cukup sampai bulan September 2024 mendatang, karena tahun ini anggaran kami dipangkas. Tahun ini anggaran kami dikurangi dari tahun lalu, padahal anggaran itu minimal untuk operasional saja,” jelasnya.
Baca juga: Buntut 3 Warga Tasik Tewas Akibat Tenggak Miras Oplosan, Polres Tasikmalaya Gelar Operasi
Deni berharap, sebelum September 2024 mendatang akan ada perubahan anggaran dan ada penambahan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.
“Pemeliharaan kendaraan operasional tidak sampai Rp1 miliar ya, karena ‘kan sebagian kondisi sarana armada kami sudah uzur dan tua. Sering rusak dan mogok, otomatis pemeliharaan lebih tinggi, sedangkan anggaran tidak cukup,” kata Deni menjelaskan.
Dengan demikian, tambah Deni, pihaknya harus memaksakan kondisi truk sampah yang sudah usang untuk kerja keras.
Baca juga: Hasil Penghitungan Suara Caleg DPRD Kota Tasikmalaya Dapil Kota Tasikmalaya 1, Ada Riko Restu Wijaya
“Akhirnya, ya kami kadang paksakan dengan kondisi seperti itu. Harusnya oli ganti sebulan dua kali karena mobilitasnya tinggi. Kadang dua atau tiga bulan baru ganti,” paparnya.
Deni juga mengungkapkan, bahwa permasalahaan kendaraan operasional seperti ban bocor atau ganti rem, terkadang dilakukan sendiri oleh petugas di lapangan.
“Ada kalanya ‘kan cuma bocor ban atau ganti rem, itu kadang mereka sendiri yang perbaiki. Itu ‘kan tidak terlalu besar ya. Mereka menangani sendiri, tapi akhirnya kami ganti biayanya,” ujar dia. (*)
Soal Adu Mulut Kadinsos dengan Warga Panglayungan, Viman: Saya Langsung Tegur Secara Lisan |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Tasik Efisiensi Bicara Saat Ditanya Tunjangan Anggota Dewan |
![]() |
---|
Dinas PUTR Kota Tasikmalaya Prioritaskan Pembebasan Lahan Akses di Area Jembatan Sukamenak |
![]() |
---|
Daftar 15 Kelurahan dan 4 Kecamatan di Kota Tasikmalaya yang Tergerus Tol Getaci |
![]() |
---|
Viral Kadinsos Kota Tasik Adu Mulut dengan Warga saat Bahas Data Bansos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.