PROFIL KH Ate Mushodiq, Ketua MUI Kota Tasikmalaya yang Dilengserkan Gara-gara Pidato di Al Zaytun

Profil KH Ate Mushodiq Bahrum, Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kota Tasikmalaya, yang dilengserkan para ulama dan ormas Islam pengurus MUI

|
Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
KH Ate Musodiq Bahrum, Ketua MUI Kota Tasikmalaya, yang dilengserkan pengurus MUI karena pernyataan dukungan ke Al Zaytun saat menghadiri HUT ke 77 Panji Gumilang. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Profil KH Ate Mushodiq Bahrum, Ketua Majelis Ulama Indonesia atau MUI Kota Tasikmalaya, yang dilengserkan para ulama dan ormas Islam dari jabatannya.

Penyebabnya KH Ate Mushodiq menghadiri perayaan ulang tahun Panji Gumilang di Al Zaytun Indramayu dan menyampaikan dukungan terhadap Ponpes Al Zaytun

KH Ate Mushodiq merupakan Ketua MUI Kota Tasikmalaya periode 2018-2023. Ia dilantik Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Jawa Barat KH Rachmat Syafe’I di Gedung Serbaguna Bale, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (05/12).

KH Ate Musodiq terpilih sebagai ketua umum, KH Aminudin Busthomi sebagai sekretaris umum, dan Heri Hendriyana sebagai Bendahara.

Baca juga: Dijerat Pasal Berlapis, Dedengkot Al-Zaytun Panji Gumilang Resmi Jadi Tersangka, Diperiksa 4 Jam

Baca juga: Pernak Pernik Dibalik Demo Al-Zaytun Berjilid-jilid, Ternyata Turut Membawa Berkah Bagi Pedagang Ini

Dari berbagai sumber, KH Ate Musodiq pernah jadi santri di sejumlah pondok pesantren di Tasikmalaya. Di antaranya di Ponpes Condong Cibeureum Tasikmalaya dan Ponpes Cipasung Tasikmalaya.

Ketika Ate Musodiq jadi santri di Ponpes Condong jadi saksi terjadi peristiwa kelam, kerusuhan bernuansa SARA di Tasikmalaya pada Desember 1996.

KH Ate Mushodiq terpilih menjadi Ketua Tanfidiziyah PCNU Kota Tasikmalaya masa khidmah 2018-2023 pada Konferensi Cabang keempat di Kantor PCNU Kota Tasikmalaya, Jalan dr. Soekardjo 47, Sabtu, 1 September 2018. 

Selain itu,. KH Ate Mushodiq pun merupakan pimpinan Ponpes Raudlatul Muta'alimin CIlendek Kota Tasikmalaya.

Pimpinan Pondok Pesantren Cilendek Cibeureum itu memperoleh tujuh suara dari sebelas peserta pemilik hak suara. Tujuh suara tersebut diperoleh dari tahap penjaringan bakal calon dengan batas minimal empat suara.

Karena dua kandidat yakni  Muksin Assadili dan H Tedih Sukmadin hanya memperoleh dua suara, maka secara aklamasi, KH Ate Mushodiq ditetapkan sebagai Ketua PCNU terpilih.

Tak hanya KH Ate yang akan menakhodai Ketua PCNU untuk lima tahun ke depan, untuk Rais Syuriah pun ditetapkan, yakni KH Aban Bunyamin, melalui kesepakatan lima kiai yang lolos penjaringan. Mereka adalah KH Asep Abdullah, KH Misbahudin, KH Hafidz, dan KH Agus Harun

Sementara dari saluran YouTube Siti Nurkomariah28, diperoleh keterangan, tentang silsilah keilmuan KH Ate Mushodiq.

KH Ate Mushodiq menempuh pendidikan mulai SD Cibeureum, PGA Cilendek, PTI Cipasung, dan Rabithah Jakarta. 

Guru-gurunya antara lain, KH Bahrum Cilendek, KH Ilyas Ruhiyat Cipasung, KH Jaelani dari Ciharashas, KH Bahrum dari Bantargedang, KH Idrus dari  Gunungbango, KH Saefudin Zuhri darii Haur Kuning, KH Wahab Muhsin dari Sukahideung, KH Hamka dari Rohbithoh, KH Syukri, KH Ali Yafie', Prof Sobur Marzuki, Prof Dr Baiquni, dan Prof Dr KH Anwar Musaddad dari Garut. 

Siap Debat

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya sekaligus Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tasikmalaya, KH Ate Mushodiq menyatakan dirinya siap berdebat ilmiah dan bertanggung jawab atas segala pernyataannya saat menghadiri kegiatan di Al Zaytun Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Diketahui, di acara Al Zaytun tersebut Kiai Ate sempat memberikan sambutan-sambutan yang diunggah melalui kanal Youtube Al Zaytun Official pada Minggu (30/7/2023) lalu.

Hal tersebut memicu pergolakan di dua lembaga yang dipimpinnya, yakni MUI Kota Tasikmalaya dan PCNU Kota Tasikmalaya.

“Pokoknya, apa yang viral hari ini (red: terkait kunjungannya ke Al Zaytun), saya bertanggung jawab, siapa saja (yang ingin berdebat). Tapi harus berdasarkan literasi, baik undang-undang atau kitab Qur'an, hadis, saya bisa, tapi kalau debat kusir nggak mau, kalau debat ilmiah secara keilmuan, saya siap!” terang Kiai Ate kepada TribunPriangan.com saat ditemui usai kegiatan Halaqah NU di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Rabu (2/8/2023).

Kiai Ate mengaku siap untuk bertabayun (red: pemahaman; penjelasan) saat menghadiri kegiatan Halaqah NU tersebut.

“Tadi saya tunggu tabayun dengan saya, tapi mereka takut. Maunya mereka semua ngobrol ke saya, tapi enggak ada yang mau ngobrol,” pungkasnya.

Terpisah, Sekretaris PCNU Kota Tasikmalaya, Mas Ahmad Jayalaksana mengatakan, kegiatan Halaqah NU ini tidak ada kaitannya dengan apa yang tengah ramai terkait Kiai Ate, melainkan untuk peningkatan kinerja NU.

“Karena jamaah sangat banyak, itu harus digarap secara serius. Ini lebih kepada mengelola administrasi,” lengkapnya.

Terkait pernyataan Kiai Ate saat kunjungannya ke Al Zaytun, tambah Ahmad, sama sekali tidak dibahas dalam forum Halaqah tersebut.

Akan tetapi, proses tabayun terhadap Kiai Ate akan diagendakan selanjutnya.

“Tidak ada sama sekali isu itu. Terkait tabayun, nanti kami agendakan selanjutnya. Ini fokus ke Halaqah," pungkas Ahmad. (*)

Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved