Tol Getaci

22 Hektare Lahan Warga di Desa Margahayu Garut Bakal Tergusur Pembangunan Tol Getaci

Terdapat sekitar 22 hektare lahan di Desa Margahayu yang bakal dilewati proyek Tol Getaci.

Kompas.com
Ilustrasi Tol Getaci (PUPR) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Progres pemabangunan jalan tol penghubung Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap atau Tol Getaci, terus menunjukan kemajuan yang menggembirakan.

Sebab tol terpanjang di Indonesia ini rencananya akan terbentang sepanjang sepanjang 171,40 km di Provinsi Jawa Barat dan 35,25 km di Provinsi Jawa Tengah.

Itu artinya, total akan ada sekitar 206,65 km lahan yang akan digunakan untuk mengsukseskan pembangunan jalan tersebut.

Baca juga: Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Baca juga: Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Pembangunan jalan tol ini diharapkan mampu menjadi kelancaran mobilitas dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Namun siapa sangka, di balik perkembangan yang membanggakan tersebut, akan ada lahan masyarakat yang menjadi korban.

Teranyar, akan ada sekitar 22 hektare lahan di Desa Margahayu yang bakal tergusur Tol Getaci. Sedangkan jumlah persil tanah sebanyak 272 bidang.

”Yang terdampak itu satu kampung yaitu Kampung Patrol. Itu pun sawah dan kebun dan kebanyakannya sawah,” ujar Kepala Dusun Margahayu seperti dilansir TribunPriangan, Senin, 10 Juli 2023.

Jika digabungkan dengan sisa irigasi, maka lahan yang bakal dilewati Tol Getaci menjadi 301 bidang dengan luas 22 hektare.

”Itu terbentang antara perbatasan Margahayu dan Margacinta serta Margahayu dan Sukamukti,” kata Muhamad Albar.

Diketahui, Desa Margahayu Kecamatan Leuwigoong belum masuk tahap pembebasan lahan dari megaproyek Tol Getaci.

Sebab saat ini Pemerintah Desa baru mendata lahan yang akan terdampak proyek tersebut.

Saat ini pendataan mungkin sudah selesai, dan kini sudah diserahkan ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Garut.

Baca juga: Desa Sindangwangi Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Bahkan Pemerintah Desa pun juga belum meyusun agenda lanjutan mengenai musyawarah pembahasan uang ganti rugi (UGR) dengan para pemilik tanah, sebab masih menunggu keputusan lanjut dai BPN.

Kepala Dusun juga mengaku, banyak masyarakat yang mempertanyakan soal kelanjutan nasib tanah mereka yang akan tergusur mega proyek tersebut.

”Bahkan banyak juga yang ke rumah nanyain karena mungkin beberapa desa ada yang sudah tapi Margahayu belum,” kata dia.

Masyarakat yang terdiri dari buruh dan petani ini bingung akan menyambung hidup mereka dengan cara apa, jika lahan pertanian mereka tergusur proyek Tol Getaci.

Sebab sektor tersebut merupakan mata pencaharian mereka selama ini.

Baca juga: Desa Karangpawitan Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

”Ini kan kebanyakan yang terdampak sawah dan kebun kemudian masyarakat juga kerjanya di situ. Jadi mereka kebingungan jika nanti sudah ada tol harus bekerja apa,” ujar kepala dusun.

Sementara itu, Sekretaris Desa Margahayu Hendra mengatakan Desa Margahayu merupakan wilayah yang paling besar terdampak pembangunan Tol Getaci.

Dia mengaku akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk pengumpulan data para warga, yang juga menjadi kendala pihak pemerintah desa.

Hendra berharap proses pembangunan Jalan Tol Getaci bisa berjalan lancar dari mulai pendataan hingga nanti akhirnya pemberian UGR.

”Mudah-mudahan tidak ada kendala baik dari data, pas musyawarah dan pas nanti pembagian UGR,” harap Sekdes Margahayu.

Baca juga: Desa Padaherang Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Getaci

Seperti yang diketahui, proyek Tol Getaci akan melintasi 37 Desa di Kabupaten garut, termasuk salah satunya Desa Margahayu Kecamtan Leuwigoong.

Untuk tahap 1 yakni Seksi 1 JC Gedebage – SS Garut Utara dan Seksi 2 SS Garut Utara – SS Tasikmalaya dengan target operasi pada tahun 2024.

Tahap 2, terdiri dari Seksi 3 SS Tasikmalaya – SS Patimuan, dan Seksi 4 SS Patimuan – SS Cilacap dengan target operasi pada tahun 2029.

Untuk pembayaran UGR pembebasan lahan Tol Gteaci sendiri, sudah berjalan di 3 desa yakni Desa Karangmulya di Kecamatan Kadungora, Desa Leles dan Desa Kandangmukti di Kecamatan Leles.(*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved