Dugaan PPDB di Garut Berakhir Damai, Kedua Pihak Saling Bermusyawarah

Kasus dugaan pungutan liar (pungli) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di salah satu SMK di Garut berakhir damai.

Editor: ferri amiril
Tribun Priangan.com/Sidqi Al ghifari
Kasus dugaan pungli PPDB di salah satu SMKN di Garut berakhir damai, orang tua calon siswa dan komite sekolah sepakat saling memaafkan. Keduanya sebut ada kesalahpahaman, Rabu (14/6/2023). 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Garut, Sidqi Al Ghifari 

 

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT -  Kasus dugaan pungutan liar (pungli) dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di salah satu SMK di Garut berakhir damai.

Hal tersebut diketahui saat kedua belah pihak antara orang tua calon siswa dan komite sekolah melakukan pertemuan untuk tabayyun musyawarah bersama pada Rabu (14/6/2023). 

Dari hasil musyawarah tersebut diketahui bahwa kedua belah pihak sudah saling memaafkan.

RZ orang tua calon siswa mengatakan, kasus tersebut murni lantaran adanya kesalahpahaman dengan pihak komite sekolah, yang disebutkan sebelumnya melakukan dugaan pungli.

"Isi informasi yang ditujukan kepada pihak komite sekolah terjadi karena adanya kesalahpahaman," ujarnya kepada TribunPriangan.com, Kamis (15/6/2023).

Pihaknya juga menyebut musyawarah tersebut ditengahi oleh pihak sekolah.

Ia juga meminta maaf kepada khalayak umum lantaran sempat terjadi kegaduhan atas informasi tersebut.

"Alhamdulillah selesai, kami juga telah saling memaafkan, disaksikan langsung oleh pihak sekolah," ungkapnya.

D salah satu komite sekolah di salah satu SMKN di Garut menyebut permasalahan dirinya dengan orang tua calon siswa berawal dari salah paham.

Kesalahpahaman tersebut menurutnya soal informasi nominal Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) hasil rapat orang tua tahun lalu dikisaran angka Rp5 juta, yang semula dianggap oleh RZ sebagai pungli.

"Atas dasar kesalahpahaman itu, ibu RZ dengan sukarela mendatangi sekolah dan melakukan tabayyun tentang kesalahpahaman tersebut," ungkapnya. 

D menuturkan, pihaknya juga sudah memaafkan orang tua calon siswa tersebut dan memastikan permasalahan itu sudah selesai.

Karena sepakat saling memaafkan D juga menyebut, dirinya tidak akan mengambil jalur hukum apapun terkait kejadian dan pemberitaan tersebut.

"Pertemuan tabayyun sudah dilakukan ditengahi oleh kepala sekolah, kami sudah saling memaafkan atas kesalahpahaman ini, semoga hal ini menjadi pelajaran penting di masa yang akan datang," tandasnya.(*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved