Penonton Pingsan saat Nonton Karnaval

Karaton Sumedang Larang Minta Dilibatkan Jika Kembali Diadakan Keramaian di Area Cagar Budaya

Sumedang yang dideklarasikan sebagai Puseur Budaya Sunda atau pusat kebudayaan Sunda menjadi tanggung jawab bersama warga Sumedang dalam penjagaan

|
zoom-inlihat foto Karaton Sumedang Larang Minta Dilibatkan Jika Kembali Diadakan Keramaian di Area Cagar Budaya
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Anak-anak nekat menaiki monumen Lingga saat menonton karnaval yang digelar stasiun televisi swasta di Alun-alun Sumedang, Minggu (11/6/2023).

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Kiki Andriana dari Sumedang


TRIBUNPRIANGAN,COM, SUMEDANG - Sumedang yang dideklarasikan sebagai Puseur Budaya Sunda atau pusat kebudayaan Sunda menjadi tanggung jawab bersama warga Sumedang dalam penjagaan marwahnya. 

Bukan kecuali Karaton Sumedang Larang sebagai lembaga pemelihara kebudayaan itu. 

Karenanya, Karaton Sumedang Larang meminta agar senantiasa dilibatkan dalam acara-cara yang menungdang keramaian di tempat-tempat bercagar budaya. 

Baca juga: Lesti Kejora Tak Senyum saat Foto dengan Rizky Billar, Ada Apa? Netizen Komentari Begini

"Setidaknya berkoordinasi, agar kami bisa menyiapkan tim pengamadanan budaya (PAM Budaya)," kata Radya Anom Karaton Sumedang Larang, Raden Lucky Johari Soemawilaga, kepada TribunJabar.id, Rabu (14/6/2023). 

Hal ini dikatakan sebagai respons atas peristiwa monumen Lingga di Alun-alun Sumedang diinjak-injak pengunjung karnaval yang berlangsung pada Sabtu-Minggu (10-11/62023). 

Monumen Lingga adalah monumen yang dibangun pada tahun 1921 sebagai upaya mengabadikan kenangan akan jasa-jasa Pangeran Aria Soeria Atmadja atau Pangeran Mekah. 

Baca juga: Hasil Indonesia Open 2023, Chico Aura Dwi Kalah dari Loh Kean Yew Dua Set Langsung

Yang ketika itu, di bawah pimpinan Pangeran Mekah, rakyat Sumedang sejahtera dan berkeadilan. 

"Jelas (Lingga) ini sangat sakral, keramat, bagaimanapun monumen ini punya nilai sejarah yang tinggi," 

"Apalagi jadi ikon, jadi logo Pemkab Sumedang. Monumen ini juga tinggalan sejarah, mengenang jasa-jasa Pangeran Mekah, di mana ketika itu Gemah Ripah Loh Jinawi, sejahtera berkeadilan,"

Baca juga: VIRAL, Diiming-imingi Kerja di Depok, Pasutri Asal Pangandaran Mengaku Tertipu hingga Jutaan

"Bukan sebatas cagar budaya, harus dimaknai seluas-luasnya. Harus dihormati, kalau ada wacana dipagar kembali itu bagus. Dan yang penting adalah keadaran kolektif untuk sama-sama menjaga Lingga ini," katanya. 

Lucky mengatakan, hari ini, Rabu ada pertemuan dengan Pemkab Sumedang, Satpol PP, Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), dan sejumlah pihak terkait untuk membahas pemanfaatan Alun-alun ke depan, kaitannya dengan cagar budaya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved