Sosok

SOSOK Asep Hidayat Mustopa, Mantan TKI Penerima Kalpataru dari Sukabumi Berkat Desa Wisata Hanjeli

Asep Hidayat Mustopa berhasil meraih penghargaan Kaplataru 2023, Ia berhasil mengembangkan Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri

Editor: Machmud Mubarok
Via Abah Asep
Founder Desa Wisata Hanjeli Sukabumi, Asep Hidayat Mustopa atau Abah Asep (tengah) saat menerima penghargaan Kalpataru 2023 dari KLHK. 

Setelah dinyatakan lulus test, lanjut membuat paspor di Tangerang dengan skema ditanggung oleh perusahaan dan sebagian dipotong gaji. 

Selama di Arab Saudi dia bekerja di Perusahaan Maktabah El-Manar Kota Zulfi, salah satu galery kaligrafi/ Seni untuk kebutuhan tulisan dan pesanan orang arab.

Selama di Arab Saudi banyak sukanya yaitu banyak pengalaman baru, bisa ikut berorganisasi warga Indonesia yang ada di kota Zulfi, bisa ikut umrah dan haji Gratis, banyak jejaring yang dibangun dengan teman- teman se-Indonesia. Dukanya, jauh dari keluarga, harus menyesuikan dengan musim panas dan dingin.

Asep hanya bekerja selama 2 tahun, sesuai kontrak. Saat ditawartkan memperpanjang kontrak, Asep minta perobahan sistem gaji.

Dia ajukan sistem bagi hasil agar penerimaannya lebih besar. Bagi hasil ini diajukannya sebagai hal yang wajar dan adil. Karena dia merasa keahliannya sebagai pembuat kaligrafi butuh sentuhan seni tinggi dan hasilnya telah dirasakan oleh perusahaanya.

WAlhasil, permintaannya ini ditolak perusahaan. Upahnya selama bekerja, sebagian di kirim ke orang tuanya di Sukabumi. Sebagian lagi dia simpan untuk bekal dia pulang jika selesai kontrak.

Pada 2009, Asep kembali ke tanah air. Pengalamannya bekerja di Arab Saudi dengan lakunya hasil karyanya membuat keyakinannya bahwa dengan keahlian membuat kaligrafi, dia bisa bisa berkarya dan berkreasi di Indonesia.

Setelah pulang ke Sukabumi, Asep kembali sebagai kaligrafer proyek melukis kaligrafi di masjid, ikut lomba MTQ, mengajar di sekolah dan lain lain. Sambil kuliah di Universitas Terbuka , namun hanya 4 semester saja dilakoninya.

Sambil melakoni kegiatannya itu, Asep berniat melakukan awal kegiatan Expedisi Indonesia, dengan menggunakan dana yang dikumpukan dari upahnya di Arab Saudi.

Karena keluarga ada yang sakit jadi niatnya hanya ekspedisi Sukabumi saja. Setelah keliling Sukabumi dengan melihat segala potensi lalu Asep mencoba eksplore Kuliner. Bahkan dulu dia sempat jualan beras hitam, beras merah, madu hingga menjual pangan lokal lainnya dan jatuh cinta terhadap pangan lokal Hanjeli karena kandungan Gizinya yg luar biasa. 

Dari sinilah ide membudidayakan tanaman hanjeli. Karena masyarakat di Waluraan sudah turun temurun bahkan sebelum ada Belanda dan Jepang masyarakat Waluran sudah menanam hanjeli.

Sampai saat ini masih tetap berbudaya bila ada yang hajatan atau nikahan pasti ada menu yang dihidangkan dalam bentuk tape/ peuyuem. (M Rizal Jalaludin)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved