Tol Kedri Tulungagung

Warga Datangi Balai Desa Protes UGR Tol Kedri-Tulungagung Tak Sesuai Perjanjian: Bisa Tekor Saya

Warga protes Uang Ganti Rugi (UGR) proyek Jalan Tol Kedri-Tulungagung yang dianggap tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Ilustrasi jaalan tol.(KOMPAS.com/ERWIN HUTAPEA) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Warga Desa Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur beramai-ramai mendatangi Balai Desa Setempat untuk menyuarakan aspirasi Uang Ganti Rugi (UGR) proyek Jalan Tol Kedri-Tulungagung yang dianggap tak sesuai dengan kesepakatan awal.

Beberapa diantarnya merasa sangat dirugikan karena ruas tanah yang dimiliki lebih besar dibanding dengan UGR yang diterima.

Sodikin (58), seorang warga Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, mengatakan, besaran harga yang dijanjikan saat pertemuan sosialisasi dulu menurutnya mencapai dua kali lipat.

Menurutnya Sodikin jumlah yang diberikan tersebut tak baru ditambah setengah dari pihak badan usaha.

"Sekarang ini gak sesuai dengan janjinya dulu", ujar sodikin," seperti yang diberitakan Kompas.com, Selasa (30/5/2023).

Dalam pemaparannya Sodikin menyampaikan bahwa tanah ladang miliknya seluas 860 meter hanya dihargai sekitar Rp 490.000 per meter, padahal seharusnya Rp 1 juta hingga lebih per meter.

Baca juga: Desa Karangkajen Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Jogja-Bawen 

Sedangkan harga yang sesuai kesepakatan dulu, menurutnya sudah banyak warga yang setuju karena menganggap nilai ganti rugi yang bagus.

Namun saat ini, masih kata Sodikin, banyak warga yang mulanya setuju dan menandatanganinya, terpaksa mencabut persetujuan penjualan itu.

Akhirnya banyak warga yang mencabut tanda tangan setuju," lanjutnya.

Selain itu, warga juga mempermasalahkan besaran ganti rugi itu melalui aksi unjuk rasa yang digelar di balai desa setempat, Senin (29/5/2023).

"Kemarin warga akhirnya aksi di balai desa," pungkasnya.

Senada, Mutinah (53), warga Dusun Bolawen, Kecamatan Banyakan juga mengeluhkan hal yang sama.

Baca juga: Desa Candisari Kecamatan Secang Kabupaten Magelang Tergusur Mega Proyek Jalan Tol Jogja-Bawen 

Tanah ladangnya seluas 2.660 meter hanya dihargai Rp 1,3 miliar. Dengan harga segitu menurutnya masih di bawah harga pasaran.

"Berarti punya saya dihargai nggak sampai Rp 500.000 per meter. Orang desa aja (biasanya) beli dengan harga segitu masak ini untuk jalan tol kok harganya tetap," lanjutnya.

Ia pun meminta harga disesuaikan dengan hasil kesepakatan awal sebagaimana sosialisasi, yakni naik dua kali lipat dari harga yang ada.

Sumber: Kompas
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved