Pesawat Susi Air Dibakar

Markas Egianus Kogoya Penyandera Pilot Susi Air Berhasil di Temukan Pasukan Elite Gabungan

Pasukan gabungan di Papua Barat berhasil menemukan markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris yang menyandera pilot Susi Air Kapten Philip

|
Kompas.com
Personel TNI-Polri tiba di lokasi kejadian pembakaran pesawat Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023).(KOMPAS.COM/DOK SATGAS OPS DAMAI CARTENZ) 

TRIBUNPRIAGNGAN.COM - Pasukan gabungan di Papua Barat berhasil menemukan markas komando Tentara Pembebasan Papua Barat (TPNPB) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) teroris yang menyandera Pilot Susi Air Kapten Philip Marks Mahrtens.

Melansir Radio New Zealand (RNZ), operasi tersebut diluncurkan pada pukul 01.00 waktu setempat pada Kamis 23 Maret di Nduga, Dataran Tinggi Papua. Hal ini memicu serangan balasan dari KKB teroris.

Dalam keterangannya, KKB Teroris menyebut, komandan distrik mereka di Nduga Egianus Kogoya, yang memimpin penangkapan Marthens, termasuk di antara mereka yang terlibat baku tembak dengan pasukan gabungan. Tiga orang dikabarkan tewas dalam operasi senyap tersebut.

Baca juga: Bagaimana Hukum Berhubungan Badan saat Bulan Ramadan, Batalkah Puasanya? Ini Penjelasannya

Belum diketahui apakah Mahrtens yang telah ditahan hampir dua bulan, berada di tempat persembunyian hutan yang menjadi sasaran pasukan gabungan TNI-Polri.

Pernyataan bersama dari sayap politik dan militan gerakan Pembebasan Papua Barat tentang penyerangan tersebut telah diverifikasi oleh Human Rights Watch Indonesia.

“Pernyataan itu sudah saya verifikasi dengan mengecek apa yang dilaporkan Polri dan juga Papua Indonesia,” kata Andreas Harsono kepada RNZ Pacific.

Baca juga: Kondisi Terkini Pilot Susi Air yang Sudah Sebulan Disandera KKB

Dia mengatakan, konflik telah berlangsung di wilayah tengah dan dataran tinggi Papua selama sepekan terakhir.

"Dipastikan bermula dari penyerangan terhadap apa yang disebut markas besar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat. Saya kira ini adalah hutan persembunyian pada Kamis, 23 Maret, pukul 1 dini hari," kata Andreas Harsono.

Baca juga: Bacaan Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Badan untuk Pasangan Suami Istri, Lengkap Beserta Artinya

RNZ Pacific juga telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Selandia Baru untuk memberikan komentar atas operasi tersebut.

Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI maupun Polri atas kejadian tersebut.

Baca juga: Kapten Philips Belum Dibebaskan, Susi Pudjiastuti Khawatir Gelombang Resign Pilot Susi Air Tinggi

Adapun sebelum itu, Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri, mengatakan berbagai upaya sedang diupayakan agar pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu dibebaskan dalam keadaan selamat dan sehat.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat pilot dapat segera dibebaskan karena saat ini anggota sedang berjibaku di lapangan," ujar Fakhiri dilansir Antara.

Dikatakannya, pencarian juga dilakukan dengan melibatkan masyarakat, khususnya di Kabupaten Nduga, dalam upaya pembebasan pilot Susi Air tersebut.

“Kami masih berharap dapat melakukan negosiasi dengan kelompok yang melakukan penyanderaan, sehingga dapat dibebaskan tanpa gangguan berarti,” tandasnya.

Baca juga: Hentikan Operasi Susi Air di Pegunungan Papua, Susi Pudjastuti : Maaf Suplai Terganggu

15 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka

Polisi menetapkan 15 tersangka kasus pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air Philip Mark Merthens (37) yang terjadi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Para tersangka tersebut masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Papua Kombes Faizal Ramadhani menjelaskan, gelar perkara kasus tersebut telah dilakukan oleh Sat Reskrim Polres Nduga dan kemudian dilimpahkan ke Polda Papua.

Baca juga: Bacaan Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Badan untuk Pasangan Suami Istri, Lengkap Beserta Artinya

"Hasil gelar perkara yang beberapa hari lalu kita lakukan, kita sudah memasukkan 15 orang dalam daftar pencarian orang (DPO) dan sudah ditetapkan sebagai tersangka," ujarnya di Mimika, dikutip dari Kompas.com Senin (27/3/2023) lalu.

Faizal menyebut, penetapaan tersangka tersebut dilakukan atas dasar bukti dan keterangan para saksi.

Baca juga: Diduga Karena Hal Ini, Susi Air Hentikan Penerbangan di Pegunungan Papua

Salah satu bukti yang digunakan adalah video pembakaran pesawat yang disebarkan oleh Sebby Sambom yang mengaku sebagai juru bicara TPNPB.

"Ada beberapa (dari video) dan ada beberapa yang kita identifikasi melalui keterangan lima orang saksi," kata Faizal.

Mengenai nama-nama para tersangka, Faizal tidak menyebutkan secara rinci dan hanya menyebutkan nama Egianus Kogoya.

Baca juga: Bagaimana Hukum Berhubungan Badan saat Bulan Ramadan, Batalkah Puasanya? Ini Penjelasannya

Kapolres Nduga AKBP Rio Alexander Panalewen menyatakan, Polres Nduga berusaha menyelesaikan laporan polisi kasus tersebut secepatnya agar prosesnya bisa segera diselesaikan.

Saat ini seluruh proses hukum atas kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Papua dan diteruskan kepada Satgas Damai Cartenz.

"Dari Polres Nduga melakukan kegiatan hanya mindik (administrasi penyidikan) awal untuk pembakaran pesawat dan itu kita limpahkan ke Polda," kata Rio.

Baca juga: Pilot Susi Air Masih Disandera, Panglima TNI: Sedikit Sulit, Sebab KKB Berbaur dengan Masyarakat

Sebelumnya, terjadi pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Nduga, pada 7 Februari 2023. Diduga kuat pelaku pembakaran adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.

Egianus kemudian menyandera pilot dari pesawat tersebut, yaitu Kapten Philip Mark Mertens (37) yang berkewarganegaraan Selandia Baru.

Baca juga: Bagaimana Hukum Berhubungan Badan saat Bulan Ramadan, Batalkah Puasanya? Ini Penjelasannya

Setelah Satgas Damai Cartenz masuk ke Distrik Paro pada 14 Februari 2023, dipastikan Egianus dan kelompoknya sudah tidak berada di lokasi tersebut.

Selain itu, wilayah Distrik Paro sudah dalam keadaan kosong karena warganya mengungsi ke Distrik Kenyam.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri sempat menyebut, Egianus Kogoya meminta tebusan berupa uang dan senjata api untuk membebaskan Kapten Philip.

Baca juga: Buntut Pembakaran Susi Air, Pemerintah Akui Sang Pilot Disandera KKB Pimpinan Egianus Kagoya

Kemudian Egianus diketahui sempat berada di Distrik Kuyawage, Kabupaten Lanny Jaya, pada akhir Februari 2023.

Di lokasi tersebut, ia diduga membunuh anak kepala kampung yang masih berusia 6 hingga 8 tahun karena ayahnya tidak mau memberi bahan makanan yang diminta oleh Egianus.(*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google Newa

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

Beli LEGO One Piece Di Blibli

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved