Kata Wagub Jabar soal Penyakit Kencing Tikus yang Muncul di Tasikmalaya dan Pangandaran
Kata Wagub Jabar soal Penyakit Kencing Tikus yang Muncul di Tasikmalaya dan Pangandaran
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Penyakit akibat kencing tikus atau leptospirosis di Jawa Barat mulai memakan korban jiwa.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mencatat, terdapat dua kasus kematian akibat penyakit ini sejak awal 2023.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, masyarakat harus mewaspadai kasus ini.
Baca juga: Setelah UU Perkawinan Direvisi, Angka Pernikahan Dini di Pengadilan Agama Ciamis Meningkat
Menuturnya, kini tengah terjadi fenomena tikus masuk ke dalam rumah. Padahal dulu tikus hanya ada di got atau sawah.
"Memang diakui, bagaimana sekarang tikus merajalela di mana-mana. Kalau dulu tikus di got, dulu di pasar, sekarang di rumah-rumah, mungkin ini akhir zaman ya. Kalau Kemaksiatan merajalela, tikus di mana-mana. Para ulama sering menyampaikan," kata Uu di Bandung, Senin (13/3/2023).
Mantan Bupati Tasikmalaya ini meminta kepada masyarakat Jawa Barat untuk berbenah diri guna menjaga kesehatan lingkungan.
Baca juga: Wagub Jabar Uu Senang Harlah PPP ke-50 di Sumedang Bukan Hanya untuk Kader, Ini Alasannya
Kata Uu, penyakit ini mesti dicegah bukan hanya dari gerakan pemerintah, melainkan masyarakat juga untuk ikut aktif berpartisipasi supaya kencing tikus tidak menyebar luas.
"Jaga kebersihan, tikus tidak akan datang ke tempat yang bersih. Kedua, juga buang sampah jangan sembarangan. Di mana ada sampah, disitu ada tikus. Ketiga saya berharap ada gerakan dari pemerintah tingkat RT dan RW untuk membasmi tikus ini karena jangan punya anggapan, kasus ini hanya akan terjadi di tempat orang lain," tuturnya.
Sebelumnya, kasus kematian akibat penyakit kencing tikus atau leptospirosis sudah ditemukan di Jawa Barat. Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Rochady Hendra Setya Wibawa, mengatakan pihaknya mencatat ada dua kasus kematian akibat kencing tikus sejak Januari 2023.
Baca juga: Larang Penjualan Chiki Ngebul di Jabar, Wagub Uu: Keracunan di Tasikmalaya Harus Jadi yang Terakhir
Rochady mengatakan, kasus kematian kencing tikus ini ditemukan di dua Kabupaten/Kota di wilayah Jabar.
"Untuk tahun 2023 ini ada dua kematian dari beberapa kota dan kabupaten. Kematian yang 2023 itu dari Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Pangandaran," ujar Rochady, Kamis (9/3/223).
Penyakit kencing tikus ini, kata dia, dibawa oleh binatang seperti anjing, babi, sapi, sampai kerbau, dan saat ini bisa saja binatang yang menularkan kondisinya sudah dalam kondisi baik.
Baca juga: Pesan Wagub Jabar Kepada Lucky Hakim yang Mengundurkan Diri sebagai Wabup Indramayu
"Mungkin sering terdengarnya dari tikus, dari urinnya tikus yang disebarkan kepada manusia. Nah biasanya kontaknya dari urin ini dari kontak kulit, dan itupun apabila di kulitnya ada luka, atau dalam carian air yang masuk ke mulut kita," katanya.
Penyakit kencing tikus sendiri, kata dia, bisa diobati. Akan tetapi, jika penanganan terlambat dan tidak dideteksi dini, maka akan berbahaya dan bisa menyebar ke beberapa bagian inti tubuh manusia.
Baca juga: Ketum PPP Berharap Ada Estafet Kepemimpinan di Jawa Barat, Wagub Jabar: Saya akan Ngabret
Penyakit ini cukup bahaya jika tidak segera ditangani karena bisa langsung merusak kepada ginjal, jantung, hingga ke bagian otak.
Oleh sebab itu, Rochady mendorong masyarakat agar bisa lebih waspada. Serta, bisa menjaga pola hidup sehat dengan membersihkan lingkungan rumah dan bisa langsung berkonsultasi pada dokter ketika merasa sakit. (*)
(Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.