Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban Disebut Malam Pembagian Takdir atau Qismah wa at-Takdir, Ini Penjelasannya
Berikut salah satu kemulian malam Nisfu Syaban adalah sebagai malam Pembagian Takdir atau Qismah wa at-Takdir
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Gelar Aldi Sugiara
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, salah satu keyakinan kita sebagai umat muslim pada malam Nisfu Syaban atau malam tanggal 15 Syaban adalah segala takdir dan ketetapan, baik itu soal rezeki, usia, prestasi, maupun jodoh, ditulis dalam ‘buku catatan takdir’ oleh Allah SWT untuk tahun tersebut.
Maka dari itu, malam Nisfu Syaban juga sering disebut dengan malam pembagian takdir atau Qismah wa at-Takdir.
Selain dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah pada malam tersebut, orang muslim pun juga dianjurkan memperbanyak doa, termasuk doa agar dihindarkan dari takdir-takdir yang buruk.
Dengan kekuasaan Allah, takdir yang buruk tersebut diganti dengan jauh yang lebih baik.
Baca juga: Perbanyak Doa, Sholawat dan Zikir di Malam Nisfu Syaban Sebagai Malam Diterimanya Semua Doa
Takdir-takdir yang telah tercatat itu dimohonkan mendapat rahmat dan berkah untuk tahun tersebut.
Hal ini berdasarkan Al-Qur’an surat Ad-Dukhan ayat 3 dan 4 yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami adalah para pemberi peringatan. Di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”
Menurut beberapa mufassir (ulama ahli tafsir), maksud ‘malam yang diberkahi’ tersebut adalah malam Nisfu Syaban.
Pada malam ini juga para malaikat turun untuk membagi keberkahan dan kebaikan serta untuk menentukan takdir kepada semua manusia, mulai dari rezeki, jodoh, mulia, hina, pangkat, pernikahan dan yang lainnya.
Baca juga: Salah Satu Keistimewaan Malam Nisfu Syaban adalah Sebagai Malam Kehidupan atau Al-hayat
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Atha’ bin Yasar, Rasulullah saw bersabda
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ دُفِعَ إِلَى مَلَكِ الْمَوْتِ صَحِيْفَةً فَيُقَالُ اِقْبِضْ فِي هَذِهِ السَّنَةِ مَنْ فِي هَذِهِ الصَّحِيْفَةِ فَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَغْرَسَ الغُرَّاسَ وَيُنْكِحَ الْأَزْوَاجَ وَيَبْنِي الْبُنْيَانَ وَإِنَّ اسْمَهُ فِي تِلْكَ الصَّحِيْفَةِ وَهُوَ لَا يَدْرِيْ
Artinya, “Apabila telah datang malam pertengahan bulan Sya’ban maka diserahkan kepada malaikat maut sebuah catatan. Maka dikatakan, cabutlah pada tahun ini, nama yang ada dalam catatan itu, karena sungguh seorang hamba akan menanam tanaman, akan menikahi wanita, membangun rumah, sedangkan namanya ada dalam catatan itu dan dia tidak tahu.”
Baca juga: Perbanyak Dzikir Tahlil di Bulan Syaban, Bukti Mengingat dan Tunduk pada Perintah Allah SWT
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa pada malam pertengahan bulan Syaban Allah menetapkan beberapa keputusan yang Dia kehendaki, kemudian menyerahkan kepada para pemiliknya pada malam Lailatul Qadar. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.