Berawal dari dalam Gua, Pesantren Pertama di Tasikmalaya Dibangun Syekh Abdul Muhyi Akhir Abad ke-17
Berawal dari dalam Goa, Pesantren Pertama di Tasikmalaya Dibangun Syekh Abdul Muhyi Akhir Abad ke-17
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Syekh Abdul Muhyi merupakan tokoh pendiri pesantren pertama di Kabupaten Tasikmalaya sebelah Selatan pada akhir abad ke-17 (tahun 1650-1699).
Kala itu dirinya membangun pengajian-pengajian dalam bentuk pesantren di dalam gua yang dinamai sebagai Gua Safarwadi.
"Dikatakan bahwa pesantren pertama yang didirikan di Tasikmalaya, betul, di sini di Pamijahan, karena dulunya sebagai perintis penyebar agama Islam, khusus di bagian Kabupaten Tasikmalaya wilayah Selatan. Beliaulah, Syekh Abdul Muhyi," terang Kasepuhan Pamijahan, KH Endang Adjidin kepada TribunPriangan.com, Kamis (16/2/2023).
Baca juga: Demi Bisa Belikan Sepeda Anak, Pria di Tasikmalaya Nekat Rampok Minimarket Pakai Senjata Tajam
Sewaktu Syekh Abdul Muhyi melakukan khalwat (menarik diri dari keramaian dan menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT) di dalam gua yang berada di Desa Pamijahan—saat ini berada di wilayah—Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, kata Endang, dirinya membangun kegiatan pengajian dalam bentuk pengajian pesantren.
"Artinya, (pengajian tersebut) menggunakan dan memakai kitab-kitab kuning agama, dengan ada santrinya yang belajar. Maka, dikatakanlah itu pertama kali yang membangun atau menciptakan pesantren di wilayah ini adalah beliau," jelas Endang.
Oleh sebab itu, lanjutnya, di dalam Gua Safarwadi tersebut terdapat sebuah lokasi yang dinamai Blok Pesantren.
Baca juga: Gua Pamijahan, Habib Lutfi Sangat Tersentuh dengan Kesederhanaan Syekh Abdul Muhyi
"Di Blok Pesantren Gua Safarwadi, terdapat batu-batu yang membentuk seperti sebuah rak buku, tempat untuk menyimpan Al-Quran, kitab-kitab, dan (buku-buku) lainnya," terang Endang.
Blok Pesantren di dalam gua tersebut acapkali juga ditunjukan oleh pihaknya kepada para peziarah sampai saat ini.
"Pertama kali ada pesantren di sini bukan di bangunan, melainkan di dalam gua. Sewaktu beliau menemukan gua tersebut, kemudian memasukinya, lalu berkhalwat di sana, dan diikuti oleh jemaah-jemaah yang pada waktu itu ikut bersama beliau. Sehingga diadakanlah pengajian pun di situ, selama berkhalwat di situ," ucap Endang.
Usai berkhalwat, Syekh Abdul Muhyi bermaksud untuk membuka perkampungan di wilayah ini.
Baca juga: Mohamad Zen: Haul Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan Tasikmalaya Ikhtiar Langit Berupa Silaturahmi
"Yang pertama kali dibangun adalah wilayah blok Bojong, Kampung Bengkok (Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya)," tutur Endang.
Sedang di blok Bojong tersebutlah, sambung dia, dimakamkannya mertua Syekh Abdul Muhyi yang bernama Sembah Dalem Sacaparna, yang merupakan ayah dari istrinya, Raden Ayu Bakta.
"Maka, dinamakanlah anak mereka yang pertama lahir, Raden Dalem Bojong sesuai dengan nama tempatnya," ujar Endang.
Baca juga: Gua Pamijahan, Habib Lutfi Sangat Tersentuh dengan Kesederhanaan Syekh Abdul Muhyi
Hingga saati ini, kata Endang, sebagai penerus Syekh Abdul Muhyi, di Desa Pamjiahan ini terdapat pesantren Salafiyah Al-Karomah yang disesepuhi oleh Kyai Husni Mubarok.
Bukan hanya itu, ada juga pesantren Salafiyah Al-Falah yang disesepuhi oleh Kyai Haji Asep Saeful Anwar, dan pesantren-pesantren lainnya yang ada di Desa Pamijahan.
"Sekarang juga ada pengajian-pengajian khusus santri, ada pengajian-pengajian umum yang namanya pengajian Majelis Ta'lim, dan bahkan ada pengajian khusus secara thariqah seperti di Majelis Ta'lim Sabilul Muhtadin yang dipimpin oleh KH Beben Muhammad Dabbas sebagai wakil Talqin dari Al-Mukarrom Syekh Abah Anom Shohibulwafa Tajul 'Arifin Suryalaya. Ada ajaran-ajaran pengamalan TQN (Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah) dengan manhaj (red: kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap pelajaran ilmiah melalui proses penelusuran atau sanad ilmu-ilmu Islam dengan alur riwayat yang benar yang bersambung sampai kepada Nabi Muhammad) Suryalaya," terang Endang.
Baca juga: Jadwal Samsat Keliling Kota Tasikmalaya 13-17 Februari 2023 Lengkap Beserta Lokasinya
Sebagai pengurus Kasepuhan di lingkungan Pamijahan, pihaknya berharap supaya generasi penerus tetap merawat tirkah atau peninggalan-peninggalan Syekh Abdul Muhyi, khususnya tentang ajaran dan pengamalan agama Islam, supaya betul-betul dilaksanakan dan diamalkan sebagai zuriahnya Syekh Abdul Muhyi.
"Sehingga dari ajaran dan peninggalan Syekh Abdul Muhyi itu, (tetap) lestari dan dapat diamalkan sesuai dengan kita sebagai kewajiban umat Islam dengan haluan yang berakidah ahlussunnah wal jamaah," pungkas Endang. (*)
Simak berita upate TribunPriangan.com lainnya di: Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Gua-Safarwadi-Syekh-Abdul-Muhyi-di-Desa-Pamijahan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.