Gempa Turki
Kisah Para WNI yang Menyaksikan Gempa yang Menguncang Turki
Cerita WNI Terdampak Gempa di Turkiye: Ditanya Anak, "Mama Gimana kalau Kita Meninggal?"
Penulis: Luun Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TRIBUNPRIANGAN.COM - Sebanyak 500 warga Indonesia terdampak gempa yang mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023).
Duta Besar RI di Ankara Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, gempa dirasakan sangat kuat di Kahramanmaras, Gaziantep, dan Osmaniye yang menjadi pusat gempa.
”KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas lokal. Sejauh ini, tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban meninggal dunia,” ujarnya dari Ankara.
Dalam pendataan KBRI Ankara, ada 500 warga Indonesia berada di daerah pusat gempa, yang sebagian besarnya merupakan mahasiswa, dan sebagian lagi merupakan bekerja pada sejumlah organisasi internasional.
Sementara sejumlah WNI lain harus meninggalkan tempat tinggalnya yang rusak karena gempa.
”KBRI Ankara sedang mengupayakan rumah penampungan sementara sambil menunggu penanganan dari otoritas setempat,” ujarnya.
KBRI Ankara terus berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memantau dampak gempa tersebut.
Baca juga: Viral Video Bayi yang Selamat saat Lahiran di Bawah Reruntuhan Gempa, Sang Ibu Tak Terselamatkan
Dikhawatirkan, jumlah korban tewas dan cedera terus bertambah, sebab kerusakan amat besar terjadi di wilayah perbatasan Turki dengan Suriah tersebut.
Update terbaru total sebanyak 10 WNI yang menjadi korban gempa Turki tersebut.
Baca juga: UPDATE Gempa Turki, Sebanyak 40 Pegulat Turki Terjebak di Puing Reruntuhan Gempa
Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Turki, Lalu M Iqbal pada konferensi pers secara virtual, Selasa (7/2/2023).
"Kemarin kita menyampaikan bahwa jumlah WNI kita yang terkena dampak langsung , yang luka-luka adalah 3 orang, per tadi malam sudah menjadi 10 orang. Jadi 4 sudah bisa dirawat di Rumah Sakit, 6 kita akan evakuasi. Jadi total ada 10 orang," kata Iqbal.
"Sub Judul : Cerita WNI yang terdampak Gempa Turki dan Suriah"

Nisa Afriyanti dan Hera Mega Sari adalah salah dua dari ribuan orang yang terdampak gempa Turkiye bermagnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023).
Kedua Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut tinggal di Gaziantep, tak jauh dari pusat gempa di Turkiye yang mengguncang hingga Suriah.
KBRI Ankara menyampaikan, ada sekitar 500 WNI di sekitar lokasi. Hingga Rabu (8/2/2023) dua WNI tewas, salah satunya bernama Nia Marlinda asal Bali.
Hera yang berasal dari Bandung menuturkan, gempa terjadi sekitar jam 4 pagi.
"Tiba-tiba tempat tidur saya goyang-goyang gitu. Saya langsung meluk anak saya."
"Ada dua anak saya yang kecil-kecil itu, udah gitu saya enggak tahu harus ngapain, dan ketika itu semua orang teriak-teriak di luar."
Baca juga: Diguncang Gempa Terkuat 7,8 M, Presiden Turki Erdogan Minta Bantuan Internasional
"Anak-anak sekarang masih dalam keadaan syok, mereka selalu merasa 'Oh akan gempa lagi dan kita harus gimana? Mama gimana kalau kita meninggal?'" lanjutnya, dikutip dari Kompas.com yang menyadur VOA Indonesia.
Sementara itu, Nisa bercerita bahwa dia awalnya mengira guncangannya akan sebentar, tetapi ternyata panjang sampai bermenit-menit.
"Akhirnya kita keluar. Itu orang-orang pada ramai keluar semua," imbuh perempuan asal Padang tersebut.
Nisa dan Hera sama-sama sempat mengungsi di mobil mereka, dengan kondisi cuaca saat itu bersalju dan hujan, sehingga suhunya dingin.
Gempa susulan masih terus terjadi, dan Nisa kemudian mengungsi ke gedung kantor polisi.
Baca juga: Pilu, Balita 18 Bulan Korban Gempa Turki dan Suriah Selamat, Namun Ibu dan Saudara Meninggal Dunia
"Kita enggak mandi, bahkan di sini toilet pun... maaf mungkin karena enggak ada air jadi toilet kotor. Baru hari ini ada pembersihan toilet," terangnya.
Adapun Hera mengungsi ke rumah pamannya, tetapi di sana air juga mati karena pasokannya ditutup, dan tidak ada pemanas ruangan.
"Jadi kita paling ngambil air dari masjid-masjid," ucap Hera.
Penderitaan Nisa dan Hera bertambah karena sulit mendapatkan makanan.
Menurut Nisa, bantuannya baru saja datang sebelum diwawancarai wartawan VOA.
"Kemarin-kemarin itu kita masih (cari) sendiri-sendiri," katanya.
Baca juga: Analisis Pakar Kegempaan dan Prediksi PBB soal Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa
"Sekitar 40 menit keliling-keliling baru dapat toko roti, dan itu antreannya panjang banget, dan satu orang maksimal cuma bisa dapat lima roti."
Hera pun mengungkapkan, ketika waktu pertama gempa makanan susah dicari, apalagi pasar dan warung tutup, beruntung di depan masjid ada yang membagikan sup panas dan bisa disantap Hera bersama keluarganya.
"Sub Judul : Bantuan dari KBRI Ankara"
Gedung apartemen tempat tinggal Nisa dan Hera tidak roboh, tetapi mengalami keretakan.
Mereka sempat kembali untuk mengecek kondisinya, terutama Nisa yang meninggalkan kucing peliharaannya di rumah sehingga perlu dicek setiap hari.
Pihak KBRI Ankara sebenarnya mengadakan evakuasi untuk WNI, tetapi Hera dan Nisa memutuskan tetap di Gaziantep bersama keluarga masing-masing.
"Pak Dubes juga sudah datang di Gaziantep dengan Pak Harianton Tarmizi (dari KBRI) juga, membawa bantuan-bantuan." ungkap Hera.
Baca juga: UPDATE Apartemen WNI di Turki Hancur Akibat Gempa, KBRI Turki Sediakan Rumah Sementara
Harapan Hera, keesokan harinya bantuan tersebut dapat dibagikan ke WNI di Gaziantep.
Mengakhiri wawancara, Hera dan Nisa sama-sama meminta doa dari keluarga masing-masing agar diberi keselamatan selama di Turkiye.
"Kita mohon doanya aja di sini, semoga kita baik-baik. Bahkan sampai beberapa menit yang lalu gempa masih datang dengan guncangan yang lumayan," terang Nisa.
"Untuk mama, bapak, saudara-saudara, dan teman-teman, saya di sini baik-baik. Alhamdulillah. Keluarga suami juga memperhatikan saya dengan baik, jadi enggak usah khawatir," pungkas Hera.

Hingga Rabu (9/1/2023) telah dilaporkan korban tewas akibat bencana gempa bumi yang melanda Turkiye dan Suriah meningkat menjadi lebih dari 15.000 jiwa.
Dikutip dari Kompas.com, saat ini ada lebih banyak mayat ditarik dari puing-puing rumah yang runtuh di zona bencana, kata badan manajemen bencana Turkiye, Kamis (9/2/2023).
Badan itu mengatakan 12.391 orang telah dipastikan tewas di Turki setelah gempa Senin (6/2/2023) dini hari dan serangkaian gempa susulan, yang meruntuhkan ribuan bangunan di tenggara Turkiye, dan juga di perbatasan di Suriah, sebanyak 2.902 orang lainnya dilaporkan tewas.
Dilansir dari Kompas.com yang melansir Associated Press, petugas penyelamat terus menarik orang yang masih hidup dari rumah yang rusak.
Baca juga: Mengenal Lempeng Anatolia, Penyebab Gempa Bumi Turki Magnitudo 7,8 yang Tewaskan Ribuan Korban
Harapan akan warga yang selamat mulai memudar di tengah suhu beku lebih dari tiga hari penuh sejak gempa melanda.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan pada hari Rabu (8/2/2023) mengakui adanya kekurangan dalam tanggapan negaranya terhadap gempa paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade itu.
Harapan bahwa akan ada lebih banyak korban selamat akan muncul dari puing-puing ribuan bangunan yang roboh pun kian menyusut.
Dengan jumlah korban tewas yang dikonfirmasi saat itu mendekati 12.000, Erdogan mengunjungi provinsi Hatay yang paling terpukul, di mana lebih dari 3.300 orang tewas dan seluruh lingkungan hancur.
Warga di sana mengkritik upaya pemerintah, mengatakan penyelamatan amat lambat
Erdogan, yang menghadapi perjuangan keras untuk terpilih kembali pada Mei, bereaksi terhadap rasa frustrasi yang meningkat.
Ia mengakui adanya masalah dengan tanggap darurat gempa magnitudo 7,8 tersebut yang juga menghancurkan landasan pacu di bandara Hatay, yang semakin mengganggu respons tanggap darurat.
“Tidak mungkin bersiap menghadapi bencana seperti itu,” kata Erdogan. “Kami tidak akan meninggalkan warga negara kami tanpa perawatan,” tambahnya.(*)
Sumber : Kompas.id / Kompas.com / TribunJabar.id
Segera akses berita lainnya dari Portal TribunPriangan.com yang tersedia di : Google News
UPDATE Gempa Turki, Sebanyak 40 Pegulat Turki Terjebak di Puing Reruntuhan Gempa |
![]() |
---|
Analisis Pakar Kegempaan dan Prediksi PBB soal Gempa Turkiye yang Menimbulkan Banyak Korban Jiwa |
![]() |
---|
UPDATE Apartemen WNI di Turki Hancur Akibat Gempa, KBRI Turki Sediakan Rumah Sementara |
![]() |
---|
Mengenal Lempeng Anatolia, Penyebab Gempa Bumi Turki Magnitudo 7,8 yang Tewaskan Ribuan Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.