Lontong Cap Go Meh Tasikmalaya, Begini Arti dan Asal Usul Ceritanya
Lontong Cap Go Meh dihidangkan umat Khonghucu Tasikmalaya setelah melakukan ibadah Cap Go Meh sebagai tahapan akhir perayaan Imlek 2574
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: ferri amiril
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com Tasikmalaya, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, TASIKMALAYA - Lontong Cap Go Meh dihidangkan umat Khonghucu Tasikmalaya setelah melakukan ibadah Cap Go Meh sebagai tahapan akhir perayaan Imlek 2574 Kongzili di Kong Miao (red: tempat ibadah umat Khonghucu), Jalan Empangsari Nomor 47, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat pada Minggu (5/2/2023) malam lalu.
“Lontong Cap Go Meh ini sebetulnya dari pencampuran budaya, yakni budaya dari Nusantara dan Tionghoa,” kata Sugih Sugianto selaku Wakil Ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Tasikmalaya kepada TribunPriangan, Selasa (7/2/2023).
Ia mengatakan, bahwa di negeri Tionghoa memang tidak ada lontong, sehingga di sini, umat Khonghucu menyesuaikan dengan kondisi di nusantara.
“Sejak zaman dulu, bahkan sebelum zaman kemerdekaan, Lontong Cap Go Meh ini sudah ada. Hidangan lontong ini juga merupakan sebuah simbol-simbol,” lengkap Sugih.
Menurutnya, bentuk lontong yang panjang melambangkan panjang umur.
Kemudian Lontong Cap Go Meh juga terdapat hidangan telur di dalamnya, yang melambangkan keberuntungan.
Lalu kuahnya yang terbuat dari kunyit sehingga berwarna keemasan, merupakan lambang kemakmuran.
“Jadi, Lontong Cap Go Meh itu melambangkan umur yang panjang dengan keberuntungan dan kemakmuran bagi mereka yang memakannya dan menghidangkannya,” ujar Sugih.
Ia mengatakan, tiap jatuh hari Cap
Go Meh di Indonesia, kebanyakan mereka menghidangkan sajian lontong tersebut, terutama di pulau Jawa.
“Biasanya Lontong Cap Go Meh ini dinikmati rame-rame setelah selesai ibadah Cap Go Meh,” kata Sugih.
Perlu diketahui, penamaan Cap Go Meh sebetulnya hanya dikenal di Indonesia saja.
Di negeri Tionghoa sendiri, Cap Go Meh dikenal dengan nama Yuan Xiao, dan jatuh pada hari ke-15 bulan pertama tahun baru Imlek.
Sedang Cap Go Meh sendiri diambil dari bahasa Hokkien (red: salah satu suku bangsa Tionghoa) yang artinya malam ke-15.
“Cap itu artinya puluhan, Go itu artinya lima, sehingga Cap Go itu artinya lima belas. Sedangkan Meh itu artinya malam. Jadi, artinya Cap Go Meh itu bahasa Hokkien yang artinya malam ke-15 setelah pergantian tahun baru Imlek,” ujar Sugih.(*)
Soal Adu Mulut Kadinsos dengan Warga Panglayungan, Viman: Saya Langsung Tegur Secara Lisan |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Tasik Efisiensi Bicara Saat Ditanya Tunjangan Anggota Dewan |
![]() |
---|
Dinas PUTR Kota Tasikmalaya Prioritaskan Pembebasan Lahan Akses di Area Jembatan Sukamenak |
![]() |
---|
Daftar 15 Kelurahan dan 4 Kecamatan di Kota Tasikmalaya yang Tergerus Tol Getaci |
![]() |
---|
Viral Kadinsos Kota Tasik Adu Mulut dengan Warga saat Bahas Data Bansos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.