Pemilu 2024

Bergabungnya Ridwan Kamil dengan Golkar Dinilai Simbiois Mutualisme Jelang Pemilu 2024

Bergabungnya Ridwan Kamil dengan Golkar Dinilai Simbios Mutualisme Jelang Pemilu 2024

Tribunnews.com/Chaerul Umam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil resmi menjadi kader Partai Golkar. (Tribunnews.com/Chaerul Umam) 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Keputusan Ridwan Kamil berlabuh di Partai Golkar dinilai merupakan langkah yang tepat dan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak, terlebih kini menjelang Pemilu 2024.

Pengamat politik Philips J Vermonte, mengatakan, keputusan Ridwan Kamil bergabung Golkar dapat menjadi simbiosis mutualisme jika dilihat dari latar belakang Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, yang teknoratis.

"Orang seperti Kang Emil bisa mewarnai bagaimana partai politik melakukan fungsinya. Ada beberapa fungsi, pengawasan, pembuat undang-undang, fungsi perwakilan, dan budgeting. Dari empat itu tiga di antaranya fungsi teknoratis," katanya kepada wartawan, Rabu (18/1/2023).

Baca juga: Ridwan Kamil Nilai Rumus Zona Industri Mampu Tingkatkan Kesejahteraan Suatu Daerah

Menurutnya, pengalaman Kang Emil di bidang eksekutif sebagai kepala daerah baik Walikota dan Gubernur, akan menambah kemampuan Golkar untuk bisa tetap menjadi partai teknokrat sebagaimana awalnya dibentuk oleh Golongan Karya.

"Jadi seperti natural Kang Emil masuk Golkar, sudah waktunya. Yang kita inginkan adalah partai politik yang kuat, demokratis dan inovatis. Kalau partai tidak diperkuat oleh orang-orang seperti Kang Emil tujuan itu tidak akan tercapai," katanya.

Philips juga menilai tepat akan pemilihan Golkar sebagai kendaraan politik Ridwan Kamil. Philips mengatakan, setelah adanya era otonomi daerah, banyak memunculkan calon pemimpin nasional dari daerah.

Baca juga: Pengakuan Ibu Muda Ini saat Peresmian Situ Gede Kota Tasikmalaya Bikin Ridwan Kamil Melongo

"Jokowi itu anak kandungnya desentralisasi, sebagai presiden buah dari desentralisasi," tuturnya.

Desentralisasi mendorong masyarakat untuk bisa mengevaluasi kepala daerah yang baik atau yang tidak cakap memimpin.

Kepala daerah yang baik akan mendapatkan kepercayaan sekaligus penghargaan dari masyarakat dalam meniti karir kepemimpinan.

"Kang Emil gubernur yang demikian, lahir dari otonomi daerah, terpilih sebagai walikota, kemudian gubernur, ini menambah deretan potensi pemimpin nasional yang datang dari kepala daerah," paparnya.

Baca juga: Pesan Ridwan Kamil Kepada Masyarakat Tasikmalaya usai Resmikan Alun-alun Singaparna

Berkaitan dengan pemimpin potensial, Philips menilai keputusan Ridwan Kamil berbaju parpol sudah sesuai jalur dan aturan konstitusional terlebih jika ingin ikut kontestasi di level nasional.

"Masuk parpol adalah konsekuensi logis saja dari jalurnya Kang Emil sebagai salah satu kepala daerah yang dalam hasil survei cukup solid, baik sebagai kandidat calon presiden maupun calon wakil presiden," katanya

Terlebih dengan masuk Golkar, katanya, Kang Emil akan membawa dorongan bagi pemilih di Jawa Barat.

Baca juga: Resmikan Alun-alun Singaparna, Ridwan Kamil: Semua Indah pada Waktunya

Kang Emil yang populer potensial sebagai vote getter menjadikan hubungan Kang Emil dan Golkar simbiosis mutualiasme.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved