Sanggar Seni Sabda Pangrumat di Tasikmalaya Lahirkan 2 Juara Festival Dalang Anak Tingkat Provinsi
Sanggar Seni Sabda Pangrumat di Tasikmalaya Lahirkan 2 Juara Festival Dalang Anak Tingkat Provinsi
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana
TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Sebuah sanggar seni yang berjarak sekira 11 kilometer dari Kota Tasikmalaya, selama lima tahun ini telah merawat kesenian wayang golek.
Bernama Sabda Pangrumat, sanggar seni ini terletak di Jalan Kalapadua, Desa Marguluyu, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Tampak alat musik gamelan menghias tiap sudutnya, sedang wayang golek terlihat berjajar di mulut panggung sanggar.
Baca juga: Cuaca Kota Tasikmalaya Hari Ini, Berawan Pagi Hari Lalu Turun Hujan Siang Hari
“Kami mulai berdiri itu pada tahun 2017,” ungkap Ketua Sanggar Seni Sabda Pangrumat Ai Andriana kepada TribunPriangan.com pada Selasa (10/1/2023).
Kendati sanggar seni tersebut bernama Sabda Pangrumat, sambungnya, tapi setiap kali mereka pentas, justru menggunakan nama grup tempat mereka bernaung, yakni Pujaran Mekar Arum’2 Giriharja Tasikmalaya.
Dari sanggar seni tersebutlah lahir dua dalang cilik asal Kabupaten Tasikmalaya yang telah mengharumkan nama Manonjaya di kancah nasional.
Baca juga: Rekonstruksi Kakek Bunuh Cucu Tiri di Tasikmalaya Ada 50 Adegan, Golok Ditusuk ke Punggung Korban
Dua dalang cilik ini adalah Aditya Erlangga (14) asal Kecamatan Manonjaya dan Rizki Pebrian Firmansyah (11) asal Kecamatan Padakembang.
Menurut Ai, Aditya merupakan juara 1 Festival Dalang Anak kategori Remaja, sedang Rizki merupakan juara 2 Festival Dalang Anak kategori Anak-anak, dan keduanya sama-sama menjuarai di tingkat Provinsi Jawa Barat.
“Alhamdulillah, meski dengan banyak keterbatasan, Adit dan Rizki ini mampu jadi juara di tingkat Provinsi,” terang Ai di sela-sela perbincangan.

Kondisi sanggar seni Sabda Pangrumat ini serba terbatas, mengingat wayang golek yang dimiliki mereka juga hanya sebanyak 15 buah.
Sementara alat musik gamelan yang banyak menghias tiap sudut sanggar merupakan titipan milik Dian Cahyadinata, Kepala Desa setempat.
Kendati demikian, Ai mengaku dirinya tidak berambisi untuk menjuarai semua pertandingan dalang anak.
Baca juga: Kedai Tjinere di Rumah Zaman Belanda, Kuliner Artisan Mi di Tasikmalaya
“Saya bersyukur dan bangga sekali mereka menjadi juara di tingkat provinsi. Tapi terlepas dari itu semua, saya justru berharap mereka bisa meneruskan kesenian wayang golek ini,” terang Ai.
Harapan yang paling utama atas upaya merawat sanggar seni ini, lanjut Ai, persis seperti semboyan Sanggar Seni Sabda Pangrumat sendiri yang menggunakan bahasa Sunda.
Baca juga: Nikmati Hari Libur Sekolah, Rombongan Asal Tasikmalaya Kunjungu Objek Wisata Jatisewu Ciamis
Semboyan tersebut berbunyi ‘seni ngancik na diri titis waris ti Nini-Aki’.
“Artinya, seni yang bersemayam dalam diri yang diwarisi dari nenek dan kalek (leluhur),” pungkas Ai. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.