Gempa Bumi Cianjur

Mengungsi ke Kuburan Tak Takut Hantu, Warga Cikaret Girang Lebih Takut Gempa Susulan

Wraga Kampung Cikaret Girang terpaksa mengungsi ke kuburan, namun bukan hantu yang mereka takutkan, melainkan gempa susulan

Penulis: Redaksi | Editor: Machmud Mubarok
TribunJabar.id/Fauzi Noviandi
Puluhan korban gempa Cianjur tidur di kuburan di Kampung Cikaretgirang, Desa Limbangansari, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (26/11/2022). 

Laporan Kontributor Kabupaten Cianjur, Fauzi Noviandi. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIANJUR - Gempa bumi magnitudo 5.6 telah memporak-porandakan sejumlah wilayah di Kabupaten Cianjur, tercatat ada 16 Kecamatan yang terdampak dan puluhan ribu rumah rusak. 

Selain itu, gempa juga mengakibatkan puluhan ribu warga terdampak terpaksa harus mengungsi di tenda yang didirikan secara gotong royong oleh masyarakat. 

Pascagempa bumi tersebut sejumlah bantuan dari berbagai kalangan pun berdatangan untuk membantu warga terdampak. 

Tenda-tenda pun didirikan untuk tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak. Namun sedikit berbeda dengan kondisi posko di Kampung Cikaret Girang, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur. 

Di kampung tersebut ada tiga tenda yang didirikan di atas pemakaman. Batu nisan pun dijadikan alas tidur para pengungsi. Tidak jarang tenda yang didirikan seadanya tersebut bocor dan banjir karena hujan deras. 

Baca juga: Update Korban Gempa Cianjur, Jumlah Warga Meninggal Jadi 318, 14 Orang Masih Hilang

Hal tersebut yang dirasakan Syamsudin, kakek berusia 60 tahun bersama 12 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 50 jiwa yang terpaksa tidur di atas kuburan. 

"Sejak hari pertama warga memang langsung menyelamatkan diri ke kuburan, dan sampai sekarang warga tidur di sini," ucap Syamsudin. 

Hanya ada tikar plastik yang mereka bawa dari rumahnya masing-masing untuk dijadikan alas puluhan pengungsi dan terdapat belasan anak-anak dan balita. 

"Di sini banyak anak-anak sama balita, dan Lansia juga sekarang kondisinya sudah ada mengeluhkan batuk dan demam," ungkap kakek yang mengenakan kopiah hitam bercorak putih. 

Meski kuburan identik dengan hal mistis, mereka terpaksa mengacuhkan itu. Justru yang menghantui mereka adalah  gempa susulan yang masih terjadi hingga kini. 

"Takut hantu engga, karena tempat tinggal kita memang berdekatan dengan kuburan. Yang kami takutkan sekarang itu gempa susulan," ungkap Syamsudin yang sudah tinggal puluhan tahun dikampung tersebut. 

Bahkan tidak jarang mereka untuk memenuhi kebutuhan masukan protein, warga mengambil pucuk daun pepaya dan sayuran yang diambil tidak jauh dari lokasi tenda didirikan. 

Mereka tampak kompak saling kerjasama, untuk meyiapkan bagi warga lainya dengan menggunakan kompor yang dibawa dari salah satu warga. 

Memasuki hari kelima pasca gempa bumi Cianjur, mereka kini masih membutuhkan bantuan berupa tenda, dan tempat tidur yang lebih layak, serti obat-obatan tisu basah dan kering. 


Hingga kini pun mereka belum menerima arahan dari petugas resmi untuk pindah ke lokasi yang lebih nyaman. 


"Kalau dipindahkan mau, tapi jangan terlalu jauh biar tidak sulit ke rumah kami yang sudah roboh," harapanya. 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved