Gempa Bumi Cianjur

SUBHANALLAH! Ibu dan Anak Ditemukan Meninggal Berpelukan di Lokasi Longsor Gempa Cianjur

Subhanallah, ibu dan anak ditemukan meninggal dengan posisi berpelukan di lokasi longsor gempa Cianjur, di tebing Palalangon, Desa Cibeureum, Cugenang

Penulis: ferri amiril | Editor: Machmud Mubarok
TribunPriangan.com/Ferri Amiril Mukminin
Srikanti (22) (berkerudung hitam) anak sulung korban yang menangis ditenangkan oleh keluarga dan rekan guru korban. 

Sang ayah, Agus Gunawan (45) langsung menuju TKP longsor Sate Shinta dan mencari segala informasi di lokasi tersebut.

"Ayah tak pernah pulang ke rumah, ia terus berada di lokasi longsor sejak hari pertama kejadian hingga hari ini ditemukan," kata Srikanti.

Ditemui di sekitar mayat, wajah Agus terlihat sangat lelah. Anggota Polsek Mande ini menyempatkan untuk tersenyum saat disapa Tribun meski menyimpan duka yang sangat mendalam.

Agus mengatakan, sejak hari pertama ia sangat ingin sekali menemukan anak dan istrinya.

Makanya ia berada di dekat lokasi longsor setiap hari. Hujan dan udara dingin yang kerap menerpa kawasan Cugenang sudah tak ia rasakan di tubuhnya.

Dalam hatinya ia selalu ingin segera menemukan anaknya.

"Dingin sudah tak terasa di tubuh selama empat hari di sana," ujarnya singkat.

Agus mengatakan, saat ditemukan istrinya sedang memeluk anaknya. Proses evakuasi pun berlangsung. Sulitnya proses evakuasi membuat mobil Avanza tersebut harus dipotong-potong. Saat evakuasi jenazah anak terlepas sehingga yang terakhir diangkat.

Agus mengatakan, ia akan membawa jenazah istri dan anaknya ke Desa Jayagiri, Kecamatan Sindangbarang Cianjur selatan. Pasalnya rumah dan kawasan Awilarangan juga sudah rusak diterjang gempa.

Rekan kerja termasuk Kapolsek Mande Iptu Dadeng pun berdatangan ke kamar mayat dan mengucapkan belasungkawa kepada Agus.

Data yang dihimpun di kamar mayat, total yang berada di mobil Avanza abu pelat nomor B 2628 SKR TK Al Azhar berjumlah 8 orang. Enam orang kepala TK, satu orang guru, dan seorang anak balita.

Semula mobil tersebut berangkat dari Cianjur menghadiri acara PKBM di Sarongge hanya berpenumpang dua orang, yakni kepala TK Al Azhar Yeni Siti Rohaeni dan Kepala TU Al Azhar Andika Sulaiman.

Namun saat pulang lima kepala sekolah dari TK berbeda bersama satu orang anak ikut menumpag pulang.

Korban yang berada di mobil Avanza Hitam yakni Jubaedah Kepala TK Perwari, Yayah Rodiah kepala TK Bina Insani Al Muawanah, Yanti Mandasari (42), Qinanti (2), Ilis Nurhaeni kepala TK Kosgoro, Yeni Siti Rohaeni Kepala TK Al Azhar, Tati Rohayati, dan Andi Sulaeman TU Al Azhar. (*)

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved