Sejarah Ibukota Priangan
Benarkah Kabupaten Cianjur Pernah Menjadi Ibukota Priangan? Simak Begini Fakta dan Sejarahnya
Ternyata sejarah mengatakan jika Cianjur menjadi ibukota Priangan sampai pertengahan abad 19 sebelum akhirnya Ibukota priangan pindah ke Bandung
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dwi Yansetyo Nugroho
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, ketika mengenyam pendidikan di sekolah pasti dalam salah satu mata pelajaran kita akan diajarkan dan dikenalkan dengan lagu-lagu perjuangan.
Nah salah satunya adalah lagu perjuangan Halo-Halo Bandung.
Dalam lagu ini terdapat sebuh kalimat yang berbunyi "Ibu kota Periangan".
Berbicara tentang Priangan, merupakan satu Karesidenan yang berada di Pulau Jawa bagian barat.
Serta tahukah kamu, bahwa sebelum Bandung, Kota Cianjur menjadi ibukota Priangan sampai pertengahan abad 19.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Adik dari Dinar Candy Dikabarkan Hilang Usai Gempa, Begini Nasibnya
Seperti dilansir dari sejarahbandung.id, Ibukota Priangan mengalami perpindahan di tahun 1864.
Pemerintah kolonial Hindia Belanda memilih Kota Bandung sebagai penggantinya.
Perpindahan ini pun ternyata menjadi salah satu aspek yang mendorong Kota Bandung menjadi kota penting dan besar seperti sekarang.
Perpindahan Ibukota ini didorong oleh gagasan Residen Priangan C.P.C. Steinmetz.
Ternyata pada saat itu, Residen yang bertugas dari tahun 1851 sampai 1855 itu tinggal di kantor karesidenan dan tidak mempunyai rumah dinas.
Residen mempunyai usul, untuk memindahkan pusat Karesidenan Priangan ke Kota Bandung dibanding dibuatkan sebuah rumah dinas di Cianjur.
Beberapa alasan pun bermunculan dan akhirnya memperkuat Bandung dinilai layak menjadi Ibukota Karesidenan Priangan.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Berikut Ini Rentetan Gempa Cianjur-Sukabumi, Terparah di Tahun 1844
Mengutip dari dokumen Ministerie van Kolonien, 28 Juni 1856, Sejarawan Sobana Hardjasaputra menulis setidaknya ada 5 alasan mengapa Bandung layak menggantikan Cianjur.
1. Suhu udara kota Bandung lebih menyenangkan dibanding suhu udara Kota Cianjur
2. Letak srategis Kota bandung yang ada di tengah Priangan. Keadaan ini ditunjang keberadaan jalan-jalan yang teah menghubungkan Bandung dengan daerah lain
3. Jumlah penduduk Kota Bandung lebih banyak dibanding jumlah penduduk di Cianjur
4. Daerah Bandung kaya akan kopi dan Padi
5. Kehidupan ekonomi di Bandung cukup berkembang dan menunjukkan prospek lebih baik
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Lima Warga Korban Gempa Berhasil di Evakuasi Petugas Gabungan
Bahkan usul ini pun sempat menjadi perbincangan di pemerintahan pusat Hindia Belanda kala itu.
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan, sehingga pembicaraan wacana perpindahan ini berlangsung cukup lama.
Salah satunya berkaitan dengan masalah keuangan, karena selain memindahkan pemerintahan, pemerintah pusat harus juga menyiapkan infrastruktur sebagai penunjang kinerja pemerintah di ibukota yang baru.
Kebutuhan dalam biaya yang cukup besar sempat menghalangi rencana tersebut, meskipun Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud menyetujui pemindahan ini di tahun 1856.
Namun, proses pemindahan tidak juga terlaksana, sampai Cianjur terkena bencana besar.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di CIanjur, Warga Pilih Pasang Tenda untuk Tidur Diluar Rumah
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, ASN Pemprov Jabar Mulai Himpun Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur
Meletusnya Gunung Gede
Tribuners pada tahun 1864, Cianjur dilanda bencana yang sangat berdampak akibat Gunung Gede meletus.
Meletusnya gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi ini membuat Kota Cianjur rusak berat kala itu.
Peristiwa ini membuat Residen Priangan memunculkan usulan lama yakni memindahkan ibukota ke Bandung.
Pemindahan ini akan memindahkan sekitar 27 orang termasuk Residen C. der Moore dan pegawainya, arsip-arsip, dan perlengkapan lainnya.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Hingga Pagi Ini Sudah 460 Korban Gempa Masuk ke RSUD Sayang Cianjur
Akhirnya usulan ini disetujui oleh Gubernur Jenderal Sloet van de Beele dengan surat keputusan bertarikh 7 Agustus 1864 yang berisi penunjuk Kota Bandung sebagai Ibukota karesidenan Priangan menggantikan Kota Cianjur.
Bahkan surat keputusan ini pun disetujui oleh Menteri Jajahan, sehingga Residen dan rombongannya bisa pindah ke ibukota yang baru, yaitu Bandung.
Sarana pertama yang dibangun di Kota Bandung adalah sebuah sebuah gedung megah di daerah Kampung Bogor, berjarak sekitar 1 km dari Alun-Alun Bandung.
Gedung yang merupakan bangunan modern pertama di Kota Bandung ini selesai dibangun pada tahun 1867.
Baca juga: UPDATE Gempa Bumi di Cianjur, Berikut Ini Rentetan Gempa Cianjur-Sukabumi, Terparah di Tahun 1844
Gedung ini sekarang bernama Gedung Pakuan, berada di ujung utara Jalan Oto Iskandar Dinata dan dipakai sebagai rumah dinas Gubernur Jawa Barat.
Dengan adanya perpindahan ibukota karesidenan ini membuat wajah kota Bandung perlahan mulai berubah.
Sekarang sudah banyak gedung-gedung baru hingga modern mulai dibangun di sana.
Sampai orang-orang Belanda pun mulai berdatangan mengembangkan dan meramaikan Kota Bandung, Ibukota Priangan. (*)