Kesehatan

Benarkah Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Resiko Terkena Diabetes? Simak Begini Faktanya

ejumlah penelitan mengungkap kurang tidur yang terjadi secara berkepanjangan bisa memicu beragam masalah kesehatan. Mulai dari penurunan gairah.

zoom-inlihat foto Benarkah Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Resiko Terkena Diabetes? Simak Begini Faktanya
Ilustrasi Pixabay
Benarkah Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Resiko Terkena Diabetes, Simak Begini Faktanya

TRIBUNPRIANGAN.COM- Sejumlah penelitan mengungkap kurang tidur yang terjadi secara berkepanjangan bisa memicu beragam masalah kesehatan. Mulai dari penurunan gairah seksual, depresi, hingga hipertensi.

Satu hal yang mungkin jarang disadari, kurang tidur berkepanjangan juga dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2. Diabetes secara umum terjadi ketika tubuh mengalami resistensi insulin. Kondisi ini menyebabkan glukosa darah tidak bisa masuk ke dalam sel.

Beberapa studi terdahulu telah mengindikasikan bahwa kurang tidur berkepanjangan bisa menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Namun, belum diketahui dengan jelas seperti apa mekanisme yang mendasarinya.

Baca juga: Gerhana Bulan Total 8 November 2022,Tata Cara Salat Gerhana Bulan,Doa juga Zikirnya

Studi terbaru berhasil menemukan benang merah antara kurang tidur dengan risiko diabetes. Studi terbaru yang dikepalai oleh University of Bristol ini menganalisis data dari UK Biobank.

"Peneliti telah menemukan bahwa mereka yang berusia di bawah 40 tahun memiliki risiko mengalami diabetes bila mereka mengidap insomnia," jelas ahli kesehatan tidur Steve Payne dari Sleep and Snooze, seperti dilansir Tribun Priangan.com dari laman Express.

Adapun studi terbaru ini berfokus pada penilaian lima kebiasaan tidur, termasuk gejala insomnia, durasi tidur, rasa kantuk di siang hari, dan tidur siang.

Baca juga: Taman Endog, Wisata Sumedang Bernuansa Ruang Terbuka Hijau

Hasil studi menunjukkan bahwa orang-orang yang kekurangan tidur memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang jarang mengalami kesulitan tidur

Apa yang menyebabkan keduanya berhubungan belum diketahui," ujarnya.

Meski begitu, para ahli berspekulasi bahwa kurang tidur mungkin berkaitan dengan metabolisme glukosa dan menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Keduanya lalu mempengaruhi kadar lapar dan nafsu makan.

Salah satu hormon yang mungkin terpengaruh adalah hormon ghrelin atau hormon yang mengatur rasa lapar.

Baca juga: Danau Lemona, Wisata Tasikmalaya yang Instagramable dan Cocok untuk Keluarga

Hormon lain yang juga terdampak akibat kurang tidur adalah hormon leptin, atau hormon yang mengatur rasa kenyang.

Kurang tidur diyakini bisa menyebabkan hormon ghrelin menjadi lebih tinggi dan hormon leptin menjadi lebih rendah. Kombinasi keduanya bisa memicu timbulnya kebiasaan makan tidak sehat yang berjuang pada kenaikan berat badan dan kegemukan.

Kegemukan atau memiliki berat badan berlebih merupakan salah satu faktor risiko utama dari diabetes tipe 2. Kegemukan diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2 hingga tujuh kali lipat.

"Ada juga fakta sederhana di mana ketika kita lelah (karena kurang tidur) kebiasaan makan menjadi tidak teratur dan kurang sehat," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved