Harga Kedelai Naik

Harga Kedelai Naik, Mang Sudar Pilih Tetap Berdagang Tempe dan Naikkan Harga

Harga Kedelai Naik, Mang Sudar Pilih Tetap Berdagang Tempe Naikkan Harga

Tribun Jabar/Andri M Dani
Mang Sudar (60) memilih tetap produksi dan tetap berjualan tempe, meski rekan-rekannya sesama pedagang tahu dan tempe di Pasar Manis Ciamis mogok produksi dan mogok jualan. Walau harga kedelai naik, dia tetap berjualan tempa dengan menaikkan harga, dari semula Rp 2.500/kantong menjadi Rp 10.000/3 kantong tempe. 

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Ratusan perajin tahu-tempe di Ciamis mogok produksi dan berhenti berdagang memasuki hari kedua, Minggu (30/10/2022).

Pedagang tahu dan tempe menghilang di lorong pos di Pasar Subuh Ciamis. Di antara jongko-jongko pedagang sayur-mayur, lapak mereka kosong.

Lorong Blok A Pasar Manis Ciamis yang merupakan sentra penjualan ahu dan tempe, Minggu (30/10), juga sepi.

Namun, ada satu jongko di lorong Blok A dari arah Blok C, seorang perajin tempe yang tetap berdagang.

“Kemarin juga jualan. Lihat saja kan masih banyak ibu-ibu yang butuh,” ujar Mang Sudar (60), penjual tempe di lorong Blok A Pasar Manis Ciamis, Minggu (30/10/2022).

Baca juga: Tahu Tempe Langka jadi Trending Topic, Emak-emak: Masa Kupat Tahu Diganti jadi Kupat Tempe

Baca juga: Tahu Gejrot Agan Tetap Jualan di Tengah Aksi Mogok Perajin Tahu

Dia setiap harinya membuat tempe di rumahnya, lingkungan Jati Kelurahan Sindangrasa. Kemudian dijual langsung di lorong Blok A Pasar Manis Ciamis.

“Masalah utamanya sekarang harga kacang kedelainya naik terus nggak turun-turun. Saya beli kemarin harga sudah Rp 13.800/kg,” ujar Mang Sudar.

Menurut Sudar, mogok produksi atau berjualan tidak berpengaruh besar terhadap harga kedelai.

“Kecuali kalau harga dolar turun. Tentunya harga kacang kedelai dengan sendirinya juga akan turun. Kacang (kedelai) itu, kan, impor semua,” katanya.

Di tengah ketidakpastian harga kedelai ini, Mang Sudar memilih menaikkan harga tempa buatannya dan tetap memasarkannya kepada masyarakat.

“Ukuran tempenya tetap. Tapi harganya saja yang dinaikkan. Biasanya seukuran ini Rp 2.500/kg. Sekarang dijualnya Rp 3.500 atau Rp 10.000 tiga biji (tiga kantong),” ujar Mang Sudar sembari memperlihatkn batangan tempe buatanya.

Baca juga: Emak-emak Mulai Meradang, Ukuran Tahu Tempe di Majalengka Makin Kecil

Di sisi lain, Kepala Desa Cisadap, Muslih mengatakan, perajin tahu tempa akan kembali produksi mulai Senin (31/10/2022).

“Hari ini kami masih berhenti produksi berhenti jualan. Rencananya Senin (31/10) baru produksi lagi,” ujar H Muslih, Kades Cisadap yang juga perajin tempe tersebut kepada Tribun Minggu (30/10/2022).

Desa Cisadap merupakan sentra produksi tahu dan tempe di Ciamis. Ada 500 KK perajin tahu dan 10 KK perajin tempe di desa yang wilayahnya masuk Kecamatan Ciamis tersebut.

Sebagian besar unit produksi tahu dan tempe di Desa Cisadap berada di Dusun Selaawi dan Dusun Cibodas.

Tiap hari ratusan KK perajin tahu tempe di Desa Cisadap membutuhkan sekitar 20 ton kacang kedelai untuk diolah menghasilkan tahu dan tempe tersebut.

“Masalah utamanya sekarang adalah soal harga kacang kedelai yang semakin mahal. Sudah sampai Rp 14.000/kg. Belum pernah terjadi seperti. Menyikapi kondisi ini kami terpaksa berhenti produksi dulu dan berhenti berjualan,” katanya, (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved