Komunitas Pemuda Tani Asal Ciamis Ciptakan Mesin Perontok Padi Juara Tingkat Provinsi dan Nasional
Mesin perontok padi yang diciptakan oleh Komunitas Pemuda Tani di Ciamis menjadi juara satu kompetisi pemuda pelopor tingkat provinsi
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan TribunPriangan.com. Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Mesin perontok padi yang diciptakan oleh Komunitas Pemuda Tani di Ciamis menjadi juara satu kompetisi pemuda pelopor tingkat provinsi dan juara tiga di tingkat nasional pada 2021.
Pemuda Tani atau Lare Terbis (Pemuda Tepi Sawah) merupakan komunitas pemuda yang peduli terhadap pertanian yang berdiri sejak tahun 2017.
"Komunitas ini adalah pemuda-pemuda yang peduli dengan pertanian terutama di desa sendiri ya, dan kita juga bergerak di bidang teknologi dan inovasinya," kata Syamsul Zuhri saat ditemui di Pameran Kepemudaan Kabupaten Ciamis, Jumat (28/10/2022).
Salah satu produk unggulan yang mereka ciptakan adalah mesin perontok padi minimalis dan portable dengan merek dagang Fangil.
Selain itu juga ada mesin pencacah rumput, penggembur tanah, dan alat untuk memudahkan para petani mengemas padi ke dalam karung.
Baca juga: Bupati Ciamis Gelar Peringatan Sumpah Pemuda di Halaman Pendopo
Komunitas ini beranggotakan sekitar 20 pemuda asal Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis yang diketuai oleh Syamsul Zuhri (27).
"Kami membuat inovasi ini untuk membantu para petani menengah kecil ya, kalau petani besar kan sudah ada combine," katanya.
Syamsul juga mengungkapkan teknologi pertanian yang disalurkan oleh pemerintah ke desa itu tidak tepat guna, contohnya combine, di desa itu tidak dapat dioperasikan.
Maka dari itu ia dan teman-temannya memiliki inisiatif dan berinovasi untuk menciptakan tekonologi pertanian yang minimalis dan lebih praktis.
Syamsul mengatakan hingga saat ini komunitasnya sudah menjual sebanyak 800 unit ke seluruh Indonesia.
Selain itu komunitas Pemuda Tani ini memasarkan produknya hampir di semua marketplace.
Adapun harga untuk satu unit mesin perontok padi seharga Rp. 5 juta. Jika petani langsung yang membeli akan ada subsidi khusus, mesin pencacah rumput Rp. 3.500.000, dan alat penggembur tanah seharga Rp. 150 ribu.
"Harapannya dengan alat-alat yang kami buat ini bisa membantu para petani di desa agar pekerjaannya lebih mudah dan praktis," ujar Syamsul. (*)
