Orang Tua Siswa MTs Kertajaya Pangandaran Keluhkan Rencana Ziarah, Biayanya Dinilai Mahal

Mereka menilai biaya yang ditetapkan terlalu memberatkan, terutama di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Padna
KELUHKAN KEGIATAN ZIARAH - MTs Kertajaya Kecamatan Mangunjaya Kabupaten Pangandaran Jawa Barat. Sejumlah orang tua siswa MTs Kertajaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, mengeluhkan rencana kegiatan ziarah. 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Sejumlah orang tua siswa MTs Kertajaya, Kecamatan Mangunjaya, Kabupaten Pangandaran, mengeluhkan rencana kegiatan ziarah yang akan digelar pihak sekolah pada 12–14 Desember 2025 mendatang. 

Mereka menilai biaya yang ditetapkan terlalu memberatkan, terutama di tengah kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.

Satu di antara orang tua siswa kelas IX yang enggan disebutkan namanya mengatakan, kegiatan tersebut memang bukan hal baru. Sebelumnya, sekolah juga rutin menggelar kegiatan serupa dengan nama wisata religi.

"Dulu namanya wisata religi, sekarang diganti jadi ziarah. Tapi intinya sama saja. Bedanya hanya di nama," ujarnya dihubungi Tribun Jabar melalui WhatsApp, Kamis (6/11/2025) pagi.

Baca juga: Seorang Warga Pangandaran Diduga Hilang di Gua Lalay, Tim SAR Lakukan Pencarian

Menurut Ia, meski pihak sekolah menyebut kegiatan itu sudah dibahas melalui musyawarah, namun penetapan biaya sebesar Rp 600 ribu dilakukan tanpa persetujuan orang tua siswa.

"Biayanya langsung ditetapkan. Kami tidak ikut musyawarah soal besarannya. Rp 600 ribu itu besar untuk kami masyarakat kecil, apalagi rata-rata orang tua murid di sini petani. Belum lagi uang jajan anak, bisa habis lebih dari satu juta," katanya.

Menurutnya, banyak orang tua yang sebenarnya keberatan, namun memilih diam karena khawatir berdampak pada anak mereka di sekolah.

Kepala MTs Kertajaya, Waris, mengatakan, rencana kegiatan ziarah itu sudah melalui proses musyawarah dengan komite sekolah, guru, dan perwakilan orang tua siswa.

"Kegiatan ini hasil kesepakatan bersama, tidak ada unsur paksaan. Ziarah merupakan program dua tahun sekali yang sudah biasa dilaksanakan," ucap Waris.

Selain itu, kegiatan ziarah tahun ini akan dilaksanakan di wilayah Jawa Barat, sesuai peraturan gubernur yang membatasi kegiatan sekolah di luar Provinsi.

Rute ziarah meliputi sejumlah lokasi makam tokoh ulama, antara lain makam Syekh Sanusi dan Syekh Sohwi di Kota Banjar, Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan, ke Panjalu, serta Cirebon.

"Biaya Rp 600 ribu itu sudah termasuk transportasi bus, makan, kaos, buku panduan, minuman, dan fasilitas lainnya. Sebagian dana, berasal dari tabungan siswa yang dikumpulkan sejak kelas VII," ujarnya.

Waris menyebut, kegiatan ini diikuti 116 siswa dari kelas VIII dan IX, serta merupakan satu bagian dari program rutin yayasan serta komite sekolah.

Meski pihak sekolah menyebut kegiatan ini hasil kesepakatan, sebagian orang tua tetap berharap agar sekolah mempertimbangkan kembali besaran biaya atau memberi opsi lain bagi keluarga kurang mampu.

"Kami setuju kegiatan keagamaan, tapi jangan memberatkan. Kalau bisa ada keringanan atau alternatif lain," ujar satu wali murid kelas di Mts Kertajaya.

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved