Hari Guru Nasional 2025

10 Puisi Singkat Tentang Hari Guru Nasional 2025, Cocok untuk Siswa SD-SMA

Berikut ini terdapat beberapa nasakh puisi yang bisa digunakan saat perayaan lomba peringatan Hari Guru Nasional 2025

Foto: Getty Images/iStockphoto/photosvit
PUISI HARI GURU - 10 Puisi Singkat Persiapan Hari Guru Nasional 2025, Cocok untuk Siswa SD-SMA. ilustrasi pembacaan puisi 

Dengan sabar kau membimbing
Tak pernah letih memberi
Penuh semangat dan inspirasi
Mendidikku menjadi lebih baik

Kau takkan tergantikan
Sebagai sosok teladan
Oh.. guruku yang hebat
Hati ini kan selalu terkesan

  • Puisi 7: Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Kepada Guru-Guruku (Karya: Marzuli Ridwan Al-bantany)

Kau pahlawan, pejuang ilmu pengetahuan
Tak menuntut riang
Kau pahlawan, tanpa tanda jasa
Tersemat di dada

Telah tak berbilang sudah
Manusia-manusia berilmu kau lahirkan
Di kota, di kampung dan ceruk-ceruk desa
Kau tabah, ikhlas melukis senyum paling indah

Pada setiap resah yang menjengah
Berpantang kau ucap kata lelah

  •  Puisi 8: Perajut Asa, Penyambung Mimpi (Karya: Hang Irfan)

Setiap harimu berdiri
Memandangi jiwa penuh mimpi
Beralun kata penuh makna
Membuka jalan penuh asa

Segelas ilmu yang tersaji
Seteguk amal yang kunikmati
Sebuhul pesan berbalut kasih
Merajut harap menutup perih

Kadang bibirmu bergetar hebat
Meneriaki ketidaktahuanku yang lambat
Meski lelah ucapmu membimbing
Keputusasaanmu tak bergeming

Wahai insan perajut asa
Meski diri kadang tak kuasa
Memendam amarah mengumbar murka
Namun hati masih terbuka

Wahai insan penyambung mimpi
Berlutut kaki bersimpuh diri
Kebodohanku memohon ampunan
Kebijakanku karena tuntunan

Kini, asaku tegap berdiri
Mimpiku nyata di sisi
Sepuluh jari tangan kususun
Kalimah cintamu telah dihimpun

  • Puisi 9

Bersamamu rekah yang berketayap di puncak malam
Tidak jua ranum di ujung pagi
Namun titis embun masih jua mampu hembuskan harap
Padamu yang masih igaukan fitri

Dalam dekap yang erat di buhul lelap
Langkah kakimu telah pecah di dalam leach
Berkubang segala lantang
Tentang suara yang tak jua pikirkan siang

Bertekak membentuk luka
Bertukak hingga kau tersiksa
Setelah riuh tengkujuh subuh
Kau masih hangat menyeduh tadah

Manis gula di ujung madah
Ada aku diselip dalam ratibmu
Senyummu tetap manis melati di ujung laman
Tingkahmu rentak zapin zaman berzaman
Segalamu adalah pedoman

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved