Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Ikhtiar Diri Jadi Pemimpin yang Adil dan Bermanfaat
Berikut Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Ikhtiar Diri Jadi Pemimpin yang Adil dan Bermanfaat
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, untuk menjadi pemimpin yang adil dan bermanfaat, ikhtiar diri harus dimulai dengan menanamkan karakter kuat seperti jujur, beriman, dan berintegritas, serta mengasah kemampuan esensial seperti komunikasi, mengambil keputusan, dan mendengarkan.
Pemimpin ideal juga harus mampu memberi contoh, peduli pada timnya, berani mengambil risiko yang terukur, dan senantiasa terbuka terhadap ide-ide baru untuk kebaikan bersama.
Berbicara perihal Jumat hari ini, tepatnya di hari Jumat tanggal 21 November 2025, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.
Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.
Khusus untuk khutbah pada Jumat hari ini, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari NU Online untuk tanggal 21 November 2025 bertemakan "Ikhtiar Diri Jadi Pemimpin yang Adil dan Bermanfaat".
Baca juga: Khutbah Jumat 21 November 2025: Beratnya Amanah, Makhluk Sekelas Gunung Pun Enggan Memikulnya
Khutbah 1
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّـدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: لَا خَيْرَ فِيْ كَثِيْرٍ مِّنْ نَّجْوٰىهُمْ اِلَّا مَنْ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوْ مَعْرُوْفٍ اَوْاِصْلَاحٍۢ بَيْنَ النَّاسِۗ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ ابْتِغَاۤءَ مَرْضَاتِ اللّٰهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيْهِ اَجْرًا عَظِيْمًا
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 21 November 2025: Bahayanya Sifat Hasad bagi Peradaban Manusia
Jamaah Salat Jumat yang Dirahmati Allah
Saya mengingatkan diri sendiri dan jamaah yang dirahmati Allah, bahwa ada satu peringatan yang terus diulang-ulang setiap pekan yakni di forum Jumat ini. Yakni pesan untuk terus takwallah. Yakni menjalankan perintah dan menjauhi yang dilarang-Nya.
Dan harus disadari bahwa peringatan yang diulang-ulang setiap pekan itu pertanda sebagai hal yang harus menjadi perhatian. Dengan demikian, kita diingatkan sekaligus diwajibkan untuk terus meningkatkan kualitas takwallah tersebut. Harapannya, semakin hari, kemampuan dan keinginan untuk melaksanakan perintah dan menjauhi yang dilarang agama terus ditingkatkan.
Salah satu kalam ulama yang patut menjadi renungan adalah:
الإِيْمَانُ يَزِيْدُ وَيَنْقُصُ، يَزِيْدُ بِالطَّاعَةِ وَيَنْقُصُ بِالمَعْصِيَةِ
Artinya: Iman itu dinamis, dapat bertambah dan berkurang. Bertambah karena ketaatan kepada Allah dan berkurang karena kemaksiatan.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 21 November 2025: Dosa Paling Besar Setelah Syirik dan Kufur
Hadirin Rahimakumullah
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Artinya: Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. (HR al-Bukhari).
Hadits di atas memberikan penegasan bahwa sejatinya setiap diri adalah seorang pemimpin. Nabi menegaskan bahwa pemimpin bukan hanya mereka yang menjadi presiden, gubernur, wali kota, dan pejabat lainnya. Akan tetapi, seorang pembantu sekalipun, masuk dalam kategori pemimpin dengan bertanggung jawab atas harta majikannya. Hal ini juga berlaku pada bidang pekerjaan apa pun. Misalnya, seorang karyawan pabrik yang sedang mengerjakan bidang tertentu, maka ia menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang dia kerjakan.
Dengan demikian, yang terpenting dalam kepemimpinan pada diri manusia bukan persoalan besar atau kecilnya tanggung jawab yang dipikulnya. Akan tetapi, yang terpenting adalah seberapa kuat ia menjalankan tanggung jawabnya dengan amanah dan adil.
Dalam Al-Quran surah an-Nahl ayat 90, Allah mengingatkan kita:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Cara Hidup Mudah dan Mati Mulia
Hadirin yang Berbahagia
Pada ayat di atas disebutkan tiga perintah dan tiga larangan. Tiga perintah itu ialah berlaku adil, berbuat kebajikan (ihsan), dan berbuat baik kepada kerabat. Sedangkan tiga larangan itu ialah berbuat keji, mungkar, dan permusuhan. Penyimpangan dari keadilan adalah penyimpangan dari sunnah Allah dalam menciptakan alam ini. Hal ini tentulah akan menimbulkan kekacauan dan kegoncangan dalam masyarakat, seperti putusnya hubungan cinta kasih sesama manusia, serta tertanamnya rasa dendam, kebencian, iri, dengki, dan sebagainya dalam hati manusia. Semua yang disebutkan itu akan menimbulkan permusuhan yang menyebabkan kehancuran. Oleh karena itu, agama Islam menegakkan dasar-dasar keadilan untuk memelihara kelangsungan hidup masyarakat.
Dalam Islam, adilnya seorang pemimpin merupakan hal yang sangat penting dan diperhatikan. Mengapa? Karena keadilan pemimpin dapat membawa kemaslahatan bagi masyarakat luas. Maka, tidak heran jika Allah sangat memuji dan menjanjikan balasan kebaikan yang luar biasa bagi pemimpin yang baik, namun juga menjanjikan balasan keburukan bagi pemimpin yang tidak baik.
Hal tersebut sebagaimana hadits Rasulullah:
إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَإِنَّ أَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَشَدَّهُ عَذَابًا إِمَامٌ جَائِرٌ
Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dicintai Allah pada hari kiamat dan paling ‘dekat’ tempat duduknya dari-Nya adalah seorang pemimpin yang adil, sedangkan orang yang paling dibenci Allah pada hari kiamat dan paling keras siksanya adalah seorang pemimpin yang lalim (HR Ahmad).
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad juga menegaskan tentang jaminan naungan Allah di hari kiamat kepada pemimpin yang adil:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ
Artinya: Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat saat tidak ada naungan kecuali dari Allah, di antaranya diberikan kepada imam atau pemimpin yang adil... (HR Al-Bukhari)
Kebijaksanaan pemimpin dalam sejarah Islam dapat kita lihat salah satunya pada diri Umar bin Khattab yang rela berkeliling malam-malam untuk mencari warganya yang tidak bisa makan. Hingga akhirnya, menemukan sebuah gubuk yang di dalamnya ada seorang perempuan janda sedang memasak dan anaknya sedang menangis. Perempuan janda ini tidak tahu bahwa yang datang ke rumahnya adalah khalifah Umar. “Mengapa anakmu menangis?” tanya Umar. “Seharian dia belum makan, dan kini sedang menunggu masakan yang sedang aku masak,” jawab perempuan itu. Namun, alangkah terkejutnya ketika Umar melihat ternyata yang dimasak adalah batu. Perempuan janda ini melakukan itu karena tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak, lantas untuk menghibur anaknya, ia memasak batu agar tertidur.
Dengan nada sinis, perempuan ini berkata: “Sungguh aku menyesal memiliki pemimpin seperti Umar yang tidak peduli terhadap kesusahan warganya.” Sontak Umar kaget mendengar ucapan itu. Secepat mungkin dirinya pergi ke lumbung makanan negara, mengambil sekarung gandum, dan memikul sendiri ke rumah perempuan janda yang sedang kelaparan tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, khalifah Umar kemudian membantu memasak hingga matang dan dimakan oleh perempuan dan anaknya.
Pertanyaannya, mengapa Umar bersusah payah mengangkat gandum sendiri hingga membantu memasak si perempuan janda itu? Karena ia sangat sadar bahwa dosa pemimpin yang tidak adil demikian besar dan dia sendirilah yang akan menanggungnya.
وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰى ۗوَاِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ اِلٰى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَّلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۗ اِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ ۗوَمَنْ تَزَكّٰى فَاِنَّمَا يَتَزَكّٰى لِنَفْسِهٖ ۗوَاِلَى اللّٰهِ الْمَصِيْرُ
Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada (azab) Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali. (QS Fathir: 18).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Dosa Paling Besar Setelah Syirik dan Kufur
Hadirin Rahimakumullah
Semoga kita semua mendapat kekuatan untuk mampu mengemban misi sebagai pemimpin di muka bumi ini dengan baik, amanah, dan adil, setidaknya dapat memimpin diri sendiri agar bisa selamat di dunia dan di akhirat kelak. Amin ya rabbal alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Bahayanya Kepemilikan Sifat Hasad bagi Peradaban Manusia
Khutbah 2
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News
| Naskah Singkat Khutbah Jumat 21 November 2025: Bahayanya Sifat Hasad bagi Peradaban Manusia |
|
|---|
| Naskah Singkat Khutbah Jumat 21 November 2025: Dosa Paling Besar Setelah Syirik dan Kufur |
|
|---|
| Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Cara Hidup Mudah dan Mati Mulia |
|
|---|
| Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Dosa Paling Besar Setelah Syirik dan Kufur |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/salat-jumat-di-masjid-syahidan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.