Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Berhentilah Berbuat Zalim Kepada Siapa Pun Terutama Sesama

Berikut Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Berhentilah Berbuat Zalim kepada Siapa Pun Terutama Sesama

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Jamaah memanjatkan doa seusai mengikuti Salat Jumat perdana di Masjid Al Jabbar, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Berikut Naskah Khutbah Jumat 21 November 2025: Berhentilah Berbuat Zalim kepada Siapa Pun Terutama Sesama 

Sebelum memasuki khutbah ini, tak lupa khatib berwasiat khususnya kepada diri khatib sendiri dan umumnya kepada sidang Jumat sekalian, marilah sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, takwa menjadi tolok ukur kemuliaan di sisi Allah, takwa menjadi perisai yang menghalangi kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang, serta takwa menjadi bekal bagi kita di dunia dalam menghadapi kehidupan kekal di akhirat kelak. Semoga kita digolongkan Allah sebagai hamba-Nya yang taat dan bertakwa. Amin ya Rabbal ‘alamin.   

Hadirin sekalian, sebagaimana ayat yang dikutip dalam muqaddimah di atas, Allah sudah berfirman:

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ﴿وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ﴾،  

Artinya, “Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak,” (QS. Ibrohim [14]: 42).

Melalui ayat di atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk perbuatan dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di hadapan Allah. Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang dilakukan hamba-Nya, termasuk perbuatan zalim.

Terlebih perbuatan zalim bukan saja kepada sesama manusia, tetapi juga kepada diri sendiri dan kepada sesama makhluk. Sementara tingkatan perbuatan zalim itu, ada yang diharapkan akan diampuni oleh Allah, ada yang tidak akan diampuni oleh Allah, dan ada yang ditangguhkan ampunannya oleh Allah. Lebih jelasnya mari kita perhatikan pernyataan yang disampaikan oleh Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.   

Kezaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kezaliman berupa kesyirikan atau menyekutukan Allah. Kezaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.   

Selanjutnya, kezaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.   

Berikutnya, kezaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.   Oleh sebab itu, kita mesti takut melakukan kedzaliman, baik kepada diri sendiri, kepada sesama makhluk, ataupun kepada sesama manusia. Sebab, semuanya akan diperhitungkan dan dipertangungjawabkan di akhirat.   

Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk: kedzaliman seorang hamba yang menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain; (2) kedzaliman yang berupa penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya; (3) kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya.

Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran: 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama  suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu,” (QS. an-Nisa’ [‘4]: 29).  

وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ    

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok),” (QS. al-Hujurat [49]: 11).  

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 November 2025: Siksa Neraka yang Sangat Mengerikan

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved