Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025: Tak Ada yang Lebih Baik dari Menjaga Amanah dan Istiqomah

Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025/ 16 Jumadil Ula: Tak Ada yang Lebih Baik dari Menjaga Amanah dan Istiqomah

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025/ 16 Jumadil Ula: Tak Ada yang Lebih Baik dari Menjaga Amanah dan Istiqomah. Ilustrasi shalat berjamaah. (Pelaksanaan shalat berjamaah di Medan dan sekitarnya yang diselenggarakan pada Jumat, 21 April 2023.(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO) 

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian tetap istikamah, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih." (QS. Al-Ahqaf. Ayat 13)   Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab tafsir Marah Labid jilid 2 halaman 408 menjelaskan ayat tersebut:   

أَيْ ٳِنَّ الَّذِينَ جَمَعُوا بَيْنَ التَّوْحِيْدِ وَالِاسْتِقَامَةِ فِي أُمُوْرِ الدِّينِ فَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ آمِنُونَ مِنَ الْأَهْوَالِ وَزَائِلٌ عَنْهُمْ خَوْفُ الْعِقَابِ   

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang menggabungkan antara tauhid (mengimani Allah sebagai satu-satunya Tuhan) dan istiqamah (konsisten dalam menjalankan ajaran agama, baik yang diperintahkan maupun yang dilarang) dalam urusan-urusan agama, maka mereka pada hari kiamat akan aman dari berbagai ketakutan dan hilang dari mereka rasa takut akan siksaan."   

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Bagian dari ketakwaan yang harus selalu kita jaga dengan sungguh-sungguh adalah sifat amanah, yakni dapat dipercaya. Amanah merupakan sifat yang menjadi fondasi dalam setiap lini kehidupan. Amanah juga merupakan sifat dari hamba-hamba Allah yang terpilih, bahkan menjadi salah satu sifat yang wajib ada bagi diri seorang rasul.    

Terlebih saat ini, krisis moral di seluruh lini kehidupan dan krisis teladan yang sangat mengkhawatirkan, salah satu sebabnya adalah karena seseorang tidak bisa menjaga amanahnya atas seluruh nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepadanya.    

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 7 November 2025: Rezeki Deras Namun Dijanjikan Neraka Bagian dari Istidraj

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui tanggung jawab dari diri kita masing-masing dan menjaga dengan sikap amanah. Sebagaimana kita telah diingatkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW:   

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ   

Artinya: "Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak-suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah, masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)   

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu Khalifah terbaik dalam sejarah Islam. Di tengah badai fitnah kekuasaan pada zamannya, beliau adalah seorang pemimpin yang berdiri teguh dengan amanahnya. Khalifah Umar bin Abdul Aziz, adalah khalifah yang adil dan bijaksana, membawa cahaya keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dengan amanah, beliau menjaga kesederhanaan dan ketakwaannya, beliau menunjukkan bahwa kekuasaan bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk melayani dan memuliakan rakyat.   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025: Kekhawatiran Nabi kepada Umatnya Bila Dilapangkan Rezeki

Menurut Prof Ali Muhammad ash-Shallabi dalam Biografi Umar bin Abdul Aziz (2010), begitu mengetahui kabar penunjukannya, Umar langsung mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un.” Namun, para petinggi dan tokoh Muslim sudah merasa gembira dengan berita ini. Mereka pun tetap meminta Umar untuk melaksanakan amanah kepemimpinan. Akhirnya, lelaki yang gemar menuntut ilmu-ilmu agama itu mau menerima jabatan tersebut.   

Seusai dibaiat, beliau berpidato di hadapan rakyat, “Aku tidak menghendaki jabatan khalifah. Aku tidak pernah diajak musyawarah atas jabatan itu, juga tidak pernah memintanya. Maka cabutlah baiat itu dan pilihlah yang kalian kehendaki.”   

Seketika, massa berteriak, “Sungguh kami memilih engkau, wahai Amirul Mukminin!”   
Merasa tak bisa menghindar lagi, beliau pun menjelaskan caranya dalam memimpin umat, “Taatlah kalian kepadaku selama aku taat kepada Allah. Apabila aku maksiat kepada Allah, maka tidak ada (kewajiban) kalian taat kepadaku.”   
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah  

Usai menyampaikan pidato iftitah, Umar pulang ke rumahnya dengan berwajah muram. Kepada istrinya, beliau menuturkan, “Aku telah diuji Allah dengan jabatan ini dan aku teringat orang-orang yang miskin, ibu-ibu janda, dan mereka yang rezekinya sedikit. Aku pun teringat orang-orang tawanan dan kaum fakir miskin. Kelak mereka akan mendakwaku di akhirat.”   

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved