Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025/ 16 Jumadil Ula: Rasa Malu Patokan Kerusakan Iman
Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025/ 16 Jumadil Ula: Rasa Malu Patokan Kerusakan Iman
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Machmud Mubarok
TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025/ 16 Jumadil Ula dengan judul Rasa Malu Patokan Kerusakan Iman.
Salah satu rukun pada Salat Jumat adalah penyampaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Untuk itu, penting bagi para Khotib agar bisa memperhatikan dengan cermat apa yang disampaikan, agar bisa sampai pada pendengar atau jamaah, dan bisa dicerna serta diamalkan sesuai syarat.
Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025: Kewajiban Suami Menjaga Keluarga dengan Tidak Menyakiti Istri
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang satu tema dengan judul Rasa Malu Patokan Kerusakan Iman.
Pasalnya, merosotnya nilai moral masyarakat dan hilangnya rasa malu seiring semakin canggihnya teknologi.
Fenomena ini bukan hanya mencerminkan melemahnya iman, tetapi juga menjadi penyebab meluasnya kemaksiatan dalam kehidupan sehari-hari.
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ شَهَادَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوقِنِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللّٰهِ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِينُ، أَدَّى الرِّسَالَةَ وَبَلَّغَ الْأَمَانَةَ، فَكَانَ مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللّٰهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّ الْهُدَى وَالرَّحْمَةِ، الْمَبْعُوثِ بِالْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ، خَاتَمِ النَّبِيِّيْنَ وَإِمَامِ الْمُرْشِدِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَأَتْبَاعِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. صَدَقَ اللّٰهُ العَظِيْمُ.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam kesempatan yang mulia ini khatib berwasiat kepada hadirin sekalian terutama untuk diri khatib pribadi agar kita sama-sama menjaga ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala dengan istiqamah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Karena takwa merupakan bekal terbaik untuk menghadap kepada Allah kelak di hari kiamat. Allah Ta'ala berfirman:
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Dalam kesempatan yang mulia ini khatib berwasiat kepada hadirin sekalian terutama untuk diri khatib pribadi agar kita sama-sama menjaga ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala dengan istiqamah menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Karena takwa merupakan bekal terbaik untuk menghadap kepada Allah kelak di hari kiamat. Allah Ta'ala berfirman:
وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
Artinya: "Berbekallah, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat," (QS Al-Baqarah. Ayat 197).
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025: Takutlah Kaya, Jangan Takut Miskin
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Perlu diingat bahwa takwa adalah prinsip kehidupan bagi setiap orang mukmin yang akan menuntunnya mendapat kebahagiaan sejati di sisi Allah Ta'ala. Dan perlu diketahui, takwa bukan hanya tentang menjalan perintah Allah saja, melainkan juga menjauhi segala bentuk larangan-larangan-Nya. Dan menjauhi larangan inilah yang akan menjadi ujian untuk melawan hawa nafsu. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah menyatakan:
اعْلَمْ أنَّ لِلدِّيْنِ شَطْرَيْنِ، أحَدَهُمَا: تَرْكُ المَنَاهِي، والآخَرُ: فِعْلُ الطَاعَاتِ.. وتَرْكُ المَنَاهِي هُوَ الأَشَدُّ؛ فَإِنَّ الطَّاعَاتِ يَقْدِرُ عَلَيْهَا كُلُّ وَاحِدِِ، وتَرْكُ الشَّهَوَاتِ لاَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ إِلاَّ الصِّدِّيْقُوْنَ
Artinya, “Ketahuilah bahwa agama memiliki dua unsur penting: yang pertama adalah meninggalkan segala bentuk larangan, dan yang kedua adalah menjalankan ketaatan. Dan meninggalkan larangan adalah yang paling berat. Sebab, menjalankan perintah mampu dilakukan oleh siapa saja, tetapi meninggalkan syahwat hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mencari ridha Allah.”
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Malu adalah salah satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Jika seseorang tidak memiliki rasa malu, maka mereka dapat melakukan apa saja yang mereka inginkan, tanpa memikirkan konsekuensi atau dampaknya terhadap diri sendiri dan orang lain. Perubahan nilai dan norma sosial, pengaruh media sosial, dan tekanan untuk menjadi "sempurna" di mata publik dapat menjadi faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya rasa malu di kalangan masyarakat.
Banyak orang yang lebih memprioritaskan popularitas dan pengakuan daripada menjaga kesucian dan wibawa diri. Bahkan, berkurangnya rasa malu ini bisa menyebabkan orang berani memamerkan kemaksiatan dan kejahatan.
Oleh karena hal tersebut penting sekali bagi seorang mukmin memiliki sifat malu. Karena dengan sifat malu tersebut ia dapat mengendalikan dan mengelola pribadinya agar tidak terjerumus dalam hawa nafsu yang mendorong pada kemaksiatan atau hal-hal buruk lainnya. Dalam Islam malu dinilai sebagian dari bentuk keimanan. Sebagaimana sabda Baginda nabi Muhammad SAW:
Baca juga: Kumpulan Khutbah Jumat Jumadil Ula Bertemakan Akhlak dan Pengurusan Harta
Artinya: "Iman itu memiliki lebih dari enam puluh cabang, dan malu adalah salah satu cabang dari iman." (Muattafaq alaih) Dalam kesempatan lain beliau nabi juga bersabda:
الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيمَانِ، وَالْإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَالْبَذَاءُ مِنَ الْجَفَاءِ، وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ
Artinya: "Malu adalah bagian dari iman, dan iman tempatnya di surga. Sedangkan perbuatan keji (tidak tahu malu) adalah bagian dari keras kepala (kasar), dan keras kepala (tidak mau menerima dan tidak peduli akan kebenaran) tempatnya di neraka." (HR Ibnu Majah).
Kiranya dua hadits ini cukup untuk kita jadikan pedoman, bahwa rasa malu merupakan sifat yang penting dimiliki pribadi seorang mukmin. Ma'asyiral muslimin rahimakumullah Selanjutnya, Imam Abu Laits As-Samarqandi dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin halaman 478 membagi rasa malu menjadi dua aspek:
الْحَيَاءُ عَلَى وَجْهَيْنِ: حَيَاءٌ فِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ النَّاسِ، وَحَيَاءٌ فِيمَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ اللّٰهِ تَعَالَى، أَمَّا الْحَيَاءُ الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَغُضَّ بَصَرَكَ عَمَّا لَا يَحِلُّ لَكَ، وَأَمَّا الْحَيَاءُ الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَ اللّٰهِ تَعَالَى أَنْ تَعْرِفَ نِعْمَتَهُ فَتَسْتَحِيَ أَنْ تَعْصِيَهُ.
Artinya: "Malu memiliki dua aspek: malu terhadap manusia dan malu terhadap Allah Ta'ala. Adapun malu terhadap manusia adalah dengan kamu menundukkan pandangan dari apa yang tidak halal bagi kamu. Sedangkan malu terhadap Allah Ta'ala adalah mengakui nikmat-Nya, sehingga kamu merasa malu untuk bermaksiat kepada-Nya."
Dua aspek rasa malu ini jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maka akan berdampak positif bagi pribadi seorang mukmin. Sebab, rasa malu yang mencakup dua aspek yakni rasa malu terhadap Allah dan rasa malu terhadap manusia akan membawa orang yang memiliki sifat malu tersebut untuk tidak gegabah dalam bertindak, mau itu sedang dalam keramaian atau dalam kesendirian.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Cara Menjaga Privasi dan Menutup Aib Orang di Era Digital
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang mulia ini, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita diberikan rasa malu yang menuntun kita untuk mengendalikan hawa nafsu kita dari perbuatan tercela, terlebih dari melakukan kemaksiatan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرّٰحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Khutbah Jumat Jumadil Awal
Naskah Khutbah Jumat November
naskah khutbah
Naskah Khutbah Jumat
Naskah Khutbah Jumat Hari Ini
Contoh Naskah Khutbah
Naskah Khutbah Jumat Terbaru
rasa malu
iman
| Naskah Khutbah Jumat 7 November 2025: Takutlah Kaya, Jangan Takut Miskin |
|
|---|
| Kumpulan Khutbah Jumat Jumadil Ula Bertemakan Akhlak dan Pengurusan Harta |
|
|---|
| Teks Khutbah Jumat 31 Oktober 2025, Jumadil Ula: Keisimewaan Hari Jumat yang Sering Terlupakan |
|
|---|
| Naskah Singkat Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Menciptakan Keluarga Harmonis Islami |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Shalat-Berjamaah-atau-salat-berjamaah-atau-solat-berjamaah.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.