TPS Liar Terus Menjamur, Dalam Sehari Sampah di Kota Tasik Tembus 350 Ton

Meskipun sudah mendapat bantuan puluhan dump truk dan tiga armada baru, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya nampaknya masih kewalahan

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/jaenal abidin
TPS LIAR - Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana ketika meninjau langsung TPS liar yang berada di jalan raya Letjen Mashudi, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Selasa (9/9/2025). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 


TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Meskipun sudah mendapat bantuan puluhan dump truk dan tiga armada baru, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya nampaknya masih kewalahan mengatasi volume sampah.

Tercatat setiap harinya volume sampah yang dihasilkan mencapai 350 ton dan diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat.

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah DLH Kota Tasikmalaya Feri Arif Maulana menjelaskan, persoalan sampah tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah saja tapi diperlukan sinergi swasta, dan masyarakat.

Hal ini untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Sampah ini masalah bersama. Pemerintah punya tanggung jawab, tapi tanpa peran serta masyarakat, mustahil persoalan ini bisa diselesaikan secara tuntas,” kata Feri kepada wartawan TribunPriangan.com, Selasa (9/9/2025).

Baca juga: Bersama Warga, Bupati dan Ketua DPRD Pangandaran Turun Langsung Bersihkan Sampah di Pantai Timur

Salah satu yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah di Tasikmalaya yakni minimnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah dari rumah. 

Bahkan, kebanyakan warga masih mencampur sampah organik dan anorganik.

"Padahal sampah itu bisa dikelola dan dimanfaatkan, misalnya bisa untuk maggot atau eco enzim. Untuk yang anorganik bisa ke bank sampah," jelasnya.

Pemkot Tasikmalaya sejauh ini telah mencoba berbagai program untuk mengurangi jumlah sampah, termasuk kampanye Gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), pembangunan bank sampah di lingkungan RW, serta penyuluhan tentang sampah.

"Setiap hari armada kita patroli untuk mengangkut sampah, baik sampah rumahan ataupun di tempat pembuangan sementara (TPS) yang tersebar di berbagai titik," ucap Feri.

Menurutnya, tantangan terbesar DLH saat ini bukan hanya soal teknis pengelolaan, tetapi lebih kepada perubahan perilaku masyarakat. 

Dia menuturkan, masih banyak ditemukan oknum masyarakat yang membuang sampah bukan pada tempatnya, hingga menjamurnya TPS liar di pinggiran jalan.

“Kami libatkan sekolah, mahasiswa, dan komunitas lingkungan lokal. Harapannya, mereka bisa jadi penggerak perubahan di lingkungan masing-masing. Kalau hanya DLH yang bergerak, tidak akan cukup,” ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved