Rencana Tol Geta
Daftar 37 Desa di Kabupaten Garut Bakal Terbabat Tol Geta, Berikut Kabar Terbaru Tol Getaci
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra menjelaskan bahwa proyek Tol Getaci sempat dievaluasi ulang
TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Diprediksi sebanyak 37 desa di tujuh kecamatan Kabupaten Garut akan terbabat pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya (Tol Geta) yang saat ini proses persiapan lelangnya masih berlangsung.
Proyek pembangunan jalan Tol Geta yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini ditargetkan proses lelangnya berlangsung tahun depan.
Sebelumnya proyek ini santer disebut sebagai Proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) yang digadang menjadi jalan tol terpanjang di Indonesia.
Namun seiring waktu, proyek jalan Tol Getaci ada perubahan sesuai dengan progres tahapannya, sehingga proyek ini akan difokuskan dulu pada pengerjaan tol dari Gedebage hingga Tasikmalaya, maka ramai jadi disebut Tol Geta.
Pemerintah menargetkan proyek strategis nasional ini bisa dimulai dan berjalan optimal pada tahun 2026 mendatang.
Baca juga: Dedi Mulyadi Datangi Bina Marga dan Jasa Marga, Bahas Percepatan Tol Jabar, Apa Termasuk Tol Getaci?
Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyatakan, pihaknya berupaya agar proyek tersebut bisa dimulai sesuai target.
"Targetnya sih kalau bisa 2026 ya 2026," ujarnya saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/11/2025), dikutip dari Kompas.com.
Dody mengungkapkan bahwa tantangan utama dalam proyek Tol Getaci adalah proses pembebasan lahan.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa kendala tersebut masih tergolong wajar dan tidak sampai menghambat proyek.
"Proses biasa saja, enggak ada masalah, tapi biasanya sih urusan di lahan," kata Dody.
Sebagai proyek infrastruktur berskala besar, Tol Getaci akan dibangun dengan skema Kontrak Tahun Jamak atau Multi Years Contract (MYC).
Skema ini memungkinkan pembangunan tetap berjalan tanpa terhenti meski terjadi pergantian tahun anggaran.
"Kita enggak mau terlalu buru-buru, karena kalau buru-buru biasanya secara desain kurang bagus juga," jelas Dody.
Ia menegaskan bahwa pemerintah ingin memastikan kualitas pembangunan tetap terjaga dengan baik.
Dievaluasi Ulang
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Rachman Arief Dienaputra menjelaskan bahwa proyek Tol Getaci sempat dievaluasi ulang karena porsi dukungan konstruksi (dukon) dari APBN yang cukup besar.
Skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) membuat proyek ini membutuhkan dukungan finansial dari negara.
"Kemarin saya lapor Pak Menteri, saat ada kebutuhan dukon yang cukup besar itu harus kita evaluasi dulu karena kita alokasinya sekarang sangat terbatas, apakah dimungkinkan dukonnya Rp4 triliun-Rp5 triliun," jelas Rachman Arief di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Ia menambahkan, trase dari Garut hingga Bandung memerlukan biaya besar karena karakter geografisnya yang naik-turun, sehingga membutuhkan teknologi dan investasi tinggi.
Adapun proyek Tol Getaci sempat dimenangkan oleh Konsorsium BUMN-Swasta PT Jasamarga Gedebage Cilacap, yang terdiri dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Daya Mulia Turangga, Gama Group, PT Jasa Sarana, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT PP (Persero) Tbk, dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.
Namun, konsorsium tersebut akhirnya mengundurkan diri akibat restrukturisasi pada salah satu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), sehingga proyek kembali dilelang ulang.
Tahapan dan Skema Awal Pembangunan Tol Getaci
Tol Getaci akan dibangun secara bertahap sesuai dengan segmen atau seksi jalan yang telah ditentukan. Tahap awal akan dimulai dari wilayah Gedebage menuju Tasikmalaya, kemudian dilanjutkan ke Cilacap pada fase berikutnya.
Jalan tol ini terbagi atas empat seksi, antara lain:
- Seksi 1 Junction Gedebage-Garut Utara sepanjang 45,20 Km
- Seksi 2 Garut Utara-Tasikmalaya sepanjang 50,32 Km
- Seksi 3 Tasikmalaya-Patimuan sepanjang 76,78 Km
- Seksi 4 Patimuan-Cilacap sepanjang 34,35 Km
Proyek ini juga direncanakan untuk terkoneksi dengan jaringan jalan tol lain di kawasan Jawa bagian selatan.
Dalam rencana induk, Tol Getaci dapat terhubung hingga Yogyakarta melalui jalur Tol NYIA Kulonprogo - Yogyakarta - Solo. Adapun proyek Tol Gedebage - Ciamis akan menjadi penghubung utama antara jaringan Tol Getaci dengan Tol Yogyakarta.
Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di Jawa Barat berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2020.
Pembangunan ini juga diperkuat dalam Perpres Nomor 87 Tahun 2021 sebagai upaya mempercepat pembangunan kawasan Jawa Barat bagian selatan.
Jika rampung, jalan tol sepanjang 206,65 kilometer ini akan menjadi yang terpanjang di Indonesia, menghubungkan wilayah industri di Bandung Raya hingga kawasan ekonomi dan pertanian di Jawa Tengah bagian selatan.
Infrastruktur ini diharapkan mampu meningkatkan konektivitas antarwilayah, menekan biaya logistik, serta mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.
Daftar Desa di Garut yang Bakal Terbabat Tol Getaci
Sebanyak 37 desa di tujuh kecamatan Kabupaten Garut dipastikan akan terbelah pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya (Tol Geta). Proyek Strategis Nasional (PSN) ini kini memasuki tahap persiapan lelang yang ditargetkan berlangsung tahun depan.
Berikut daftar kecamatan dan desa-nya:
Kecamatan Kadungora
Desa Hegarsari
Desa Talagasari
Desa Mandalasari
Desa Karangmulya
Desa Karangtengah
Kecamatan Leuwigoong
Desa Margacinta
Kecamatan Garut Kota
Kelurahan Sukanegla
Kelurahan Cimuncang
Kelurahan Kota Kulon
Kelurahan Margawati
Kecamatan Leles
Desa Kandangmukti
Desa Leles
Desa Cangkuang
Desa Margaluyu
Desa Sukarame
Kecamatan Karangpawitan
Desa Mekarsari
Kelurahan Lengkongjaya
Desa Jatisari
Kelurahan Karangmulya
Desa Suci
Kelurahan Lebakjaya
Desa Tanjungsari
Desa Lebak Agung
Kecamatan Banyuresmi
Desa Sukakarya
Desa Sukalaksana
Desa Sukamukti
Desa Sukaratu
Desa Pamekarsari
Desa Sukasenang
Kecamatan Cilawu
Desa Ngamplangsari
Desa Ngamplang
Desa Pasanggrahan
Desa Cilawu
Desa Karyamekar
Desa Dayeuhmanggung
Desa Sukatani
Desa Sukamaju
Progres Proyek Besar di Jabar Termasuk Tol Geta
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan proses sosialisasi dan pembebasan lahan untuk tiga proyek tol baru di Jawa Barat terus berjalan. Rencananya, Pemerintah Pusat akan melelang proyek tersebut dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) mulai 2026.
Total ada sebanyak 19 proyek tol KPBU yang dipersiapkan. Dari jumlah tersebut, tiga diantaranya masuk wilayah Provinsi Jawa Barat, yakni Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR), Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) atau yang saat ini akan dipangkas sementara menjadi Tol Gedebage-Tasikmalaya ( Tol Geta), dan Tol Patimban.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jabar, Dedi Mulyadi mengatakan, untuk Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR), belum ada proses pembebasan lahan, hanya nota kesepakatan terbaru antara Kementerian PUPR, Pemprov Jabar dengan Pemkot Bandung tentang pembangunan simpang tidak sebidang.
"Proses penyelesaian kajian pemilihan terase, dan kajian kelayakan itu sudah dilakukan di kuartal satu 2025 ada konsultan dari Bappenas," ujar Dedi, Rabu (17/9/2025).
Dikatakan Dedi, rencananya Pemerintah pusat akan melelang proyek tersebut pada tahun depan dan desainnya proyeksikan 2027 sampai dengan 2029.
"Pembebasan lahan dimulai 2027-2029, konstruksinya di 2028 dan 2029, artinya nanti di 2029 BIUTR ini sudah beroperasi, karena ini cukup panjang," katanya.
"Rencana anggarannya membutuhkan kurang lebih sekitar Rp10 triliun itu progres untuk BIUTR," tambahnya.
Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci), kata Dedi, sebetulnya sudah ditetapkan penentuan lokasinya (Penlok) dan pernah dilelang beberapa kali di 2020 sampai dengan 2024.
"Tingkat peminatnya masih cukup tinggi, karena ini kan jalur tol selatan pertama yang di Jawa Barat atau di Pulau Jawa gitu," ucapnya.
Tol Getaci ini, nantinya akan dibangun empat seksi dari Gedebage ke Garut Utara, kemudian Garut Utara ke Tasikmalaya, Tasikmalaya ke Patimuan, Patimuan ke Cilacap.
"Itu total di empat seksi sepanjang 206Km kurang lebih. Nah, investasi yang dibutuhkan kita kurang lebih sekitar Rp37,4 triliun," ucapnya.
Pembangunan ini akan dilakukan dalam dua tahap, mulai Gedebage sampai Ciamis dan Ciamis - Cilacap.
"Nah, untuk proyeksi pembebasan lahannya, tahap satu Januari 2021 sampai Oktober 2022, tahap dua 2026 sampai 2027. Jadi, tahap satu itu sebenarnya sudah dimulai untuk pembebasan lahannya. Tinggal tahap kedua, diproyeksikan tahun depan sampai 2027," katanya.
"Konstruksinya diselesaikan 2029. Artinya, nanti operasional nya di Juli 2029 sesuai dengan target awal," tambahnya.
Sementara untuk tol akses Patimban, sebetulnya juga sudah berjalan dan tinggal melanjutkan dari tol yang sudah ada akses ke Patimban.
Tol akses Patimban ini, total ada lima paket dan empat diantaranya sudah berjalan mencapai 80 persen, tinggal melanjutkan paket lima yang akan dilaksanakan tahun depan.
"Panjang totalnya ada di 37,7 km, kemudian masih dalam proses pengadaan lahan juga, ini investasinya kurang lebih sekitar Rp8,9 triliun," katanya.
"Total yang sudah dikontrak, kurang lebih sekitar Rp3,8 triliun ya, untuk yang sudah di progres pengadaan lahan dan konstruksinya," tambahnya.
Diharapkan, tol akses Patimban ini dapat diselesaikan sehingga nanti dari tol Cipali bisa langsung ke Patimban.
"Jadi enak tuh, bisa langsung ke pelabuan gitu," ucapnya. (*)
Baca berita menarik TribunPriangan.com lainnya di: Google News
| 28 Desa dan 6 Kecamatan di Kabupaten Bandung Terbelah Tol Geta, Ini Namanya |
|
|---|
| 15 Kelurahan dan 4 Kecamatan di Kota Tasikmalaya Terbelah Tol Geta, Ini Namanya |
|
|---|
| 37 Desa dan 7 Kecamatan di Kabupaten Garut Terbelah Tol Geta, Ini Namanya |
|
|---|
| 17 Desa dan 5 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya Terbelah Tol Geta, Ini Namanya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/Berikut-Daftar-9-Desa-di-Kabupaten-Pangandaran-Jawa-Barat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.