Berita Ciamis Hari Ini
Perpustakaan di Ciamis Harus Bisa Menggeser Ketergantungan Anak Muda pada Gawai dan Media Sosial
Pemerintah Kabupaten Ciamis meluncurkan program penguatan perpustakaan sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi, agar anak muda tidak main gawai terus
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Di tengah derasnya arus digitalisasi yang kerap membawa dampak negatif bagi generasi muda, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) bersama Pemerintah Kabupaten Ciamis meluncurkan program penguatan perpustakaan sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi.
Kegiatan yang digelar di Aula BKPSDM ini diarahkan untuk menjadikan perpustakaan sebagai ruang aman, produktif, dan inspiratif bagi masyarakat, Jumat (12/9/2025).
Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi Perpusnas RI, Dr. Taufiq A. Gani, menyebut perpustakaan harus berevolusi menjadi pusat inovasi.
“Perpustakaan adalah jantung pendidikan. Ia harus lebih dari sekadar tempat menyimpan buku, tapi juga menjadi ruang belajar, berkarya, dan menumbuhkan kreativitas anak-anak,” katanya.
Senada, Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya, menegaskan bahwa penguatan perpustakaan memiliki relevansi besar dengan kondisi sosial masyarakat saat ini.
Baca juga: Hari Buku Sedunia 2024, Perpustakaan BI di Tasikmalaya Dorong Generasi Stroberi Melek Literasi
Baca juga: Ruang Perpustakaan SDN Hegarsari di Tasikmalaya Terbakar, Diduga Ada Unsur Kesengajaan
Ia menyinggung, hingga Agustus 2025, terdapat 50 kasus kekerasan dan pelecehan seksual di Ciamis dengan ratusan korban, sebagian besar anak dan remaja.
"Efek buruk digitalisasi bisa melahirkan masalah jangka panjang. Anak-anak yang jadi korban bisa tumbuh menjadi pelaku jika tidak ada pengawasan. Karena itu, perpustakaan bisa menjadi salah satu benteng untuk mengarahkan anak ke kegiatan positif,” ucapnya.
Herdiat menambahkan, keberadaan perpustakaan di sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi harus benar-benar dimanfaatkan untuk membangun budaya literasi, bukan hanya formalitas.
Tantangan terbesar saat ini adalah bagaimana menggeser ketergantungan anak muda pada gawai dan media sosial menjadi minat membaca serta meneliti.
Melalui program ini, Perpusnas RI dan Pemkab Ciamis menargetkan empat hal utama yakni meningkatkan minat baca, mengarahkan literasi digital ke arah produktif, menjadikan perpustakaan pusat inovasi, serta membentuk generasi cerdas dan berkarakter.
“Kalau perpustakaan dikelola konsisten, ia bisa jadi cahaya yang terus menyala, bukan obor yang sebentar padam. Inilah warisan berharga bagi generasi Ciamis di masa depan,” tutup Herdiat.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.