Namun, kopi hanyalah pemantik, daya tarik utamanya adalah cerita, Bang Gondrong hafal di luar kepala kisah hidup dan karier sang idola mulai dari lagu-lagu, perjalanan musik, hingga peristiwa tragis yang merenggut nyawa Nike Ardilla di usia muda.
Baca juga: Artis Paramitha Rusady hingga Mel Shandy Tampak Hadir Iringi Pemakaman Ibunda Nike Ardila
Ia pun kerap diminta menemani para pengunjung yang ingin ziarah malam hari, hanya bermodalkan senter dan ketulusan.
Meski tidak punya penghasilan tetap, Gondrong tetap bertekad untuk tetap merawat rumah peristirahatan terakhir sang idola.
“Bagi saya, Teh Nike bukan sekadar artis. Dia seperti keluarga. Makanya saya merasa terpanggil untuk menjaga makam ini. Biar kenangan tentang beliau tetap hidup,” tuturnya.
Ia memilih kesunyian dan kesederhanaan, jauh dari hiruk pikuk kota maupun kenyamanan kampung halamannya di Cilacap.
Namun Bang Gondrong tidak mengeluh, ia merasa bahagia, hidupnya mungkin sederhana, tetapi maknanya dalam yaitu menjadi penjaga cinta dan kenangan atas sosok yang sangat berarti bagi jutaan orang.
Kini, makam Nike Ardilla bukan lagi tempat sunyi dan menyeramkan.
Berkat dedikasi Bang Gondrong, tempat itu menjadi ruang batin bagi para penggemar untuk menepi, mengenang, dan berdoa.
Sebuah napak tilas emosional yang dibalut rasa hormat dan cinta.
Dan di balik semua keheningan itu, ada Bang Gondrong, lelaki sederhana yang menjadikan ziarah bukan hanya soal tempat, melainkan pengalaman jiwa.
Ia adalah penjaga kenangan, yang merawat pusara dengan setia agar nyala cinta dari para penggemar Nike Ardilla tak pernah padam.(*)
Baca juga: Milad ke-48 Nike Ardilla Diwarnai Pembacaan Salawat dan Peletakan Batu Pertama Madrasah Nurul Ardila