Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah serta meraih keridhaan dari-Nya, adalah melalui ilmu dan pendidikan. Pendidikan merupakan pilar utama dalam membentuk manusia yang beriman, berakhlakul karimah, dan bermanfaat bagi sesama. Pendidikan tidak hanya transfer ilmu pengetahuan saja, namun juga proses dalam membentuk karakter mulia dalam diri setiap manusia.
Dengan pendidikan yang baik, seseorang tidak hanya bisa meraih kesuksesan dalam urusan dunia, namun juga dapat meraih kesuksesan dan kebahagiaan akhirat kelak. Sebaliknya, tanpa pendidikan yang baik, manusia akan sulit membedakan antara yang benar dan salah. Tanpa pendidikan yang baik pula, manusia akan terjerumus dalam kehancuran moral dan spiritual, sehingga akan menjadi penyebab rusaknya negara dan bangsa, sehingga ia tidak akan meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah, beliau mendidik para sahabat dengan fondasi yang tak ternilai harganya, penuh kelembutan, keteladanan, kasih sayang dan hikmah, baik untuk kemajuan dunia maupun keselamatan akhirat, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi terbaik yang pernah ada. Berkaitan dengan hal ini, Allah swt berfirman dalam Al-Qur'an:
هُوَ الََّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Artinya, "Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS Al-Jumu'ah, [62]: 2).
Ayat di atas merupakan sebuah tahap yang dilakukan oleh Rasulullah dalam mendidik umat menuju kebaikan dan kebenaran. Tahapan-tahapan tersebut adalah dengan menyampaikan wahyu, kemudian penyucian jiwa dari kejelekan dan keburukan, kemudian setelah Masyarakat saat itu sudah memiliki jiwa yang bersih, Nabi mulai mendidik mereka dengan ilmu dan hikmah, sehingga keduanya tertanam dengan mudah di dalam hati mereka. Hal ini sebagaimana penjelasan Syekh Sayyid at-Thanthawi dalam kitab Tafsir al-Wasith, halaman 419, yaitu:
أَوَّلُ مَرَاحِلِ تَبْلِيغِ الرِّسَالَةِ، يَكُونُ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ، ثُمَّ ثَنَّى بِتَزْكِيَةِ النُّفُوسِ مِنَ الْأَرْجَاسِ، ثُمَّ ثَلَّثَ بِتَعْلِيمِ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ لِأَنَّهُمَا يَكُونَانِ بَعْدَ التَّبْلِيغِ وَالتَّزْكِيَةِ لِلنُّفُوسِ
Artinya, "Adapun langkah pertama dalam menyampaikan risalah adalah dengan membacakan Al-Qur'an, kemudian Allah menyusulinya dengan penyucian jiwa dari berbagai kotoran. Setelah itu, Allah mengakhiri dengan mengajarkan Al-Qur'an dan hikmah, karena keduanya hanya bisa sempurna setelah penyampaian risalah dan penyucian jiwa."
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Ayat kedua dalam surat Al-Jumu'ah di atas Allah tutup dengan firman "meskipun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata." Dengan kata lain, sebelum Rasulullah mendidik masyarakat melalui tiga tahap di atas, mereka benar-benar dalam keadaan sesat yang nyata. Dan tentu saja, kita semua tahu bahwa setelah Rasulullah mendidik dan membimbing mereka, tumbuhlah kemudian masyarakat yang religius, menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan kebaikan.
Rasulullah sebagai manusia terbaik yang Allah ciptakan juga diutus sebagai seorang pendidik, sebagaimana disebutkan dalam salah satu haditsnya, yang terekam dalam kitab Sunan Ibnu Majah, jilid I, halaman 111, Rasulullah saw bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
Artinya, "Sesungguhnya aku diutus sebagai seorang pengajar/pendidik." (HR Ibnu Majah).
Oleh sebab itu, pendidikan yang baik akan menjadi penentu kesuksesan di dunia dan akhirat, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah di atas kepada kita semua. Beliau menjadi teladan sempurna bagi kita bagaimana pendidikan bisa mengubah individu dan masyarakat menjadi lebih baik, menjadi lebih sempurna dan koheren.
Ma'asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah Demikian adanya khutbah Jumat, perihal meneladani Rasulullah dalam hal mendidik. Pendidikan yang dicontohkan olehnya, tidak hanya perihal memperoleh ilmu pengetahuan, namun juga menjadi pilar utama dalam membentuk akhlak mulia, dan keimaanan yang kukuh. Semoga menjadi khutbah yang membawa berkah dan manfaat bagi kita semua. Amin ya rabbal alamin.
Khutbah II