TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025/ 6 Sya'ban 1446 Hijriah dengan judul: 2 Berkah Kenikmatan yang Sering Luput dari Mata Manusia.
Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyamapaian Khutbah oleh sang khatib.
Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan.
Sekedar informasi ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.
عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)
Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Murka Allah kepada Mereka yang Pamer Berbuat Dosa
Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang 2 Berkah Kenikmatan yang Sering Luput dari Mata Manusia.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ ِللهِ. اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ
Jamaah Jumat yang Dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Ada banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita, yang menjadikan kita tidak punya alasan untuk tidak patuh kepada-Nya.
Karena dengan nikmat-Nya inilah kita dapat merasakan berbagai kesenangan, ketentraman, serta berbagai kemudahan dalam menjalani hidup ini.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Menyadari Waktu Terus Berlalu dan Usia makin Berkurang
Bahkan Allah mengingatkan kepada kita akan banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada kita, dengan firman-Nya:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لا تُحْصُوها إِنَّ الْإِنْسانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
“Dan jika kalian menghitung nikmat allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitung nya. Dan sesungguh nya manusia itu sangat dzalim dan banyak mengingkari nikmat nya”.(QS. Al-Nahl ayat 18)
Jamaah Jumat yang Dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Dengan firman-Nya ini, kita menjadi tahu bahwa kita tidak akan pernah mampu menghitung nikmat yang diberikan Allah kepada kita.
Dan sudah seharusnya nikmat yang diberikan-Nya menjadikan kita hamba yang senantiasa patuh kepada-Nya dengan cara melaksanakan hal-hal yang diperintahkan serta meninggalkan segala yang dilarang.
Namun pada kenyataannya, tidak sedikit di antara kita bahkan telah menyadari bahwa dirinya telah mendapatkan nikmat yang begitu besar dari Allah.
Akan tetapi adanya nikmat itu tidak mampu menjadikan ia sebagai hamba yang bersyukur serta patuh kepada Allah subhnahu wa ta’ala.
Padahal segala nikmat yang diberikan oleh Allah kepada kita, nanti ketika kita akan kembali kepada Allah pasti akan dimintai pertanggung jawaban.
Sekecil apapun nikmat yang diberikan Allah kepada kita, pasti juga diminta pertanggung jawaban. Dan Allah sudah mengingatkan hal itu dalam surah al-Takatsur ayat 8:
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
“Kemudian kamu pasti akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu gunakan bermegah-megahan pada saat kamu hidup di dunia ini.”
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Teguran Bagi Insan yang Bangga Berbuat Dosa
Jamaah Jumat yang Dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.
Sehubungan dengan nikmat yang begitu besar yang diberikan Allah kepada kita, nabi juga mengingatkan dalam salah satu sabdanya, yang diriwayatkan sahabat Abdullah bin Abbas:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالفَرَاغُ “
“Dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwasannya Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tidak bisa memanfaatkannya. Ialah nikmat sehat dan nikmat luang waktu.” (HR. Al-Bukhari No. 6412)
Jamaah Jumat yang Dirahmati oleh Allah Subhanahu wa ta’ala
Imam Nawawi dalam kitab Riyadu al-Shalihin menjelaskan hadis ini, bahwa banyak orang yang tertipu dengan dua jenis waktu yang telah diberikan kepada mereka, yaitu nikmat kesehatan serta nikmat kesempatan.
Karena banyak manusia walaupun dalam keadaan sehat, namun ia tidak mampu melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah, dan tidak mampu meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.
Jamaah Jumat yang Dirahmati oleh Allah
Kenapa ada dua nikmat yang disebut oleh Rasulullah yang kebanyakan manusia tertipu dengan adanya nikmat tersebut? Nikmat yang pertama nikmat sehat.
Mestinya dalam kondisi sehat, seseorang bisa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dengan baik, karena ia memilki kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah yang tidak dimiliki orang yang sedang sakit.
Seseorang yang sedang tidak dianugerahi nikmat sehat dari Allah, apalagi sakitnya menjadikan ia hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya, maka segala kesempatan untuk beramal baik tidak akan mampu dilaksanakan oleh orang yang sedang sakit seperti ini.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Januari 2025: Bulan Syaban, Momen Mohon Ampunan Allah
Karena ketika ia berkeinginan untuk shalat berjamaah ke masjid ia tidak mampu melaksanakannya, begitu juga ketika ia berkeinginan untuk menghadiri majlis ilmu, ia tidak mampu melaksanakannya karena ia hanya bisa berbaring di atas tempat tidurnya.
Bahkan dalam melaksanakan shalat pun ia hanya bisa berbaring, Tidak seperti kesempatan yang dimiliki oleh orang yang sehat.
Namun pada kenyataannya tidak semua orang yang diberi nikmat sehat ini, kemudian mampu untuk beramal baik yang menjadi bekal ketika ia nanti akan kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka dengan demikian, sebenarnya ia telah tertipu dengan kenikmatan itu. Bahkan dalam keadaan sehat, ia bukan hanya tidak mampu beramal baik, malah justru sebaliknya, keadaan sehat itu malah dipergunakan untuk bermaksiat kepada Allah.
Nikmat yang kedua ialah nikmat luang waktu. Banyak orang yang sedang dalam kondisi sehat, namun ia tidak mampu beramal baik karena disibukkan oleh pekerjaan dunia.
Tetapi banyak juga orang yang mempunyai waktu luang, namun ia tidak bisa memanfaatkan waktu luang ini untuk diisi amal yang bermanfaat bagi dirinya.
Baik manfaat itu kembali pada dirinya pada saat ia masih hidup di dinia ini, maupun manfaat yang akan kembali pada dirinya pada saat ia telah kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 31 Januari 2025: Dua Kunci Utama Keutamaan Doa Seorang Muslim Dikabulkan
Jamaah Jumat yang Dirahmati oleh Allah
Nikmat-nikmat inilah yang seharusnya dimanfaatkan sebaik mungkin selama kita masih hidup di dinia ini, jangan sampai kemudian kita menyesal nanti di akhirat karena tidak mampu memanfaatkan nikmat tersebut dengan berbagai kebaikan.
Sehingga ketika telah kembali kepada Allah baru kita menyadari, bahwa apa yang telah kita kerjakan pada saat hidup di dunia, kesempatan yang begitu banyak, serta kesehatan yang diberikan Allah yang seharus menjadikan kita mampu untuk berbagai amal kebaikan.
Ternyata tidak kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, sehingga digambarkan dalam surah al-Mukminun ayat 99-100:
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ ، لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Demikinlah keadaan orang-orang yang dimasukkan ke dalam neraka, mayoritas mereka adalah orang-orang kafir atau orang yang ketika masa hidupnya tidak mampu menggunakan nikmat yang telah diberikan oleh Allah.
Sebagai kesempatan untuk menjadikan dirinya sebagai hamba yang taat kepada Allah, sehingga apabila telah datang kematian kepada mereka, maka berkata; wahai Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku beramal saleh, agar aku dapat melakukan amal kebaikan yang dulu telah aku tinggalkan.
Maka bagaimana jawaban Allah? Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja, karena perkataan itu tidak bisa menjadikan ia kemudian dikembalikan lagi oleh Allah ke dunia untuk menebus kesempatan yang telah disia-siakan pada masa hidupnya.
Pada waktu itu dijelaskan oleh Allah, sesungguhnya di hadapan mereka ada dinding, yaitu alam barzah yang membatasi orang yang telah meninggal ini untuk bisa kembali ke dunia sampai mereka dibangkitkan pada hari kiamat nanti.
Jamaah Jumat yang Dirahmati oleh Allah
Mudah mudahan ayat ini dapat mengingatkan kita untuk terus memanfaatkan kesempatan yang kita miliki di sisa hidup ini, untuk meningkatkan amal baik agar menjadi bekal kita nanti saat kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala, Aamin yaa rabbal ‘alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ، وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 31 Januari 2025/1 Syaban: Cara Terbaik Mengelola Emosi secara Islami
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News