Segala puji bagi Allah SWT, Dzat pemilik keutamaan dan kebaikan, yang telah memberi nikmat kepada semesta alam, dan yang menyeru manusia menuju Surga darussalam, kampung keselamatan.
Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarganya, sahabatnya, dan siapa saja yang mengikuti jalan beliau yang lurus dan yang mengajak kepada shirathal mustaqim hingga hari kiamat.
Saudara-saudaraku yang berbahagia, bertakwalah kepada Allah SWT semaksimal kemampuan kalian, berpegang teguhlah kalian kepada sunnah Nabi kalian, perbaikilah hubungan di antara kalian dan jagalah persatuan di antara kalian, sebagaimana firman-Nya,
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 4 Oktober 2024: Kejamnya Fitnah Akhir Zaman Jelang Kiamat
Jamaah salat Jumat rahimakumullah,
Sesungguhnya nikmat Allah SWT itu tak terbilang dan tak terhingga, baik itu nikmat lahiriah maupun nikmat batiniah.
Nikmat lahiriyah adalah nikmat Allah yang bisa dilihat oleh panca indera manusia seperti makanan, minuman, kendaraan, perhiasan, keturunan, pangkat.
Nikmat bathiniyah adalah nikmat yang hanya dirasa oleh hati seperti senang, sabar, tawakal, qanaah.
Allah SWT berfirman:
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.” (QS. Luqman: 20)
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
اَلْحَمْدُ للهِ كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ، غَيْرَ مَكْفِيٍّ وَلَا مُوَدَّعٍ وَلَا مُسْتَغْنًى عَنْهُ، رَبَّنَا
Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan mengandung keberkahan di dalamnya, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh Rabb kami.” (HR. Al-Bukhari no. 5037)