Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 26 Juli 2024 Bertemakan Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naskah Khutbah Jumat 26 Juli 2024 Tentang Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Sejarah menunjukkan, fase setelah Masehi, bangsa Arab yang mendiami Makkah tumbuh menjadi negeri yang maju dalam perdagangan. Tetapi akhlak manusia saat itu semakin jauh dari fitrah. Persia dan Romawi yang mengapit Makkah malah lebih buruk daripada itu. Di sini peperangan antar cucu Adam kerap terjadi. Siapa yang kuat dia akan berkuasa dan yang berkuasa akan terus menginjak bawahannya. Allah telah mempersiapkan kehadiran seorang Rasul yang teristimewa, sebagai penyeru terakhir untuk seluruh alam, dialah Rasulullah Muhammad saw.

Perjalanan dakwah yang beliau emban sungguh sangat besar tantangannya. Beliau memikul tanggung jawab yang besar untuk seluruh umat manusia. Nabi Muhammad saw di beri tugas yakni sebagaimana hadits dari Abu Hurairah ra yakni:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi).

Baca juga: Khutbah Jumat 19 Juli 2024: Menuju Kehidupan yang Lebih Baik dengan Berhijrah di Jalan Allah

Allah mempersiapkan Rasulullah menjadi insan yang kamil karena tanggung jawab yang sedemikian besar. Rasulullah memiliki akhlak yang santun dan lembut, berkasih sayang, dan ini hakikat dari akhlak Islam. Allah memberikan pujian langsung kepada Rasulullah melalui firmanNya dalam Surat Al-Qalam ayat 4:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya: ”Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Berbagai rujukan sirah mengabadikan momen indah dan mengharukan tentang akhlaknya Rasulullah, hingga fase hidup di Madinah dan wafatnya Rasulullah. Para sahabatnya mengambil langsung teladan akhlak dari Rasulullah. Ada Sayyidina Abubakar yang bergelar siddiq, karena kejujurannya, ada Umar bin Khattab yang memiliki garis hitam di wajahnya disebabkan seringnya menangis mengingat kematian, ada Sayyidina Utsman yang santun dan pemalu, dan sayyidina Ali yang berani dan memiliki tingkat kasih sayang yang tinggi kepada kaum mukmin.

Allah berfirman:

 لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Telah datang seorang Rasul dari kalanganmu, berat menanggung penderitaanmu, ingin kamu mendapatkan keamanan dan berkasih sayang kepada orang yang beriman.” (QS. At-Taubah; 128).

Baca juga: Naskah Khutbah 19 Juli 2024: Dakwah-dakwah Nabi Musa Kepada Umatnya ketika Muharam

Kaum muslimin yang dirahmati Allah,

Sebagai rujukan utama dalam akhlak, meneladani Rasulullah dalam setiap aspek kehidupan bukanlah suatu yang mustahil, karena Rasul bukan malaikat. Beliau manusia biasa yang di dalam dirinya ada mutiara akhlak yang agung. Beliau senatiasa menangis jika datang firman Allah yang menyebut umat Rasulullah banyak di neraka, lantas beliau memohon kepada Allah agar umatnya banyak di surga.

Rasulullah seorang yang rendah hati, seorang penghulu segala Rasul, dipuji oleh Tuhan, tapi berjalan dimuka bumi tanpa meninggikan kepala. Bahkan ketika Fathul Makkah, beliau menundukkan kepalanya sebagai tanda penghormatan kepada kota Makkah. Rasulullah tidak pernah menyimpan dendam kepada penduduk Makkah yang telah mengusirnya, tidak ada terlintas amarah kepada penduduk Taif yang dulu melempari dirinya tanpa ampun sampai berdarah lututnya. Beliau memaafkan semuanya, dan maaf dalam Islam yang paling hebat itu adalah dengan “fa’fu wasfahu” yakni maafkan dan lupakan semua kesalahan.

Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 159:

Halaman
123