Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Hari Anak Nasional 2024, Mengintip Catatan Data Milik BPS Kota TasikmalayaKota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Untuk diketahui, data-data yang disajikan seluruhnya merupakan data pada 2023 lalu, mengingat data 2024 masih dilakukan penghitungan oleh pihak BPS sendiri.

Bertajuk Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2024, berikut sejumlah data yang dilansir redaksi:

Kota Tasikmalaya memiliki total jumlah penduduk sebanyak 741.760 jiwa dengan kepadatan penduduk sekira 4.050 jiwa per kilometer persegi.

Dari total tersebut, terdapat setidaknya 240,036 jiwa yang berusia di bawah 19 tahun atau yang dikategorikan anak-anak.

Bahkan, anak kelompok umur 0 sampai 4 tahun—atau balita dan batita—merupakan penduduk terbanyak di Kota Tasikmalaya dengan total jumlah sebanyak 63.195 jiwa.

Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM)—yang diartikan sebagai proporsi anak pada suatu kelompok tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan kelompok umurnya—pada 2023, jenjang SD menempati urutan pertama.

APM jenjang SD berada di angka 97,94 persen, jenjang SMP berada di angka 84,71 persen, dan jenjang SMA berada di angka 63,12 persen.

Jika merujuk pada data tersebut, artinya nyaris setengah anak yang berusia pada tingkat SMA di Kota Tasikmalaya tidak bersekolah.

Sementara itu, data BPS Kota Tasikmalaya yang bersumber Dinas Sosial (Dinsos) setempat menyebutkan, pada 2023, jumlah anak terlantar di Kota Santri tersebut sebanyak 3.317 jiwa dan anak jalanan tercatat sebanyak 84 jiwa, dengan catatan, jumlah anak jalanan tersebut digabung dengan data jumlah pengemis dan gelandangan.

Sedang anak yang menjadi korban kekerasan sebanyak 18 jiwa dan anak yang berhadapan dengan hukum sebanyak 25 jiwa.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah yang tercatat pada 2022 lalu.

Akan tetapi, ada perbedaan data yang cukup besar ihwal jumlah anak disabilitas yang ada di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Dinsos Kota Tasikmalaya melalui BPS setempat menyebutkan, bahwa anak dengan kedisabilitasan terdapat sebanyak 386 jiwa.