Kasus Tabungan Murid di Pangandaran

Kasus Tabungan Murid Mandek di Pangandaran, Ervin Curhat Butuh Uang untuk Sekolah Anak ke SMP

Penulis: Padna
Editor: Machmud Mubarok
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KRONOLOGI Mantan Kepsek Gondol Tabungan Rp800 Juta, Wali Murid Murka

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN -Ervin (38), orang tua murid di Pangandaran, bercerita tentang upayanya agar uang tabungan anaknya yang macet di sekolah dasar (SD) segera dikembalikan.

Ervin seorang ayah yang anaknya bernama Alma baru lulus sekolah di SD Negeri 1 Cijulang Kabupaten Pangandaran.

Dia merupakan satu di antara 24 murid dari SD Negeri 1 Cijulang Kabupaten Pangandaran yang uang tabungannya belum dicairkan. 

Sejak kelas 1 sampai kelas 4 SD, Alma dan temannya seperti biasa menyimpan atau menabung uang sisa jajannya di sekolah.

Namun karena kisruh masalah tabungan murid SD di Kabupaten Pangandaran yang mandek, proses belajar menabung di SD itu dihentikan.

"Ketika anak sudah kelas 4, itu tabungan langsung di stop. Kelas 4 akhir itu, sudah ramai diberita terkait masalah tabungan. Itu enggak tahu karena penggelapan atau apalah yang intinya tersendat," ujar Ervin kepada Tribun Jabar melalui WhatsApp, Minggu (16/6/2024) siang.

Baca juga: BREAKING NEWS! Sudah Lulus SD, Tabungan Murid Rp 50 Juta di Pangandaran Belum Dibagikan

Baca juga: Update Kasus Tabungan Murid Miliaran Mandek di Pangandaran, Kuasa Hukum Bawa ke Meja Hijau

Ketika anaknya naik ke kelas 5, waktu itu Ervin  sempat bertanya ke wali kelas terkait apakah uang tabungannya bisa diambil atau tidak.

"Saya bertanya ke guru soal uang tabungan itu, bisa enggak diambil ya minimal Rp 1 juta. Tapi, katanya enggak bisa karena aturanya tidak bisa diambil kalau anak belum sampai kelas 6," ucapnya.

Kalau uang tabungan anaknya mau diambil, lanjut Ia, katanya disuruh untuk langsung menghubungi kepala sekolahnya. 

"Mulai dari situ saya mencoba menghubungi kepala sekolah untuk menanyakan tabungan anak. Tapi katanya gak bisa, uang tabungan dibawanya harus sudah kelas 6," kata Ervin.

Sementara, kini anak Ervin sudah kelas 6 dan sudah dinyatakan lulus SD. Tapi, kebingungan dengan kondisi ekonomi dan berharap uang tabungan anaknya bisa segera cair.

"Anak saya sudah lulus SD dan mau daftar ke SMP, otomatis kan uang tabungan itu mau digunakan untuk melanjutkan anak sekolah ke SMP," ujarnya.

Ervin pun mencoba menagih kembali uang tabungan anaknya ke pihak guru di sekolah bersangkutan. 

"Saya sudah bertanya dan sebelumnya kan janjinya kalau sudah kelas 6. Tapi, kemarin- kemarin mendengar dari total uang tabungan Rp 50 juta lebih, baru ada sekitar Rp 6 juta. Sedangkan uang tabungan anak saya sekitar Rp 5 juta lebih, ini mau gimana," ujar Ervin.

 

 

 

 

Caption Ilustrasi kisruh uang tabungan