Khutbah Jumat

4 Sikap yang Dilarang Saat Mendengarkan Khutbah Jumat, Nomor 2 dan 3 Nyaris Terbiasa Dilakukan

Editor: Dedy Herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mendengarkan Khutbah Jumat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Abdullah bin Busr radhiyallahu ‘anhu bercerita,

Ada seseorang, dia melangkahi pundak-pundak jamaah ketika jumatan. Sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berkhutbah. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang ini,

اجْلِسْ ، فَقَدْ آذَيْتَ

“Duduk!, kamu mengganggu” (HR. Abu Daud 1118, Ibn Majah 1115 dan dishahihkan al-Albani).

Namun larangan ini sebagian ulama menganggap sebagai larangan makruh.

Bagi Imam Malik dan al-Auza'i, larangan ini berlaku jika khatib sudah naik mimbar.

2. Duduk memeluk lutut

Khendak mendengarkan khatib berkhotbah, jemaah duduk mendengarkan khatib.

Saat duduk rupanya ada adab yang perlu dipehatikan, yakni larangan duduk memeluk lutut.

Dari Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

أَن النَبيَ صَلى اللهُ عَليه وَسَلمَ نَهَى عَنْ الْحَبْوَةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang duduk memeluk lutut pada hari ketika imam sedang berkhutbah. (HR. Abu Daud 1112, Turmudzi 516 dan dihasankan al-Albani).

Maksud dari larangan ini karena duduk memeluk lutut dianggap meyerupai bintang.

Selain itu posisi duduk memeluk lutut dihindari agar seseorang terjaga, tidak tertidur.

Ketika menyebutkan hadis ini, an-Nawawi mengutip keterangan al-Khithabi:

Halaman
1234