"Apalagi mungkin menjadi koalisi besar (red: Golkar-PKB-PAN-PKS) 'kan begitu, dan itu segala apapun bisa mungkin terjadi," jelasnya.

Ditanya terkait posisi Kandidat Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya antara partai tersebut, Wahid mengaku dirinya memahami betul bahwa Muhammad Yusuf hendak maju kembali di Pilkada 2024 mendatang.

"Tadi misalkan Pak Yusuf berkeinginan berkehendak (red: menjadi Kandidat Calon Wali Kota), apalagi Pak Yusuf sudah menyampaikan bahwa Pak Yusuf itu ingin maju lagi di Pilkada, itu hal yang wajar, keinginan dari DPD Golkar," tuturnya.

Bahkan, Wahid sempat berkelakar terkait jumlah perolehan suara parlemen di masing-masing partai untuk Pilkada Kota Tasikmalaya 2024.

"Tadi saya sampaikan kelakar, kalau seandainya Pak Yusuf berkehendak dengan PKB, walaupun PKB suaranya lebih besar dibanding Golkar, tapi kalau Golkar sudah melakukan koalisi dengan PAN, itung-itungannya 'kan Golkar-PAN 9 kursi, sedangkan kalau PKB saja, itu 5 kursi, ya kami sadar suaranya lebih kecil, berarti kami (yang mengisi kandidat calon wakilnya)," terang dia.

"Tapi kalau PKB kemudian dengan PKS juga gabung, berarti kami 10 kursi, sedang Golkar dan PAN itu 9 kursi, ya itu mohon dihitung ulang saja," tutupnya sambil bercanda. (*)