Naskah Khutbah Jumat

NASKAH KHUTBAH JUMAT Hari Ini 3 Mei 2024, Bertemakan Memastikan Ikhlas saat Beribadah

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naskah Khutbah Jumat 3 Mei 2024 Bertemakan Memastikan Ikhlas saat Beribadah

Dalam rangka meningkatkan takwa kita kepada Allah, kita perlu melakukan ibadah dengan ikhlas, setulus hati. Tujuan kita diciptakan oleh Allah Subhânau Wa Ta’âlâ tiada lain kecuali untuk beribadah atau mempersembahkan semua gerak tubuh kita sepanjang hidup hanya karena Allah Subhânau Wa Ta’âlâ. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT berikut ini:

   وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: Dan saya tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku. (QS Adz-Dzâriyât: 56) 

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 3 Mei 2024, Bertemakan Sabar Menghadapi Segala Ujian

Bukan berarti selama 24 jam kita hanya boleh menghabiskan waktu untuk shalat dan membaca Al-Quran saja, semisal. Namun sekolah, belajar di pesantren, bekerja mencari nafkah, membantu orang tua, berbaik budi kepada teman, makan, minum dan sejenisnya bisa juga bernilai ibadah tergantung niat kita. Semua itu merupakan bagian dari ibadah, persisnya ibadah ghairu mahdlah.  

Ibadah baik mahdlah maupun ghairu mahdlah, masing-masing membutuhkan niat yang ikhlas, murni karena Allah. Jika tidak mampu ikhlas secara penuh, seseorang hanya akan diberi pahala dengan presentase sebesar mana ikhlasnya.

Jika persentase ikhlas seseorang dalam hati hanya sebesar 40 persen, selebihnya dia berniat bukan karena Allah—untuk tujuan supaya mendapatkan materi, misalnya—niscaya ia hanya akan mendapatkan balasan dari 40 persen niatnya tersebut. Artinya kadar balasan keikhlasan seseorang bergantung pada persentase ikhlasnya dalam hati. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Shahih Bukhari yang pertama kali disebut, riwayat dari Sayyidina Umar bin Khattab Radliyallâhu Anh:

    إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Artinya: Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang tergantung atas apa yang ia niatkan. 

Abdurrahman bin Abdussalam ash-Shafûriy dalam kitabnya Nuzhatul Majâlis mengisahkan petuah Syekh Ma’ruf al-Karkhi sebagai berikut:

    وَقَالَ مَعْرُوفْ الْكَرْخِي مَنْ عَمِلَ لِلثَّوَابِ فَهُوَ مِنَ التُّجَّارِ

Artinya: Barang siapa beramal supaya dapat pahala, maka ia bagaikan orang yang sedang berdagang.

Maksudnya, yang bersangkutan beramal dengan angan-angan mendapatkan keuntungan itu seolah-olah seperti sedang tukar-menukar, yakni amal dengan pahala.

 

   وَمَنْ عَمِلَ خَوْفاً مِنَ النَّارِ فَهُوَ مِنَ الْعَبِيْدِ

Artinya: Barang siapa melakukan sebuah tindakan karena takut neraka, ia termasuk hamba Allah.

Halaman
1234