Artinya: Kunci surga adalah bersaksi Tiada Tuhan Selain Allah. (HR. Ahmad).
Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki dalam kitabnya berjudul Hukmu Tarikis Shalati ‘Amadan Hatta Yakhruja Waktuha (1982:15) memberikan penjelasan terkait dengan hadits di atas sebagai berikut:
فَاِنَّ الشَّهَادَةَ أَصْلُ اْلمِفْتَاحِ
Artiya: Sesungguhnya bersaksi (bahwa tiada Tuhan selain Allah) merupakan fondasi kunci.
Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah menjadi dasar pertama apakah seseorang akan dapat masuk surga atau tidak. Tanpa amal batiniah yang disebut tauhid ini semua amal kebaikan manusia tidak ada artinya dalam kaitannya dengan keselamatan di akhirat. Ia tidak akan masuk surga karena surga hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang bersaksi dengan sepenuh keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan satu-satunya. Jadi iman tauhid merupakan fondasi dari semua amal manusia.
Sedemikian penting syahadat atau kesaksian seperti itu hingga Rasulullah saw bersabda:
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا الله دَخَلَ اْلجَنَّةَ
Artinya: Barang siapa mati sedang ia percaya Tiada Tuhan selain Allah, maka masuklah ia ke dalam surga. (HR. Muslim).
Memang sedemikian penting syadat tauhid tersebut dalam kaitannya dengan surga. Kita dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dengan mengucapkan kalimat tersebut agar kita memiliki fondasi kunci utama surga. Beberapa hadits juga menununjukkan barang siapa di akhir hayat mengucapkan kalimat tersebut dengan meyakini sepenuhnya bahwa tiada Tuhan selalin Allah, maka itu pertanda bahwa ia akan menemapti surga dalam hidupnya di akhirat kelak.
Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024: Perkuat Ibadah Sunnah untuk Syawal yang Maksimal
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Kedua, menegakkan shalat. Rasulullah saw bersabda:
مِفْتَاحُ اْلجَنَّةِ اَلصّلَاةُ
Artinya: Kunci surga adalah menegakkan shalat, (Dari Jabir bin Abdillah RA).
Shalat adalah kunci utama kedua setelah syahadat. Ia merupakan amal lahiriah sekaligus merupakan perwujudan iman kepada Allah saw. Dr. Muhammad Taqiyuddin al-Hilali as-Subki selanjutnya memberikan penjelasan tentang hubungan shalat dengan syahadat sebagai berikut:
وَالصَّلَاةُ وَبَقِيَّةُ اْلاَرْكَانِ اَسْنَانُهُ الَّتِيْ لاَ يَحْصُلُ اْلفَتْحُ اِلَّا بِهَا