Mutu Medis dan Keramahan Pegawai RSUD Sumedang Dihujat Warganet, DPRD Respons Begini

Penulis: Kiki Andriana
Editor: ferri amiril
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kematian Ibu dan Bayi di Sumedang Capai 115 Kasus Sepanjang 2023

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang jadi sasaran hujatan warga di internet lantaran pelayanan lembaga tersebut yang dinilai buruk. 

Bukan soal mutu medisnya. Namun soal hospitalitas atau keramahan para pegawai di tempat tersebut terhadap pasien dan keluarga pasien. 

Keluhan-keluhan dari warga internet itu banjir sebagai buntut dari kasus meninggalnya ibu dan jabang bayinya lantaran pelayanan yang diduga tidak mengindahkan kondisi pasien. 

Mamay Maida (30) dan bayinya meninggal dunia saat persalinan di RSUD Sumedang pada Minggu (1/10/2023). Mamay terus mendapatkan cairan induksi, meski keluarga ingin Mamay dicaesar atau vakum. 

Hujatan dan keluhan itu disebut Anggota Komisi I DPRD Sumedang, drg. Rahmat Juliadi sebagai rahasia umum bahwa pelayanan RSUD tersebut perlu evaluasi. 

"Kan jadinya menghujat. Ya, kalau hal itu jadi rahasia umum, banyak masyarakat merasakan pelayanan di lembaga milik pemerintah tidak ramah, meski tidak semuanya," kata Rahmat kepada TribunJabar.id, Kamis (5/10/2023). 

Baca juga: Soal Ibu dan Bayi Meninggal di RSUD, DPRD Sumedang Sebut Komunikasi Buruk

Dia lalu membandingkan logika pelayanan dengan rumah sakit swasta. Jika rumah sakit swasta tidak ramah pelayanannya, maka risikonya pasien tidak balik lagi untuk berobat di tempat itu. Maka mau atau tidak, pelayanan harus ramah. 

Di rumah sakit milik pemerintah, pelayanan yang ramah adalah kewajiban. Sebabnya, mulai dari dokter hingga perawat, sudah digaji oleh pemerintah dengan tentu saja menggunakan uang rakyat. 

"Kewajiban memberikan pelayanan. Dokter, perawat sudah digaji, tapi pelayanan tidak prima," 

"Bukan hanya di teknis medisnya, tapi pelayanan sejak awal, keramah-tamahan, itu bagian dari mutu pelayanan," kata Rahmat. 

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menejelaskan fungsi bagian Hubungan Masyarakat (Humas) yang sesungguhnya. Yakni, kemampuan berkomunikasi dengan baik kepada pasien. 

"Itu fungsi humas, dokter, dan perawat. Harus punya skil komunikasi yang baik," katanya. 

Rahmat mengatakan dalam kasus tersebut, banyak hal yang seharusnya dilakukan oleh RSUD Sumedang, namun tidak dilakukan. 

Akibatnya, keluarga pasien merasa ada kelalaian yang dilakukan oleh dokter, bidan, dan perawat di rumah sakit milik pemerintah tersebut. 

Keluarga Mamay Maida meminta agar perempuan itu ditangani dengan operasi caesar atau vakum. tetapi oleh RSUD Sumedang, yang bersangkutan malah terus diberikan cairan induksi. Setelah Mamay lemas tak bertenaga, tindakan baru akan dilakukan. Mamay keburu meninggal dunia.(*)