Kesehatan

Dikira Hanya Karena Maag Ternyata Ada Penyakit Lain Begini Cara Bedakan Sakit Perut Bagian Atas

Banyak yang Salah Artikan Sakit Perut Bagian Atas Hanya Karena Maagh, Ternyata Penyakit Lain, Begini Cara Bedakannya

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunMedan.com
CARA BEDAKAN SAKIT PERUT - Banyak yang Salah Artikan Sakit Perut Bagian Atas Hanya Karena Maagh, Ternyata Penyakit Lain, Begini Cara Bedakannya. Ilustrasi sakit perut (TribunMedan.com) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Komika sekaligus presenter terkenal, Mpok Alpa dikabarkan meninggal dunia, Jumat (15/8/2025).

Kabar mengenai berpulangnya wanita dengan nama asli Nina Carolina yang mulai eksis di dunia entertainment di tahun 2018 tersebut belum dijelaskan secara spesifik.

Namun jika dilihat pada riwayat operasi yang pernah dijalani beberapa tahun, sang komika diduga mengidap Kanker Kolorektal, yang bermula dari Usus Buntu Akut.

Pasalnya, dalam beberapa kesempatan, dirinya mengeluhkan sakit di bagan perut sebelah kanan. 

Dan dari serangkaian pemeriksaan, dokter mendiagnosis Mpok Alpa terkena usus buntu.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Appendicitis Akut, Pemicu Kanker yang Diderita Komedian Mpok Alpa Sebelum Meniggal

Ia pun sebelumnya mengaku beberapa tahun lalu sempat pernah menjalani dan dirawat di rumah sakit, karena didiagnosis mengalami Appendicitis.

Dari sakit tersebut awalnya dia mengira sakitnya tersebut hanyalah maag biasa, dikarenakan saat dipencet perut sebelah kanan (sakit), dan untuk memastikan sakitnya tersebut, Mpok Alpa menjalani tes darah.

Hasilnya dokter mendiagnosis komedian tersebut postif Appendicitis Akut.

MPOK ALPHA MENINGGAL - Apa Itu Penyakit Appendicitis Akut, Sakit Kronis yang Diderita Komedian Mpok Alpa Sebelum Meniggal. (Kolase TribunPriangan.com)
MPOK ALPHA MENINGGAL - Apa Itu Penyakit Appendicitis Akut, Pemicu Kanker yang Diderita Komedian Mpok Alpa Sebelum Meniggal. (Kolase TribunPriangan.com) (Kolase TribunPriangan.com)

Mengutip TribunHealth.com dari channel YouTube KompasTV bersama Dr. Aris Ramdhani, Dokter spesialis bedah, Rabu (11/11/2020) lalu, menjelaskan jika Appendicitis adalah radang usus buntu.

Baca juga: Bocah Asal Ciamis yang Diduga Gizi Buruk Ternyata Menderita Usus Buntu, Kini Sudah Dioperasi

Sesuai dengan namanya, usus adalah bagian kecil yang buntu di dekat usus besar.

Ukuran usus buntu normalnya sangat kecil, jika terjadi peradangan pada usus buntu maka ukurannya akan membesar seukuran ibu jari.

Usus buntu yang tersumbat, sehingga menyebabkan peradangan, bisa menyebabkan sumbatannya, yang dimulai dengan pembesaran getah bening di sekitar usus buntu.

Serta karena adanya kotoran yang mengeras sehingga masuk kedalam usus buntu, sehingga menimbulkan penyumbatan.

Didalam dunia medis biasanya disebut dengan Appendicolite atau Vecolipe.

Baca juga: Kisah Perjalanan Komedian Mpok Alpa Hingga Pernah Dibiayai Persalinan Oleh Raffi Ahmad

Dimana pada keadaan atau kondisi awal, appendicitis yang baru pertama kali terjadi secara tiba-tiba atau appendicitis akut.

Saat pasien datang ke IGD, dan pasien sangat kesakitan maka akan diberikan antibiotik dan anti nyeri.

Biasanya pasien akan merasakan bahwa gejala mulai meringan.

Apabila gejala menghilang, akan menjadi radang yang kronik.

Didalam penelitian serangan nyeri pada pasien bisa timbul lagi kurang lebih selama 3 bulan dan harus dioperasi.

Pada orang dewasa, umumnya dikarenakan penyumbatan kotoran yang mengeras sehingga sumbatannya akan tetap ada.

Oleh karena itu sangat disarankan untuk operasi.

Baca juga: Innalillahi, Mpok Alpa Meninggal Dunia, Sembunyikan Penyakit Kanker Selama 3 Tahun

Namun tidak sedikit dari masyarakat yang acap kali salah mengartikan simbol atau alaram rasa sakit.

Ilustrasi sakit perut (TribunMedan.com)
Ilustrasi sakit perut (TribunMedan.com) (TribunMedan.com)

Pasalnya, banyak orang keliru menganggap nyeri perut bagian atas hanya sebagai maag (gastritis atau dispepsia) karena gejalanya sering mirip, padahal bisa juga menandakan penyakit lain yang lebih serius.

Ini dikarenakan gejala umum yang dirasakan seperti Nyeri, perih, panas di perut atas, mual, kembung, cepat kenyang, tersebut sangat berkaitan dengan penyakit lambung.

Hal ini diperkuat dengan Kebiasaan mengira sendiri, yang langsung menghubungkan rasa perih dengan asam lambung naik, tanpa pemeriksaan medis.

Selain itu, kurangnya kesadaran bahwa nyeri perut atas bisa berasal dari organ selain lambung.

Cara Bedakan Sakit Perut Bagian Atas

1. Perhatikan Lokasi & Arah Penyebaran Nyeri

Perhatikan letak sakit intens yang diderita, sebab letak organ yang bedekatan memungkinkan penderita salah mengartikan atau mendiagnosis secara mandiri.

  • Tengah atas (ulu hati) kemungkinan mengidap : Maag, GERD, tukak lambung, pankreatitis, dengan ciri khas Maag → nyeri saat lapar; GERD → nyeri + rasa terbakar di dada)
  • Kanan atas kemungkinan mengidap : Batu empedu, hepatitis, radang hati dengan ciri khas Nyeri setelah makan berlemak, bisa tembus ke punggung/ bahu kanan.
  • Kiri atas kemungkinan mengidap : Masalah limpa, gas berlebih, serangan jantung dengan ciri khas Nyeri tembus dada kiri, disertai sesak → segera ke IGD.
  • Menjalar ke punggung kemungkinan mengidap: Pankreatitis, batu empedu dengan ciri khas Nyeri konstan, tak hilang meski istirahat.

2. Lihat Hubungan dengan Waktu Makan

  • Cara selanjutnya adalah dengan menganalisis sistem kerja pencernaan.
  • Maag / Tukak Lambung biasanya Nyeri muncul saat perut kosong atau beberapa jam setelah makan, reda setelah makan.
  • Batu Empedu → Nyeri hebat 30 menit–1 jam setelah makan makanan berlemak.
  • Pankreatitis → Nyeri muncul mendadak, terus-menerus, sering setelah makan besar atau minum alkohol.
  • GERD → Nyeri terbakar saat berbaring/tidur setelah makan.

3. Amati Gejala Penyerta

  • Amati juga gejala lain yang ikut menyertai seperti:
  • Rasa asam di mulut, sendawa berlebih : GERD, dispepsia fungsional
  • Demam, mata & kulit kuning: Hepatitis, batu empedu
  • Muntah darah / BAB hitam: Tukak lambung, perdarahan saluran cerna
  • Nyeri dada + keringat dingin: Serangan jantung
  • Berat badan turun tanpa sebab: Kanker lambung, penyakit kronis

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved