Perayaan HUT ke 80 RI
Bendera Merah Putih Raksasa Dibentangkan di Jembatan Perjuangan, Anak Pejuang Tasik Ingin Ada Museum
Menyambut HUT ke-80 RI, bendera merah putih raksasa berukuran 10 x 4 meter dibentangkan di Jembatan Perjuangan Karang Resik
Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin
TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Menyambut HUT ke-80 RI, bendera merah putih raksasa berukuran 10 x 4 meter dibentangkan di Jembatan Perjuangan Karang Resik, Kelurahan Sukamanah, Kota Tasikmalaya, Minggu (10/8/2025).
Pembentangan Bendera Merah Putih yang digelar FKPAT, TCC, dan Republik Aer itu, untuk menyemarakkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, sekaligus mengenang jasa pahlawan yang bertempur pada Agresi Militer Belanda II, 7 Agustus 1947 di jembatan bersejarah tersebut.
Dua orang personel dari perwakilan mahasiswa pecinta alam dan tim pegiat Tasikmalaya Caving Community (TCC) melakukan pemanjatan Jembatan Perjuangan Karang Resik menggunakan simpul prusik untuk membentangkan bendera merah putih berukuran raksasa 10 meter x 4 meter.
Perwakilan Republik Aer, Harniwan Obech, menyampaikan bahwa pembentangan bendera ini sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa para pahlawan.
“Kami ingin menghidupkan kembali memori perjuangan di Jembatan Karang Resik, saat pasukan dan rakyat bahu-membahu mempertahankan kemerdekaan dari tentara Belanda. Momen ini bukan hanya sejarah Tasikmalaya, tapi bagian dari sejarah Indonesia,” ungkap Harniwan kepada wartawan TribunPriangan.com, Minggu (10/8/2025).
Baca juga: Anak Pejuang Tasikmalaya Sebut Patung Perjuangan di Karang Resik Tak Terawat, Ingin Ada Museum
Jembatan Karang Resik bukanlah sekadar infrastruktur penghubung antara Tasikmalaya dan Ciamis. Pada 10 Agustus 1947, lokasi ini menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara Tentara Divisi Siliwangi bersama masyarakat melawan konvoi tentara Belanda.
Belanda yang berusaha masuk ke Tasikmalaya terpaksa mundur karena jembatan dihancurkan oleh pejuang, membuat pasukan musuh tak mampu menembus pertahanan. Peristiwa ini memperlihatkan kecerdikan strategi perang gerilya dan keteguhan hati rakyat.
Baca juga: Bhayangkara Open Road Race 2025 di Ciamis Meriahkan Hari Bhayangkara ke-79 dan Sambut HUT ke-80 RI
Baca juga: 1.000 Bendera Merah Putih Dipasang di Sawah Tasik hingga Bentuk Lorong Merah Putih Sepanjang 100 M
Menurut catatan sejarah lokal, pertempuran Karang Resik adalah salah satu titik penting dalam mempertahankan kemerdekaan di Priangan Timur. Strategi memutus akses logistik dan mobilitas Belanda berhasil menahan laju agresi militer mereka.
"Pembentangan bendera merah putih di Jembatan Perjuangan Karang Resik ada makanya, yakni perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan di medan tempur, tetapi juga dalam bentuk menjaga persatuan, kemandirian, dan cinta tanah air di masa kini," jelasnya.
Senada dikatakan Ketua FKPAT Miftah Rizky. Ia menegaskan, generasi muda harus mengenal sejarah lokal agar tidak tercerabut dari akar perjuangannya.
“Kita bisa saja maju secara teknologi, tapi semangat gotong royong dan keberanian seperti tahun 1947 harus tetap kita warisi,” kata pria yang disapa Babol.
Sementara itu, tokoh Sukamanah Tasikmalaya, Abah Idi Suhara, mengungkapkan, Tasikmalaya dikenal sebagai salah satu daerah di Jawa Barat yang aktif menggelar peringatan hari-hari penting sejarah nasional.
Selain Karang Resik, beberapa titik lain seperti Monumen Perjuangan Rakyat dan Tugu Adipura juga kerap menjadi lokasi kegiatan memperingati kemerdekaan.
Gelaran ini menurutnya menjadi momen untuk lebih menggemakan pengibaran bendera merah putih dalam menjelang Hari Kemerdekaan Indonesia.
"Mari kita gemakan mana simbol bendera merah putih menjadi identitas dan perekat bangsa, bukan hanya di tanggal 17 Agustus, tetapi dalam setiap momen yang meneguhkan cinta tanah air," kata Abah Idi. (*)
Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News
Ingin ada museum
Tokoh Sukamanah Kota Tasikmalaya meminta Pemkot Tasikmalaya, untuk membangunkan museum perjuangan di kawasan Karang Resik.
Hal ini diungkapkan saat pemasangan bendera merah putih di jembatan perjuangan Karang Resik, pada Minggu (10/8/2025).
"Harapan saya kepada pemerintah ingin dibangunkan museum, karena Tasikmalaya tak punya museum. Padahal di sini ada saksi sejarah dan ini sejarah nasional bukan daerah," ungkap Idi Suhara kepada wartawan TribunPriangan.com.

Alasannya ingin didirikan museum, karena ini keberhasilan Kodam III ketika menggempur pasukan Belanda di jembatan buntung pada tahun 1947.
"Kami juga minta tolong diperhatikan kepada pemerintah, karena di sana ada patung perjuangan yang tidak terawat, dan ingin ada museum perjuangan talaga puputan Karang Resik," harapnya.
Pria yang disapa Abah Idi mengungkapkan, sebagai anak pelaku sejarah tentunya keberadaan jembatan perjuangan ini bisa dikenal untuk generasi muda sekarang.
Bahwa terdapat nilai sejarah yang harus diketahui oleh publik dan bisa dirawat dengan baik.
"Saya sebagai anak pelaku sejarah bapak Entoy Tohari yang berjuang dengan pasukan, supaya bisa dikenang dan bisa dibakar semangat ke generasi muda karena kemerdekaan tidak diraih dengan cuma-cuma tapi dibayar dengan darah dan air mata," pungkasnya.
Makanya ia bersama pencinta alam Kota Tasikmalaya melakukan upacara dan pemasangan bendera merah putih di Talaga puputan Karang Resik ini.
"Di sini bisa disebut sasak buntung karena sudah tidak ada lantainya. Karena tahun 1947 terjadi pertempuran sengit divisi II dengan Belanda mengarah ke Tasikmalaya niat merebut bandar udara dengan harapan di agresi itu Priangan bisa terjajah," tuturnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.