Anak Pejuang Tasikmalaya Sebut Patung Perjuangan di Karang Resik Tak Terawat, Ingin Ada Museum

okoh Sukamanah Kota Tasikmalaya meminta Pemkot Tasikmalaya, untuk membangunkan museum perjuangan di kawasan Karang Resik

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/jaenal abidin
PENINGGALAN SEJARAH - Tokoh Sukamanah Kota Tasikmalaya Idi Suhara meminta perhatian Pemkot Tasikmalaya terhadap tugu perjuangan di kawasan Karang Resik saat pemasangan bendera merah putih, Minggu (10/8/2025). 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 


TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Tokoh Sukamanah Kota Tasikmalaya meminta Pemkot Tasikmalaya, untuk membangunkan museum perjuangan di kawasan Karang Resik

Hal ini diungkapkan saat pemasangan bendera merah putih di jembatan perjuangan Karang Resik, pada Minggu (10/8/2025).

"Harapan saya kepada pemerintah ingin dibangunkan museum, karena Tasikmalaya tak punya museum. Padahal di sini ada saksi sejarah dan ini sejarah nasional bukan daerah," ungkap Idi Suhara kepada wartawan TribunPriangan.com, 

Alasannya ingin didirikan museum, karena ini keberhasilan Kodam III ketika menggempur pasukan Belanda di jembatan buntung pada tahun 1947.

"Kami juga minta tolong diperhatikan kepada pemerintah, karena di sana ada patung perjuangan yang tidak terawat, dan ingin ada museum perjuangan talaga puputan Karang Resik," harapnya.

Pria yang disapa Abah Idi mengungkapkan, sebagai anak pelaku sejarah tentunya keberadaan jembatan perjuangan ini bisa dikenal untuk generasi muda sekarang.

Bahwa terdapat nilai sejarah yang harus diketahui oleh publik dan bisa dirawat dengan baik.

"Saya sebagai anak pelaku sejarah bapak Entoy Tohari yang berjuang dengan pasukan, supaya bisa dikenang dan bisa dibakar semangat ke generasi muda karena kemerdekaan tidak diraih dengan cuma-cuma tapi dibayar dengan darah dan air mata," pungkasnya.

Makanya ia bersama pencinta alam Kota Tasikmalaya melakukan upacara dan pemasangan bendera merah putih di Talaga puputan Karang Resik ini.

"Di sini bisa disebut sasak buntung karena sudah tidak ada lantainya. Karena tahun 1947 terjadi pertempuran sengit divisi II dengan Belanda mengarah ke Tasikmalaya niat merebut bandar udara dengan harapan di agresi itu Priangan bisa terjajah," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved