Naskah Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Memetik Hikmah Baik dari Kisah Qarun di Jaman Dulu
Berikut Naskah Singkat Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Memetik Hikmah Baik dari Kisah Qarun di Jaman Dulu
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Dedy Herdiana
Artinya: “Bertakawalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya hal itu dapat menghapusnya. Bergaullah dengan sesama manusia dengan akhlak yang baik’,” (HR At-Tirmidzi)
Baca juga: Teks Sunda Khutbah Jumat 1 Agustus 2025/7 Safar 1447 H: Ngaraksa Sholat Sareng Ngama’murkeun Masjid
Ma’asyiral muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah,
Dua pertiga Al-Qur'an berisi kisah-kisah umat terdahulu untuk menjadi iktibar bagi umat kemudian. Ada kisah yang sangat terkenal, yaitu kisah Qarun, seorang yang dianugerahi nikmat kemudian menjaid kufur. Allah swt berfirman:
إِنَّ قارُونَ كانَ مِنْ قَوْمِ مُوسى فَبَغى عَلَيْهِمْ وَآتَيْناهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفاتِحَهُ لَتَنُوأُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ
Artinya: "Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat." (QS. Al-Qashash: 76)
Awalnya ia adalah pengikut Nabiyullah Musa, tidak ada harta apalagi kekuatan. Selanjutnya Allah membukakan pintu rezeki kepadanya berupa harta yang melimpah. Dalam ayat ini, Allah mengingatkan kita betapa kemudian Qarun memisahkan diri dari pengikut Musa. Redaksi ayatnya kemudian memposisikan ia sejajar bersama Firaun dan Hamman. Allah swt berfirman:
وَقَارُونَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ ۖ وَلَقَدْ جَاءَهُمْ مُوسَىٰ بِالْبَيِّنَاتِ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانُوا سَابِقِينَ
Artinya: "Dan sesungguhnya Musa telah datang kepada mereka (Qarun, Firaun, dan Haman) dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi mereka berlaku sombong di muka bumi, maka tidaklah mereka luput dari kehancuran'' (QS Al 'Ankabut: 39).
Selanjutnya Qarun pasca menjadi kaya berubah total 180 derajat. Kawan-kawan dekatnya ia jauhi, bahkan ia sudah melupakan Nabiyullah Musa as. Ia telah menjadi hamba yang tidak lagi bersyukur akan nikmat Allah swt. Allah swt berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيددٌ
Artinya: ''Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'' (QS Ibrahim: 7).
Al-Qur'an ingin supaya kita semua belajar dari kisah Qarun, seorang yang Allah anugerahi nikmat kemudian lupa akan semua. Kecongkakannya telah membinasakan dirinya dan menjadi semena-mena kepada yang lemah. Padahal sifat ini bisa membahayakan dan menjatuhkan seseorang ke jurang kehancuran. Bahkan kemudian, Qarun menjual dirinya kepada penguasa yang bernama Firaun, agar membantu kekuasaan Firaun dengan hartanya. Begitu lezat ia berbuat zalim dan sombong sampai kemudian tibalah masanya Allah menghancurkan dia dan seluruh hartanya dalam sekejap. Allah swt berfirman:
فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ فَمَا كَانَ لَهُ مِنْ فِئَةٍ يَنْصُرُونَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَمَا كَانَ مِنَ الْمُنْتَصِرِينَ
Artinya: "Maka Kami benamkanlah Qarun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (diri),” (QS. Al-Qashash: 81).
Kisah Qarun menjadi iktibar kepada umat Islam saat ini, adakah diri kita berubah sesudah Allah memberi nikmat yang luas, berupa kekayaan, kekuasaan, istri dan anak?. Apakah kita masih tetap sebagai seorang yang dulunya rajin beribadah, mencium tangan orang tua, bertemu dan menyapa sahabat-sahabat seperjuangan, ataukah kita saat ini tak lagi mempraktikkan laku itu?. Maka jangan-jangan sifat Qarun sudah bersemayam dalam hati kita. Naudzubillah min dzalik Betapa banyak sekarang fenomena perceraian, di mana seorang suami berubah sikapnya manakala harta dan kuasanya bertambah. Ia lupa diri dengan berselingkuh, ia lupa jika keberhasilannya juga atas dorongan dan dukungan sang istri. Terjadilah konflik rumah tangga yang berakhir dengan kehancuran dan air mata.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: 5 Tipe Kecenderungan Anak dalam Al-Quran
Naskah Khutbah Jumat
khutbah Jumat
Salat Jumat
Memetik Hikmah Baik dari Kisah Qarun di Jaman Dulu
Sayyidul Ayyam
Teks Khutbah Jumat
Naskah Singkat Khutbah Jumat 1 Agustus 2025/7 Safar 1447 H: Iman, Islam, dan Perdamaian |
![]() |
---|
Teks Sunda Khutbah Jumat 1 Agustus 2025/7 Safar 1447 H: Ngaraksa Sholat Sareng Ngama’murkeun Masjid |
![]() |
---|
Naskah Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: 5 Tipe Kecenderungan Anak dalam Al-Quran |
![]() |
---|
Naskah Singkat Khutbah Jumat 1 Agustus 2025: Surga Bagimu yang Menahan Amarah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.