Orang Tua Siswi SLBN A Padjadjaran Sebut Pengusiran Terhadap Anaknya dari Asrama Tidak Manusiawi

Saat kembali ke Asrama, tiba-tiba kondisi kamar sudah berantakan dan barang-barang anaknya sudah dikemasi oleh petugas dari Dinsos Jabar. 

Editor: Dedy Herdiana
Tangkapan Layar Video
SISWI SLBN DIUSIR - Dua siswi SLBN A Wiyataguna Padjajaran diusir dari asrama Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, di Jalan Amir Machmud, Kota Cimahi, Rabu (23/7/2025). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Nazmi Abdurahman

TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Asep Sudrajat (52) menyebut pengusiran terhadap anaknya, oleh petugas Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat sangat tidak manusiawi.

Asep merupakan salah satu orang tua siswi yang terusir dari Asrama di Pusat Layanan Sosial Griya Harapan Difabel (PPSGHD) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Jalan Jendral Amir Machmud, Kota Cimahi.

Dikatakan Asep, pengusiran dilakukan saat anaknya sedang sekolah di SLBN A Wiyataguna Padjajaran. 

Saat kembali ke Asrama, tiba-tiba kondisi kamar sudah berantakan dan barang-barang anaknya sudah dikemasi oleh petugas dari Dinsos Jabar

"Dinas sosial sangat tidak manusiawi lah menurut saya. Soalnya kan anaknya lagi sekolah ya. Terus pulang ke asrama kok barang-barangnya dikeluarin gitu," ujar Asep, Rabu (23/7/2025).

Baca juga: 2 Siswi SLBN A Wiyataguna Padjadjaran Diusir dari Asrama PPSGHD Dinsos Jabar 

Pemberitahuan kepada para orang tua pun dilakukan hanya melalui sekolah. Asep saat itu langsung datang ke lokasi dan mengambil beberapa barang yang sudah dikeluarkan PPSGHD, Dinsos Provinsi Jabar. 

"Enggak ada pemberitahuan Sebelumnya. saya sore ada pemberitahuan dari sekolah anak harus diambil. Diambil katanya. hari ini atau besok, sekarang juga harus diambil," ucapnya. 

Asep mengaku tidak tahu apa alasan pengusiran tersebut. Sebab, dirinya tidak mendapat penjelasan apapun dari pihak Dinsos Jabar

"Barangnya ada pas saya jemput ke sekolah. Sudah semua barang-barangnya yang di asrama itu sudah ada di luar asrama. Makanya saya itu tanya, ini yang ngambil siapa sebenarnya?," katanya. 

"Yang yang yang ngeluar-ngeluarin barang dari asrama itu siapa dari pihak mana? Tanpa ada pemberitahuan. Anaknya sedang berpendidikan di sana kan di asrama itu kan positif ya," tambahnya. 

Asep beralasan jika anaknya lebih aman dititipkan di Asrama karena lebih terjaga pergaulan dan pendidikannya. Apalagi, anaknya sudah tiga tahun tinggal di asrama tersebut.

"Makanya anak saya ke asrama itu ada pengajiannya, makannya diatur, anaknya kan disabilitas lah gitu. Ada kekurangan gitu kan. Kalau di rumah tidak terpantau, karena saya harus kerja," katanya.
 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved