Off Road di Cikuray Garut Tuai Protes, Hobi Tong Ngarusak Alam

Viral salah satu kawasan Gunung Cikuray rusak akibat aktivitas Off Road oleh salah satu komunitas mobil perwakilan Garut

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: ferri amiril
istimewa
VIRAL - Viral salah satu kawasan Gunung Cikuray rusak akibat aktivitas Off Road oleh salah satu komunitas mobil perwakilan Garut 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Garut, Sidqi Al Ghifari 


TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Viral salah satu kawasan Gunung Cikuray rusak akibat aktivitas Off Road oleh salah satu komunitas mobil perwakilan Garut. 

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (12/7/2025) di Blok Pasirkiara, Desa Sukamurni, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Berkah Tani Desa Sukamurni Hendra Anggara.

"Titik yang rusak adalah wilayah yang akan dijadikan wilayah konservasi karena di sana terdapat habitat hewan langka merak hijau," ujarnya kepada awak media di Garut, Senin (14/7/2025).

Ia menuturkan, akibat aktivitas off-road di kawasan hutan Perhutanan Sosial tersebut, menurut Hendra, terdapat sejumlah pelanggaran yang dilakukan. 

Beberapa di antaranya meliputi pembukaan lahan tanpa izin, penebangan pohon secara ilegal, serta dampak kerusakan lingkungan seperti hilangnya tutupan vegetasi alami, terganggunya keanekaragaman hayati, rusaknya sumber air bersih milik warga.

"Updatenya hari ini kami meminta yang bersangkutan mengklarifikasi secara terbuka. Ini harus ada efek jera kami juga sudah mempersiapkan laporan," jelasnya.

Thoriq (35) salah satu warga Cilawu Garut menyayangkan aktivitas tak bertanggungjawab wilayah hutan itu. Apalagi menurutnya Gunung Cikuray merupakan gunung sakral bagi masyarakat Garut yang dijaga kelestariannya.

"Itu gunung tertinggi di Garut, dijaga betul-betul. Sekarang malah dirusak, kalau hobi ya harusnya tong (jangan) ngerusak alam. Hobi mewah harus paham juga aturan," ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kesadaran dari para pelaku aktivitas off-road agar tidak semena-mena terhadap alam yang selama ini menjadi penyangga kehidupan masyarakat sekitar.

"Jangan sampai gara-gara kesenangan segelintir orang, warga yang tinggal di bawah kaki gunung harus menanggung dampaknya. Air bersih bisa terganggu, tanah jadi longsor, itu risikonya nyata," kata dia.

Ia berharap aparat penegak hukum, termasuk kepolisian dan pihak Perhutani, segera melakukan penyelidikan serius serta memberikan sanksi tegas kepada para pelaku yang terlibat.

"Kalau dibiarkan terus, nanti jadi kebiasaan. Harus ada efek jera supaya mereka mikir dua kali sebelum merusak hutan," tambah Thoriq.

Tribun telah mencoba menghubungi pihak panitia kegiatan tersebut yang diketahui diinisiasi oleh Indonesia Off-Road Federation (IOF).

Kontak ke pihak panitia dilakukan pada Sabtu (12/7/2025) pukul 17.41 WIB melalui WhatsApp. Hingga kini pihak tersebut belum memberikan pernyataan resmi atas kejadian kerusakan di hutan Cikuray.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved