Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Islam Melarang Tindakan Kekerasan pada Anak

Berikut Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Islam Melarang Tindakan Kekerasan pada Anak

TribunPriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jamaah usai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Syahidan, Balekota Tasikmalaya, Jumat (31/1/2025). Berikut Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025: Islam Melarang Tindakan Kekerasan pada Anak 

TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, dalam Islam sendiri menyiksa anak sangatlah dilarang. 

Meskipun ada hadits yang membahas tentang memukul anak untuk tujuan pendidikan, hal ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak boleh berlebihan, dan tidak boleh pada bagian tubuh yang sensitif seperti wajah. 

Islam menekankan pentingnya kasih sayang, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam mendidik anak. 

Berbicara perihal Jumat lusa nanti, tepatnya di hari Jumat tanggal 11 Juli 2025, kita selaku laki-laki beragama muslim akan melaksanakan ibadah Salat Jumat.

Hari Jumat yang merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari pun diyakini oleh kaum muslimin sebagai hari yang penuh keberkahan.

Khusus untuk khutbah pada Jumat lusa nanti, berikut merupakan naskah khutbah Jumat yang sudah TribunPriangan.com lansir dari NU Online untuk tanggal 11 Juli 2025 bertemakan "Islam Melarang Tindakan Kekerasan ada Anak".

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025/16 Muharram 1447 H: Sabar Dalam Menghadapi Berbagai Ujian Hidup

Khutbah 1

أَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ. اَللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا.

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ, فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: إِن يَمۡسَسۡكُمۡ قَرۡحٞ فَقَدۡ مَسَّ ٱلۡقَوۡمَ قَرۡحٞ مِّثۡلُهُۥۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025/ 16 Muharram 1447 H: Hadapi Berbagai Ujian Hidup dengan Ketakwaan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Puji dan syukur kita ucapkan pada Allah yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan pada kita semua. Selanjutnya, selaku khatib sudah menjadi kewajiban pada kami, untuk mengajak kita bersama, khususnya diri khatib pribadi, agar kita senantiasa meningkatkan sekaligus mempertahankan rasa iman dan ketakwaan pada Allah. Hanya iman dan takwa hidup akan bahagia dunia dan akhirat.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025/16 Muharram 1447 H: Pentingnya Kejujuran dalam Menjalani Hidup

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Belakangan, anak-anak kerap kali menjadi korban kekerasan, baik itu kekerasan fisik, psikis, dan juga kekerasan seksual. Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak [KPPPA] tercatat ada 9.645 kasus yang terjadi sepanjang Januari sampai 28 Mei 2023. Sedangkan kasus kekerasan seksual pada anak dan perempuan ada sekitar 4.280 kasus di Indonesia sepanjang 2023.

Kekerasan pada anak merupakan isu yang kompleks dan terjadi dalam lintasan sejarah, dari berbagai budaya, bangsa, dan agama, termasuk dalam Islam. Dalam Islam, larangan melakukan kekerasan pada anak diakui sebagai prinsip fundamental yang berakar dalam ajaran Islam. Sejatinya, penting untuk memahami bahwa Islam adalah agama yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan kedamaian. Dalam pelbagai ayat dalam Al-Quran serta hadits-hadits Nabi Muhammad memberikan panduan tentang perlakuan terhadap anak-anak.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Juli 2025/16 Muharram 1447 H: Hadapi Berbagai Ujian Hidup dengan Ketakwaan

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Salah satu ayat yang menggarisbawahi pentingnya perlakuan baik terhadap anak adalah dalam Surat Al-Isra (17) ayat 31, Allah berfirman;

 وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا

Artinya: "Janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan (juga) kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka itu adalah suatu dosa yang besar."

Di sisi lain, ada juga hadits yang bersumber dari Rasulullah yang mengajarkan untuk melindungi dan menjaga hak-hak anak-anak. Pesan ini menunjukkan pentingnya memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan kepada anak-anak. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Nabi bersabda:

 أَكْرِمُوْا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوْا آدَابَهُمْ

Artinya: "Muliakanlah anak-anakmu, perbaikilah adab mereka"

Baca juga: 5 Teks Terbaru Khutbah Jumat Bulan Muharram 2025 Bertemakan Tentang Amalan Persiapan Kematian

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Larangan keras melakukan kekerasan fisik pada anak-anak ditegaskan dalam Islam. Nabi Muhammad melarang keras pemukulan atau penganiayaan terhadap anak. Dalam buku Hak dan Perlindungan Anak dalam Islam, yang disusun oleh Universitas Al Azhar dan UNICEF, halaman 94, dijelaskan Islam agama yang menghapuskan kekerasan dan kezaliman pada anak, terutama anak perempuan. Untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi perempuan, Islam kemudian mengharamkan pembunuhan pada bayi perempuan, dan menjamin kehidupan yang damai dan tentram untuk mereka.

Lebih jauh, Islam juga menetapkan hak-hak yang adil dan perlakuan yang benar-benar setara bagi anak. Islam datang dengan tuntunan yang jelas, meratakan jalan bagi kebenaran dan keadilan, serta membangun landasan pembaruan di berbagai bidang, baik individu maupun keluarga, baik di level kehidupan bermasyarakat maupun berbangsa. Islam mengangkat derajat anak, terutama perempuan, yang selama bertahun-tahun, dijadikan sebagai obyek yang tidak setara.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Sedikit Manusia yang Hiasi Kematiannya dengan Amal Saleh

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Terkait maraknya kasus pelecehan Seksual terhadap anak, Mufti Dar Ifta Mesir, Dr. Syauqi Ibrahim Allam, dalam Mā Hukmi ad Dīn fī At Taharusyi al Jinsi bil Athfāli, menyatakan bahwa tindakan pelecehan seksual terhadap termasuk dalam golongan dosa besar. Perbuatan bejat itu, pelakunya layak dihukum berat, karena imbasnya akan membekas bagi korban. Ia berkata;

فإن التحرُّش الجنسي بالأطفال كبيرةٌ من كبائر الذنوب تنأى عنها كل الفطر السويَّة، وانتهاكٌ صارخٌ للقيم الإنسانية في المجتمع، فهو قتلٌ للطفولة، وانتهاكٌ للبراءة، وهو -إلى كونه فعلًا فاحشًا- غدرٌ وخيانةٌ؛ لأن الصغير لا يَعِي ولا يَفهَم ما يَقعُ عليه، كما أنَّ أهل الصغير لا يَتَحَرَّزُون مِن تَركِهِ مع الكبار؛ لأن الأصل أنه غير مُشتَهًى،

Artinya: "Pelecehan seksual terhadap anak-anak adalah salah satu dosa besar yang dijauhi oleh semua fitrah manusia normal, dan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat, maka karena pembunuhan terhadap masa kanak-kanak dan menghancurkan bagi kesucian anak; dan itu adalah tindakan bejat, tipu daya, dan khianat. Pasalnya, si anak itu tidak sadar dan tidak mengerti apa yang terjadi padanya, seperti halnya orang tua dari anak kecil itu tidak waspada meninggalkannya bersama orang dewasa; Karena aslinya tidak diinginkan."

Selanjutnya, sebagai orang tua, sudah menjadi tugas utama dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak. Ini dilakukan dengan kasih sayang dan keteladanan yang baik. Hal ini dicontohkan Rasulullah, ketika hidup Nabi memiliki anak dan cucu yang Nabi didik dengan penuh cinta dan kasih sayang. Dalam riwayat diceritakan, Nabi tidak pernah memarahi mereka, tidak membentak, pun tidak melakukan kekerasan pada cucunya, Hasan dan Husein.

Rasulullah memperlakukan mereka selayaknya anak-anak. Nabi membina budi dan pekerti mereka, dengan kelembutan dan kasih sayang. Nabi Muhammad memosisikan diri sebagai anak-anak, agar ia bisa mendidik dan memberikan kasih pada mereka. Tujuannya agar ada kesamaan dan kesesuaian. Nabi bersabda;

 من كان عنده صبي فليتصآب

Artinya: "Barang siapa memiliki anak, maka dia harus bersikap kepadanya seperti anak-anak."

Pun jika ada kebutuhan untuk memberikan hukuman kepada anak, Islam menganjurkan agar hukuman tersebut beradab dan proporsional. Seyogianya, orang tua memberikan batasan dan aturan yang jelas membantu anak memahami konsep tanggung jawab dan disiplin. Namun, aturan haruslah realistis dan adil. Libatkan anak dalam proses penentuan aturan sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap perilaku mereka sendiri. Ingatlah untuk memberikan penjelasan mengapa aturan tersebut diberlakukan.

Dalam Islam, larangan melakukan kekerasan pada anak adalah bagian integral dari ajaran agama yang berfokus pada kasih sayang, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Islam juga, mendorong orangtua dan masyarakat secara umum untuk memperlakukan anak-anak dengan penuh perhatian, pengertian, dan kasih sayang. Kekerasan fisik dan penganiayaan terhadap anak-anak bertentangan dengan ajaran Islam yang mengutamakan kedamaian dan perlakuan manusiawi.

 

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ، فَاعْتَبِرُوْا يَآ أُوْلِى اْلأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.!

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Bahaya Judi Online, Pembawa Kehancuran

Khutbah 2

الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَمَّا بَعْدُ .فَيَآأَيُّهَاالمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . قَالَ اللهُ تَعَالَى:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved