Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Bahaya Menggunjing di Media Sosial

Berikut disajikan contoh Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Bahaya Menggunjing di Media Sosial

Tribunpriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jamaah saat mendengar khutbah Jumat di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Jumat (21/2/2025). Berikut disajikan contoh Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025: Bahaya Menggunjing di Media Sosial. 

Apakah yang dimaksud dengan ghibah? Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Tahukah kalian apakah ghibah itu? Para sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Baginda Nabi bersabda:   

 ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ      

Artinya: Ghibah adalah ketika engkau menyebut saudara (muslim)mu dengan sesuatu yang tidak ia sukai.    

Ditanyakan kepada baginda Nabi: Wahai Rasulullah, jika pada saudaraku itu memang terdapat apa yang aku katakan? Nabi menjawab: 
   
إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَد اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)      

Artinya: Jika padanya terdapat apa yang engkau katakan maka engkau telah melakukan ghibah kepadanya, dan jika tidak terdapat padanya apa yang engkau katakan maka engkau telah melakukan buhtan kepadanya. (HR Muslim).

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025/9 Muharram 1447 H: Menjadikan Muharram Pemacu Ibadah dan Laku Baik

Buhtan adalah menuduh seseorang dengan sesuatu yang tidak ada padanya. Buhtan lebih besar dosanya daripada ghibah karena buhtan mengandung unsur kebohongan.      

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Menggunjing keburukan orang lain, dalam ayat yang kami baca di awal khutbah, diserupakan dengan memakan daging saudara sesama muslim yang telah meninggal. Bagi siapa pun, hal itu tentulah sangat menjijikkan. Begitu pula dengan ghibah, semestinya kita juga sangat jijik untuk melakukannya.   

Jadi, ghibah adalah membicarakan saudara sesama muslim yang masih hidup atau sudah meninggal, kecil maupun dewasa, mengenai keburukan yang ada padanya, yang tidak ia sukai seandainya ia mendengarnya. Baik keburukan yang dibicarakan itu terkait dengan fisik, nasab (asal usul keturunan), pakaian, rumah, atau perilakunya. Hal itu seperti ucapan: si anak pendek, kurang adab, pakaiannya kotor, kalah dan takut sama istrinya, dan kalimat lain yang serupa, yang diketahui bahwa orang yang dibicarakan tidak suka akan hal itu seandainya ia mendengarnya.      

Jamaah Shalat Jumat yang Berbahagia 

Apakah ghibah termasuk dosa besar atau dosa kecil? Hukumnya dirinci sebagai berikut. Jika ghibah dilakukan terhadap orang yang shaleh dan bertakwa, maka tergolong dosa besar. Sedangkan ghibah terhadap selain orang yang bertakwa, maka tidak dikatakan secara mutlak sebagai dosa besar. Akan tetapi jika seorang muslim yang fasiq digunjing keburukannya hingga batas yang berlebihan, maka hal itu termasuk dosa besar. Seperti berlebihan dalam menyebutkan keburukan-keburukannya hanya untuk kesenangan mengobrol saja. Dengan makna inilah dipahami hadits riwayat Abu Dawud dari Sa’id bin Zaid bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:    

إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا اسْتِطَالَةَ الرَّجُلِ فِي عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقٍّ (رَوَاهُ أَبُو دَاود)      

Artinya: Sungguh termasuk dosa yang serupa dengan riba yang paling parah adalah ketika seseorang berlebihan dalam menodai kehormatan seorang muslim tanpa hak. (HR Abu Dawud)   Istithalah atau berlebihan dalam menodai kehormatan seorang muslim ini termasuk salah satu dosa terbesar, karena Nabi mengategorikannya sebagai ‘Salah satu riba yang paling parah’.      

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025/9 Muharram 1447 H: 2 Amalan yang Sangat Dianjurkan di Bulan Muharram

Dalam hadits Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah menceritakan: Ketika aku dibawa Mi’raj, aku melewati sekelompok orang yang berkuku tembaga sedang mencakar-cakar muka dan dada mereka. Lalu aku bertanya: Siapakah mereka itu, Wahai Jibril? Jibril menjawab: Mereka adalah orang-orang yang menggunjing keburukan dan menista kehormatan orang lain. (HR Abu Dawud).      

Jamaah yang Dirahmati Allah 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved